kala itu kabut menyelimuti alam imajinasiku
merongrong, sekujur jasad yang beku
mengintimidasi perasaaan yang ingin meronta
terseok menulusuri jalan sepi bisu
lama ku meresapi tapak tilas masa lalu
berusaha bangkit dari pasung yang membelenggu
perlahan ku melangkah menorobos kabut tebal
setitik demi setitik cahaya itu mulai menghangatkan
mengijin kan ku untuk bercengkrama dengan nya
semakin lama rasa ini semakin meluluhkan jiwa
membawa secercah kebahagian di dalam jiwa
ingin ku dekap erat rasa yang menghangatkan ini
berharap dapat mengiringi hingga masa senjaku
bersama selaras merajut asa
membawa mimpi menabur cita dan asa
cahaya itu tak pernah berkeluh kesah
tetap setia dengan ikhlas memberikan sinarnya
ku simpuh kedua kaki, ku tadahkan kedua tangan ku
mengharapkan cahaya itu kan selalu menerangiku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H