Mohon tunggu...
Veranita
Veranita Mohon Tunggu... Lainnya - karyawan Swasta

saya adalah orang yang suka mempelajari hal baru, kreatif dan bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan kepada saya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hierarki Ilmu Menurut Filosofis Al-Farabi

18 November 2022   12:12 Diperbarui: 18 November 2022   12:25 2179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Nama aslinya Abu Nasr Muhammad Bin Muhammad Bin Lharkhan ibn Uzalagh Al Farabi, lahir dikota wesij tahun 259/872, selisih satu tahun setelah wafatya filosog muslim pertama yaitu al-Kindi. Ayahnya dari Iran menikah dengan wanita Turki kemudian ia menjadi perwira Turki. Atas dasar itulah al-Farabi dinasabkan sebagai orang Turki. Karir pemikiran filsafatnya dalam menjembatani pemikiran Yunani dan Islam terutama dalam ilmu logika (manthiq) dan filsafat sangant gemilang, sehingga gelar sebagai guru kedua layak disematkan.

Psikologi Al-Farabi dalam Hubungannya dengan Hierrki Ilmu

1. Gagasan Kesatuan dan Hierarki Ilmu

                 Gagasan ide paling mendasar berkaitan dengan epistemologi tradisional Al-Farabi adalah gagasan kesatuan dan hierarki ilmu. Hubungannya mendalam antara gagasan ini epistemologi tradisional dapat diungkapkan dalam dua pengertian. Pertama, gagasan itu adalah hasil berakar pada wahyu Islam dari ajaran-ajaran Al-Quran dan Hadits.

                 Penyelidikan tradisional terhadap epistemologi. Kedua, gagasan tersebut merupakan basis bagi penyelidikan itu. Pengertian pertama benar, karena gagasan ini dihasilkan  dari penerapan doktrin tauhid (Kesatuan Prinsip Ilahi) pada seluruh wilayah kecerdasan (inteligensi) manusia dan aktivitasnya dalam berpikir serta mengetahui. Dengan oerkataan lain, kita berhadapan dengan hierarki panca indra dan kekuatan-kekuatan untuk mengetahui dalam diri subjek yang diketahui manusia dan dalam dunia wujud yang diketahui ataupun yang dapat diketahui. 

                Gagasan hierrki ilmu menurut Al-Farabi, berakar pada sifat hal-hal atau benda-benda,karena ilmu merupakan satu kesatuan. Gagasan keasatuan dan hierarki ilmu juga dapat dianggap sebagai dasar bagi epistemologi tradisional. Ini berlaku dalam suatu masyarakat yang masih terkait erat dengan wahyu, seperti masyarakt saat al-Farabi hidup dan berpikir. Pada masa itu gagasan hierarki realitas masih hidup dan subur. Berkat  sistem pengajaran wahyu Allah yang tepat, gagasan tersebut diterima sebagai suatu kebenaran filosofis aksiomatik ini merupakan bukti bahwa gagasan hierarki.

 2. Dasar-dasar Hierarki Ilmu

                 Bicara mengenai hierarki ilmu sama saja dengan bicara tentang alasan mengapa satu ilmu diberi peringkat lebih tinggi atau lebih diutamakan daripada ilmu-ilmu lainnya. Al-Farabi meneyitir tiga kriteria yang menyusun hierarki ilmu.

a. Kemuliaan materi subjek (syaraf al-maudhu'), berasal dari prinsip fundamental ontologi, yaitu bahwa dunia wujud tersusun secara hierarkis. Karena itu, dapat kita katakan kriteria pertama berfungsi untuk menetapkan dasar ontologis hierarki ilmu.

b. Kedalaman bukti-bukti (istiqsha' al-barahin), Didasarkan atas pandangan tentang sistematika pernyataan kebenaran dalam berbagai ilmu yang ditandai oleh perbedaan derajat kejelasan dan keyakinan.

c. Besarnya manfaat ('izham al-jadwa), dari ilmu yang bersangkutan, didasarkan pada fakta bahwa kebutuhan praktis dan spiritual yang berkaitan dengan aspek kehendak jiwa juga tersusun secara hierarkis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun