Terbalik dengan kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar ini memiliki jatuh tempo pembayaran dapat di selesaikan pada waktu  yang cukup lama atau bisa lebih dari 1 periode atau sama saja dengan lebih dari 1 tahun. Kebijakan pada kewajiban tidak lancar ini biasanya akan diambil oleh para pengusaha baru atau baru saja melebarkan sayapnya ke dalam suatu bisnis.
Contohnya : hutang obligasi, hutang hipotek, dan sewa modal.
Liabilitas jangka panjang hanya terdiri dari hutang jangka panjang atau pembayaran jatuh temponya bisa mencapai 10 tahun kemudian. Â Hal itu disebabkan dikarenakan suatu perusahaan yang menggunakan kewajiban jangka panjang ini akan bertanggungjawab secara utuh dan penuh untuk melakukan pembayaran atau pelunasan pinjaman atau kewajiban yang sudah dibebankan.
Kewajiban Kontijensi
Di dalam bisnis juga terdapat Kewajiban Kontijensi, apa itu Kewajiban Kontijensi ?
Yang jenis kewajibannya dapat dikatakan sebagai salah satu hutang yang luar biasa di masa depan, dan tidak semua pemilik usaha dapat terjadi kewajiban kontijensi.
Contohnya : gugatan, garansi produk.
Dalam aset ada pengakuan dan penyajian yang terdapat prinsip akuntansi di dalam memberikan sebuah pedoman, yaitu :
- Aset akan disajikan kedalam sisi debit dan kredit pada laporan posisi keuangan.
- Aset diklarifikasi menjadi aset tetap dan aset lancar.
- Aset diurut berdasarkan penyajiannya yang sesuai dengan kelancaran dasar ekuitas.
- Dalam akuntansi terdapat kebijakan dan pos-pos yang harus diungkapkan.
Kewajiban harus memiliki 3 tahap, yaitu :
- Adanya pengakuan terjadinya transaksi (penanggungan)
- Adanya sebuah penelusuran
- Harus ada waktu penyelesaiannya (pelunasan)
PENGAKUAN, PENGUKURAN, PENILAIAN KEWAJIBAN
Pengakuan