Akting dari keseluruhan pemain sangat baik. Kita berhasil dibuat marah oleh Broto, dibuat simpatik oleh Ayu, dibuat kesal oleh Anya dan dibuat terkejut oleh sikap ibu Broto di akhir cerita. Tika Panggabean dan Imam Darto, yang memerankan Yani dan Bambang, juga menunjukkan kualitas akting yang mumpuni, terlepas dari komedi dan relevansi karakternya yang saya rasa lemah.
Apakah setelah menonton saya terpuaskan oleh filmnya seperti yang dijanjikan Tompi? Tidak. Namun Tompi tidak membuat film untuk menyenangkan saya. Tompi sendiri mengatakan bahwa tujuan dari film yang ia buat adalah untuk membuat orang berpikir. Namun sayangnya, ia tidak menginginkan hal lebih spesifik.Â
Mungkin saja orang jadi berpikir, namun berpikir itu sangat luas. Apa yang ia ingin orang pikirkan? Apa sebetulnya pertanyaan besar dari film ini? Dengan ending film yang terkesan memaksa dan kurang tergambarkannya alasan dari para karakter melakukan apa yang mereka lakukan, film ini menjadi sekedar sebuah cerita perselingkuhan dengan berbagai plot twist. Ia terlalu lemah menyuarakan tujuannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H