Mohon tunggu...
Veona Nikmah
Veona Nikmah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

Saya menempuh pendidikan di tata rias, saya ingin membagikan ilmu ilmu saya kepada yang lainnya agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Balik Secarik Kertas Langit Malam

25 November 2022   21:39 Diperbarui: 25 November 2022   21:42 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Namun,  Mereka selalu berjuang selalu berusaha dengan perannya masing-masing dan tidak menyerah. Sang bintang dan bulan selalu tetap bersinar meski ia tahu sinarnya tak mempan menembus awan hitam. Dan sang langit tetap ada meski tanpa ada pendamping tuk menghiasi sang malam. Disaat itulah engkau mengerti arti dari ketenangan. Disaat kau merasa sendirian, pada kenyataannya kau tak sendirian.

Setelah apa yang terjadi Di Balik Secarik Kertas Langit Malam yang indah hari ini. Bahkan sang langit pun enggan berpihak kepadaku. Malam ini kau begitu bersinar terang, menandakan bahwa malam ini kau sedang senang. Yang ku kira kau akan selalu menemaniku ternyata harapan itu harus ku buang jauh-jauh.

"Pada kenyataannya hal yang menyakitkan ialah kita menyadari dan harus merelekan semua yang sudah terjadi dimana yang selalu diharapkan dan dibanggakan bisa pergi hilang begitu saja tanpa bisa kita tetapkan."

Kecewa? Tentu saja sangat kecewa. Sudahlah ku ingin sendiri, pikiranku sedang kacau. tolong jangan ganggu aku. Aku tak butuh dikasihani, mungkin sudah takdir aku seperti ini. Ku hanya tak ingin kau tak ikut dalam keterpurukan. Cukup.

"Biarkan waktu menyembuhkan luka ini. karena ku tahu waktu yang salah juga yang menyebabkan semua ini, tetapi waktu tidak akan memberi tanpa mengobati."

Sungguh hati dan tubuh ini rasanya mau menyerah saja meski dari lubuk hati ini mengharapkan seseorang datang dan membawakan keajaiban. Namun, nampaknya itu semua sulit untuk datang dengan mudah. Semesta saja tidak berpihak kepadaku. Lantas apa yang aku harapkan? Mungkin, hanya satu yang bisa aku harapkan. 

Cukup biarkan waktu ini cepat berlalu dan mengobati luka dan kesendirianku ini. AKU MOHON! Aku benci ini semua. Mereka semua yang aku lihat di luar sana bersenang-senang tanpa tahu dan merasakan apa itu keputusasaan dalam kesunyian malam. Sungguh sangat tidak adil ya hidup ini, di sini yang ku rasakan hanya selalu seperti itu. Arghhhh! Aku pasrah saja dengan semua ini. Ku harapkan aku bisa tidur tanpa terbangun lagi.

Veona Aulia Nikmah

(22050634111)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun