Mohon tunggu...
venyyulia
venyyulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka berpetualang di alam, menulis dan tertarik pada bidang Sains dan Teknologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Edukasi Pengenalan Pancasila dalam pengembangan kecerdasan Sains Peserta Didik SD Wahidiyyah Bululawang

1 Januari 2025   17:50 Diperbarui: 1 Januari 2025   17:59 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama siswa siswi SD Wahidiyyah Bululawang 

Foto bersama siswa siswi SD Wahidiyyah Bululawang
Foto bersama siswa siswi SD Wahidiyyah Bululawang

Malang, Jawa Timur - Sebuah observasi edukatif yang mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dengan pendidikan sains berhasil dilaksanakan di SD Wahidiyyah, Bululawang, pada 20 November 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Pancasila sekaligus mengembangkan kecerdasan sains mereka melalui metode pembelajaran interaktif dan kontekstual.

SD Wahidiyah Bululawang merupakan salah satu sekolah jenjang SD berstatus Swasta yang berada di wilayah Kec. Bululawang, Kab. Malang, Jawa Timur. Tepatnya terletak di Jalan Raya Krebet Timur RT. 19 RW. 05, Krebet, Kec. Bululawang, Kab. Malang, Jawa Timur. Dalam kegiatan pembelajaran, sekolah yang memiliki 43 siswa yaitu 20 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan, di mana siswa perempuan lebih banyak dari siswa laki-laki. Dibimbing oleh 8 guru yang profesional di bidangnya. Kepala Sekolah SD Wahidiyah Bululawang saat ini adalah Sri Lestari. Operator yang bertanggung jawab adalah Inayatul Hasanah. Untuk jumlah siswa tersebut SD Wahidiyah Bululawang menyediakan 6 ruang kelas yang cukup untuk menunjang pembelajaran. Walaupun memiliki jumlah siswa yang tergolong sedikit SD Wahidiyah Bululawang sangat aktif dalam memberikan kontribusi dalam mencerdaskan anak bangsa di wilayah Kec. Bululawang, Kab. Malang.

Kegiatan yang melibatkan 19 siswa dari kelas IV hingga VI ini diselenggarakan oleh Annisa Amanda Maisyaroh, Feby Zuhairini Fahrina, Hilda Ziyanna Hanafi, Nanda Hamidah Nurul Fauziah, Nanik Zubaidah, Salwa Syakira Auliya Hanum, dan Veny Yulia Septifana. Seluruh penulis merupakan mahasiswa semester 1 S1 Biologi dari Universitas Negeri Malang yang melakukan kegiatan ini untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila yang diampu oleh Dr. Sri Untari. M.Pd.

Pancasila, sebagai dasar negara, memiliki peranan penting dalam membentuk karakter generasi muda Indonesia. Namun, pendidikan Pancasila sering dianggap monoton dan kurang menarik oleh siswa. Di sisi lain, sains sebagai ilmu pengetahuan memberikan ruang eksplorasi yang besar untuk belajar sambil berbuat. Oleh karena itu, integrasi nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran sains menjadi solusi inovatif yang tidak hanya meningkatkan pemahaman akademik tetapi juga membangun karakter siswa.

Kegiatan dimulai dengan kuis awal untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Pancasila dan konsep dasar sains. Kuis ini disampaikan melalui Power Point dengan animasi menarik yang kemudian dijawab secara bersama sama oleh siswa. Hasil awal menunjukkan bahwa hanya 21% siswa yang cukup memahami nilai-nilai Pancasila, sementara pemahaman sains dasar baru dimiliki oleh 15% siswa. Sehingga dengan dilakuakannya edukasi ini diharapkan dapat menambah pemahaman peserta didik yang dapat terus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Foto siswa siswi yang antusias dalam mengikuti kegiatan 
Foto siswa siswi yang antusias dalam mengikuti kegiatan 

Observasi ini menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis proyek sains yang mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila, seperti kerja sama, toleransi, dan tanggung jawab. Beberapa media yang digunakan antara lain presentasi Power Point dengan animasi menarik, video edukatif, fun games, hingga eksperimen ilmiah sederhana. Setelah kuis awal, dilakukan presentasi oleh salah satu tim penyelenggara terkait Integrasi nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran Sains. Presentasi PowerPoint dengan animasi menarik dan video prosedur eksperimen sederhana digunakan untuk menarik perhatian siswa sekaligus mempermudah pemahaman mereka terhadap konsep-konsep ilmiah. Dalam kegiatan ini terlihat siswa sangat aktif menyimak serta berani bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan disela-sela presentasi. Selain itu kami juga menyiapkan fun games untuk membangun antusiasme siswa terhadap materi sambil mengembangkan keterampilan sosial, seperti kerja sama dan kepercayaan diri  siswa siswi SD Wahidiyah Bululawang. Tak lupa hadiah untuk siswa yang aktif bertanya dan menjawab pertanyaan sebagai bentuk apresiasi dari kami agar peserta didik lebih semangat belajar.

"Kegiatan ini bukan hanya tentang mengajarkan sains atau Pancasila, tetapi juga tentang membangun rasa percaya diri dan keberanian siswa untuk berbicara dan bertanya." ujar Annisa Amanda Maisyaroh, salah satu tim penyelenggara kegiatan. "Saya terkesan dengan bagaimana siswa dapat menyerap materi dengan cepat ketika diberikan media yang kreatif. Ini memberi kami inspirasi untuk terus berinovasi dalam metode pengajaran." tambah Salwa Syakira Auliya Hanum salah satu tim penyelenggara kegiatan.

Foto Pembagian kelompok sebelum melakukan eksperimen kapilaritas 
Foto Pembagian kelompok sebelum melakukan eksperimen kapilaritas 

Foto eksperimen kapilaritas air menggunakan sawi putih dan larutan pewarna makanan
Foto eksperimen kapilaritas air menggunakan sawi putih dan larutan pewarna makanan

Salah satu kegiatan utama lainnya adalah eksperimen kapilaritas air menggunakan sawi putih dan larutan pewarna makanan. Dalam eksperimen ini, siswa diajak mengamati perubahan warna daun sawi sebagai hasil dari proses transportasi air melalui pembuluh xilem. Aktivitas ini tidak hanya memberikan wawasan ilmiah kepada siswa, tetapi juga menanamkan nilai-nilai Pancasila. Terbukti implemetasi nilai- nilai pancasila berhasil diterapkan oleh peserta didik selama kegiatan ini dengan tertib.

"Siswa memerlukan pendekatan pembelajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan menggabungkan nilai-nilai Pancasila ke dalam eksperimen ilmiah, siswa belajar memahami konsep ilmiah sambil menanamkan sikap moral dan etika," ujar Nanda Hmidah Nurul Fuziah, salah satu penyelenggara kegiatan.

Setelah program dilaksanakan, kami melihat peningkatan signifikan tercatat dalam pemahaman siswa. Sebanyak 85% siswa mampu memahami nilai-nilai Pancasila dengan baik, sementara tingkat pemahaman sains dasar mereka juga naik ke angka yang sama. Lebih dari itu, siswa menunjukkan antusiasme yang tinggi, keberanian untuk bertanya, dan rasa percaya diri dalam menjawab pertanyaan selama kegiatan berlangsung.

Hasil ini menunjukkan bahwa metode integrasi Pancasila dan sains mampu memberikan dampak positif yang holistik terhadap siswa, mencakup aspek akademik, karakter, dan sosial. "Integrasi ini menjadi pendekatan yang efektif untuk membangun generasi muda yang cerdas secara intelektual, bermoral, dan berintegritas," tambah Feby Zuhairini Fahrina, salah satu penyelenggara kegiatan.

Kegiatan ini mengajarkan siswa untuk menginternalisasi nilai-nilai Pancasila secara praktis. Sebagai contoh, Sila Pertama diaplikasikan dengan mengagumi ciptaan Tuhan melalui pelajaran sains, Sila Kedua menanamkan sikap adil dan menghargai pendapat teman selama eksperimen kelompok, Sila Ketiga ditanamkan melalui kerja sama dalam kelompok eksperimen, Sila Keempat mendorong siswa untuk bermusyawarah dan berbagi peran dalam eksperimen, dan Sila Kelima mengajarkan pembagian tugas yang adil dan tanggung jawab dalam menyelesaikan proyek bersama.

"Dengan pembelajaran ini, siswa tidak hanya belajar sains secara teoritis tetapi juga mampu mengaplikasikan konsep ilmiah dalam konteks nilai-nilai sosial dan budaya," ujar Hilda Ziyanna Hanafi, salah satu tim penyelenggara kegiatan.

Para penyelenggara menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung terlaksananya kegiatan ini, termasuk guru, staf SD Wahidiyyah Bululawang, dan seluruh siswa yang berpartisipasi. "Kami berharap pendekatan seperti ini dapat terus diterapkan di sekolah-sekolah lain untuk menciptakan generasi yang lebih unggul, baik secara akademis maupun moral," ujar Veny Yulia Septifana, salah satu tim penyelenggara kegiatan.

"Sebagai penyelenggara, kami belajar banyak tentang pentingnya komunikasi efektif dalam menyampaikan materi. Ini pengalaman yang sangat berharga bagi kami."Ujar Nanik Zubaidah salah satu tim penyelenggara kegiatan.

Dengan hasil yang positif, kegiatan ini membuktikan bahwa pendidikan Pancasila dan sains dapat saling melengkapi untuk menciptakan generasi muda yang cerdas secara intelektual, bermoral, dan peduli terhadap lingkungan serta masyarakat. Pendekatan holistik seperti ini sangat diperlukan dalam menjawab tantangan pendidikan masa kini dan masa depan.  Selain itu ini menunjukkan bahwa pendidikan yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai kebangsaan dapat menjadi solusi efektif untuk tantangan pendidikan masa kini, terutama dalam membangun generasi muda yang tidak hanya cerdas tetapi juga berkarakter kuat.

- Selesai -

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun