Malang, Jawa Timur - Sebuah observasi edukatif yang mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dengan pendidikan sains berhasil dilaksanakan di SD Wahidiyyah, Bululawang, pada 20 November 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Pancasila sekaligus mengembangkan kecerdasan sains mereka melalui metode pembelajaran interaktif dan kontekstual.
SD Wahidiyah Bululawang merupakan salah satu sekolah jenjang SD berstatus Swasta yang berada di wilayah Kec. Bululawang, Kab. Malang, Jawa Timur. Tepatnya terletak di Jalan Raya Krebet Timur RT. 19 RW. 05, Krebet, Kec. Bululawang, Kab. Malang, Jawa Timur. Dalam kegiatan pembelajaran, sekolah yang memiliki 43 siswa yaitu 20 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan, di mana siswa perempuan lebih banyak dari siswa laki-laki. Dibimbing oleh 8 guru yang profesional di bidangnya. Kepala Sekolah SD Wahidiyah Bululawang saat ini adalah Sri Lestari. Operator yang bertanggung jawab adalah Inayatul Hasanah. Untuk jumlah siswa tersebut SD Wahidiyah Bululawang menyediakan 6 ruang kelas yang cukup untuk menunjang pembelajaran. Walaupun memiliki jumlah siswa yang tergolong sedikit SD Wahidiyah Bululawang sangat aktif dalam memberikan kontribusi dalam mencerdaskan anak bangsa di wilayah Kec. Bululawang, Kab. Malang.
Kegiatan yang melibatkan 19 siswa dari kelas IV hingga VI ini diselenggarakan oleh Annisa Amanda Maisyaroh, Feby Zuhairini Fahrina, Hilda Ziyanna Hanafi, Nanda Hamidah Nurul Fauziah, Nanik Zubaidah, Salwa Syakira Auliya Hanum, dan Veny Yulia Septifana. Seluruh penulis merupakan mahasiswa semester 1 S1 Biologi dari Universitas Negeri Malang yang melakukan kegiatan ini untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila yang diampu oleh Dr. Sri Untari. M.Pd.
Pancasila, sebagai dasar negara, memiliki peranan penting dalam membentuk karakter generasi muda Indonesia. Namun, pendidikan Pancasila sering dianggap monoton dan kurang menarik oleh siswa. Di sisi lain, sains sebagai ilmu pengetahuan memberikan ruang eksplorasi yang besar untuk belajar sambil berbuat. Oleh karena itu, integrasi nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran sains menjadi solusi inovatif yang tidak hanya meningkatkan pemahaman akademik tetapi juga membangun karakter siswa.
Kegiatan dimulai dengan kuis awal untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Pancasila dan konsep dasar sains. Kuis ini disampaikan melalui Power Point dengan animasi menarik yang kemudian dijawab secara bersama sama oleh siswa. Hasil awal menunjukkan bahwa hanya 21% siswa yang cukup memahami nilai-nilai Pancasila, sementara pemahaman sains dasar baru dimiliki oleh 15% siswa. Sehingga dengan dilakuakannya edukasi ini diharapkan dapat menambah pemahaman peserta didik yang dapat terus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Observasi ini menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis proyek sains yang mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila, seperti kerja sama, toleransi, dan tanggung jawab. Beberapa media yang digunakan antara lain presentasi Power Point dengan animasi menarik, video edukatif, fun games, hingga eksperimen ilmiah sederhana. Setelah kuis awal, dilakukan presentasi oleh salah satu tim penyelenggara terkait Integrasi nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran Sains. Presentasi PowerPoint dengan animasi menarik dan video prosedur eksperimen sederhana digunakan untuk menarik perhatian siswa sekaligus mempermudah pemahaman mereka terhadap konsep-konsep ilmiah. Dalam kegiatan ini terlihat siswa sangat aktif menyimak serta berani bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan disela-sela presentasi. Selain itu kami juga menyiapkan fun games untuk membangun antusiasme siswa terhadap materi sambil mengembangkan keterampilan sosial, seperti kerja sama dan kepercayaan diri  siswa siswi SD Wahidiyah Bululawang. Tak lupa hadiah untuk siswa yang aktif bertanya dan menjawab pertanyaan sebagai bentuk apresiasi dari kami agar peserta didik lebih semangat belajar.
"Kegiatan ini bukan hanya tentang mengajarkan sains atau Pancasila, tetapi juga tentang membangun rasa percaya diri dan keberanian siswa untuk berbicara dan bertanya." ujar Annisa Amanda Maisyaroh, salah satu tim penyelenggara kegiatan. "Saya terkesan dengan bagaimana siswa dapat menyerap materi dengan cepat ketika diberikan media yang kreatif. Ini memberi kami inspirasi untuk terus berinovasi dalam metode pengajaran." tambah Salwa Syakira Auliya Hanum salah satu tim penyelenggara kegiatan.