Mohon tunggu...
Veona Nikmah
Veona Nikmah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

Saya menempuh pendidikan di tata rias, saya ingin membagikan ilmu ilmu saya kepada yang lainnya agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Balik Secarik Kertas Langit Malam

25 November 2022   21:39 Diperbarui: 25 November 2022   21:42 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sanggup memberikan segalanya kepadaku.. Berharap semua itu hanya mimpi manis dikala hati sedang merasa sepi dan dilema ini.. walaupun terlihat pahit! Tidak bisa memiliki.. Terimakasih untuk semua hal yang kamu berikan disaat raga sudah memiliki cinta yang suci!

Keputusanku mengikuti yang kotor dan salah! Kuikuti keinginan batin yang tak seharusnya dilakukan dan sangat salah ini.. Bisa saja hasrat ini ku tahan, namun aku tak bisa karena bersamamu.. Penyesalan.. Kurasa tidak menyesal, bukan menyesal tapi rasa yang terpendam dan keinginan mendalam yang akhirnya bisa aku rasakan kembali.. 

Kenikamtan dan kenyamanan yang kurasakan bersamamu sungguh pengalaman yang sangat indah dan tidak bisa kulupakan.. Tak mungkin akan ku lupakan, half day bersamamu ingin ku ulang kembali.

Setelah semua yang ku alami kini hatiku berubah menjadi sunyi, "sunyi? Mungkin itu hal yang mengerikan bagi segilintir orang yang selalu merasakan kebahagiaan. Tapi bagi mereka yang selalu merasakan pahitnya kehidupan itu suatu ketenangan."

Pernah gak sih ngerasain titik dimana saat itu keadaan seakan sunyi. Rasanya sangat sedih bukan? Seketika semuanya berasa hampa dan hilang. "Bagai langit di malam hari yang ditutupi sebuah awan hitam, tanpa adanya pancaran bulan dan bintang-bintang yang menghiasi sang malam." 

Kau sangat butuh seseorang untuk menyembuhkanmu. Namun tak ada seorang pun yang mengerti keadaanmu dan peduli denganmu. Dan kau selalu menyalahkan keadaan yang dimana tak selalu berpihak kepadamu.

Ya, aku sadar memang sudah takdirnya aku seperti ini, lebih baik ku menyendiri dalam kesunyian ini. Semua yang kulakukan hanya berpura pura tersenyum saja. Tapi dibalik itu semua yang ku rasakan pahit yang ku telan sendirian. Kutertawa hingga mengeluarkan air mata yang deras bagai hujan dimalam itu. Namun kau salah memahami itu semua. Seharusnya kamu tahu, bahwa ada langit malam yang selalu menemanimu disetiap malam, disaat sunyi itu menghampirimu.

"Dan kau tak boleh menyerah! Percayalah bahwa ada terang setelah gelap berakhir."

Cobalah kau keluar, lalu tataplah langit pada malam itu, keluarkan semuanya isi hatimu kepada langit sampai engkau diberi tahu langit bahwa kau tidak merasakannya sendirian.

"Jangan hanya berdiam dan pasrah begitu saja, itu semua tidak akan bisa membalikan keadaan seperti sedia kala."

Ketahuilah masih ada mereka yang berjuang bersamamu Di Balik Secarik Kertas Langit Malam. Mereka harus terasingkan oleh segumpal awan hitam yang sedang sedih dan ingin menangis seperti yang mereka rasakan juga. Mereka tak bisa memainkan perannya (menghiasi sang malam) dengan sepenuhnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun