Salah satu kegiatan utama lainnya adalah eksperimen kapilaritas air menggunakan sawi putih dan larutan pewarna makanan. Dalam eksperimen ini, siswa diajak mengamati perubahan warna daun sawi sebagai hasil dari proses transportasi air melalui pembuluh xilem. Aktivitas ini tidak hanya memberikan wawasan ilmiah kepada siswa, tetapi juga menanamkan nilai-nilai Pancasila. Terbukti implemetasi nilai- nilai pancasila berhasil diterapkan oleh peserta didik selama kegiatan ini dengan tertib.
"Siswa memerlukan pendekatan pembelajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan menggabungkan nilai-nilai Pancasila ke dalam eksperimen ilmiah, siswa belajar memahami konsep ilmiah sambil menanamkan sikap moral dan etika," ujar Nanda Hmidah Nurul Fuziah, salah satu penyelenggara kegiatan.
Setelah program dilaksanakan, kami melihat peningkatan signifikan tercatat dalam pemahaman siswa. Sebanyak 85% siswa mampu memahami nilai-nilai Pancasila dengan baik, sementara tingkat pemahaman sains dasar mereka juga naik ke angka yang sama. Lebih dari itu, siswa menunjukkan antusiasme yang tinggi, keberanian untuk bertanya, dan rasa percaya diri dalam menjawab pertanyaan selama kegiatan berlangsung.
Hasil ini menunjukkan bahwa metode integrasi Pancasila dan sains mampu memberikan dampak positif yang holistik terhadap siswa, mencakup aspek akademik, karakter, dan sosial. "Integrasi ini menjadi pendekatan yang efektif untuk membangun generasi muda yang cerdas secara intelektual, bermoral, dan berintegritas," tambah Feby Zuhairini Fahrina, salah satu penyelenggara kegiatan.
Kegiatan ini mengajarkan siswa untuk menginternalisasi nilai-nilai Pancasila secara praktis. Sebagai contoh, Sila Pertama diaplikasikan dengan mengagumi ciptaan Tuhan melalui pelajaran sains, Sila Kedua menanamkan sikap adil dan menghargai pendapat teman selama eksperimen kelompok, Sila Ketiga ditanamkan melalui kerja sama dalam kelompok eksperimen, Sila Keempat mendorong siswa untuk bermusyawarah dan berbagi peran dalam eksperimen, dan Sila Kelima mengajarkan pembagian tugas yang adil dan tanggung jawab dalam menyelesaikan proyek bersama.
"Dengan pembelajaran ini, siswa tidak hanya belajar sains secara teoritis tetapi juga mampu mengaplikasikan konsep ilmiah dalam konteks nilai-nilai sosial dan budaya," ujar Hilda Ziyanna Hanafi, salah satu tim penyelenggara kegiatan.
Para penyelenggara menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung terlaksananya kegiatan ini, termasuk guru, staf SD Wahidiyyah Bululawang, dan seluruh siswa yang berpartisipasi. "Kami berharap pendekatan seperti ini dapat terus diterapkan di sekolah-sekolah lain untuk menciptakan generasi yang lebih unggul, baik secara akademis maupun moral," ujar Veny Yulia Septifana, salah satu tim penyelenggara kegiatan.
"Sebagai penyelenggara, kami belajar banyak tentang pentingnya komunikasi efektif dalam menyampaikan materi. Ini pengalaman yang sangat berharga bagi kami."Ujar Nanik Zubaidah salah satu tim penyelenggara kegiatan.
Dengan hasil yang positif, kegiatan ini membuktikan bahwa pendidikan Pancasila dan sains dapat saling melengkapi untuk menciptakan generasi muda yang cerdas secara intelektual, bermoral, dan peduli terhadap lingkungan serta masyarakat. Pendekatan holistik seperti ini sangat diperlukan dalam menjawab tantangan pendidikan masa kini dan masa depan. Â Selain itu ini menunjukkan bahwa pendidikan yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai kebangsaan dapat menjadi solusi efektif untuk tantangan pendidikan masa kini, terutama dalam membangun generasi muda yang tidak hanya cerdas tetapi juga berkarakter kuat.
- Selesai -
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H