Mohon tunggu...
Fiksiana

Menyelami Dunia Ubur-Ubur Lembur

22 Februari 2018   18:14 Diperbarui: 22 Februari 2018   18:22 9263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"'Mau nanya, Bang,' kata dia. 'Boleh, nggak?'

 'Tergantung,' tanya gue. 'Kalau kamu nanya PR Matematikamu, ya, aku nggak bisa jawab. Yang aku tahu paling luas lingkaran itu 22/7 dikali jari manis apa kelingking gitu. Lupa.'

'Bukan, bukan mau nanya PR,' kata dia, menanggapi serius. 'Aku mau nanya Bang, gimana, sih, caranya jadi artis?'" (hlm. 170) 

"'Kamu duduk dulu aja sini,' kata gue kepada si anak SMP. Dia mengangguk lalu duduk di samping gue. Dia terlihat canggung. Gue bertanya, 'Nama kamu siapa?'

Matanya melotot, terbuka lebar.Mungkin senang karena gue tanya namanya, atau dia hendak kesurupan. Dia menjawab 'Iman.'

'Iman.' Gue menatap matanya, tajam. 'Emang kenapa mau jadi artis?'

'Kenapa, ya?' jawab Imam, bingung. 'Soalnya enak aja gitu.'

'Enak aja gitu gimana? Duren juga enak aja gitu,' kata gue.

'Ya maksudnya orang orang suka.'" (hlm.171-172)

Dari kutipan percakapan antara Radit dan Iman menjadi satu contoh nyata bahwa khalayak umum tentu saja mengangap menjadi artis itu menyenangkan, namun jika dibandingkan dengan kutipan tentang kesepian Prilly sebelumnya, tentu saja ada ketidaksinambungan diantara apa yang dipikirkan Imam dan yang dirasakan Prilly.

Dalam novelnya kali ini, Raditya Dika mengambil sudut pandang tentang kisah-kisah remeh, dan menemukan sesuatu di dalam keremehan itu untuk ditertawakan dan dipikirkan bersama. Dia menjadi pemeran utama dan penulis yang sangat apik dalam menyampaikan setiap pesan kepada para pembaca. Tulisannya yang sangat mudah untuk diilustrasikan juga setiap percakapan yang sangat lekat dan sangat mudah untuk dibayangkan bagaimana seorang Raditya Dika melafalkan kata demi katanya, membuat pembaca larut ke dalam setiap cerita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun