Mohon tunggu...
Veny PrimaKristiadi
Veny PrimaKristiadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Karyawan swasta

Saya sangat suka bercerita dan mengeksplor alam

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bijak mengelola Stres

2 Januari 2025   21:50 Diperbarui: 2 Januari 2025   21:37 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

7. Jika memang sudah sangat terasa berat jangan ragu untuk meminta bantuan dan bicaralah  pada layanan kesehatan.

Terkadang stres hadir karena Ekspektasi yang kita buat tidak sebanding dengan realita yang terjadi. Bahkan seringkali fokus pada hal- hal yang tak bisa kita kendalikan. Tidak ada salahnya kalau kita mulai menerapkan dikotomi kendali ,prinsip stoicisme dalam ilmu Filsafat.

Filosofi Stoicisme telah ada sejak Yunani Kuno lebih dari dua ribu tahun yang lalu. Ajaran-ajaran Stoic dianggap relevan dalam membantu orang-orang menghadapi kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian, stres, dan kecemasan. Salah satu konsep dalam Stoicisme yang menjadi landasan kebahagiaan menurut para filsuf Stoic adalah dikotomi kendali. Konsep ini, yang paling banyak diajarkan oleh Epictetus, seorang filsuf Stoik asal Romawi, mengajarkan bahwa kunci kebahagiaan terletak pada kemampuan seseorang untuk membedakan antara apa yang berada dalam kendalinya dan apa yang berada di luar kendalinya. Dengan fokus pada hal-hal yang dapat kita kendalikan dan menerima dengan lapang dada hal-hal yang tidak dapat kita ubah, kita dapat menjalani hidup yang lebih damai dan bermakna. Dikotomi kendali adalah prinsip Stoik yang membagi segala sesuatu dalam hidup menjadi dua kategori: hal-hal yang berada dalam kendali kita dan hal-hal yang berada di luar kendali kita. Epictetus, dalam bukunya yang terkenal Enchiridion, menekankan bahwa kebahagiaan dan ketenangan batin hanya dapat dicapai dengan memahami perbedaan ini.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun