1. Stress biotik
Disebabkan oleh herbivora yang mengancam kehidupan tumbuhan. Tumbuhan memiliki pertahanan fisik dengan spesialisasi epidermis, pembentukan duri, maupun cairan beracun. Contohnya adalah tumbuhan yang menghasilkan asam amino atau kavanin yang mirip dengan arginin. Protein ini mampu mematikan serangga yang hinggap di atasnya.
2. Stress abiotic
a. Kelebihan air
Pemasokan air yang terlalu banyak dapat menghambat proses difusi pada akar bahkan hingga kematian akar pada kedalaman tertentu. Hal ini dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk proses fisiologis dan biologisnya, seperti: respirasi, permeabilitas akar, dan penyematan nitrogen.
b. Kekurangan air
Defisiensi air yang terus menerus dapat menyebabkan perubahan irreversible (tidak dapat kembali) hingga tanaman mati. Strategi tumbuhan adalah memperkecil volume sel, penurunan luas daun, daun menjadi lebih tebal, adanya rasio akar tajuk, sensitivitas stomata, hingga penurunan laju fotosintesis.
Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa jaringan hewan memang lebih kuat beradaptasi daripada jaringan tumbuhan. Namun hal ini tidak sepenuhnya benar, karena tumbuhan juga memiliki strategi dalam mengatasi pengaruh lingkungan yang buruk, selain itu pernyataan ini juga tidak berlaku untuk semua spesies baik hewan maupun tumbuhan. Sehingga bukan merupakan suatu kemustahilan apabila ada spesies tumbuhan tertentu yang mampu beradaptasi lebih baik daripada hewan.
Daftar Pustaka:Â
1. Rooney, Anney. 1956. "Biology From The Science of The Acients to Modern Genetics". London: Arctucus.Â
2. Septyan, Ananda Rizky. (2019, 8 April). "Adaptasi". Diakses pada tanggal 7 Oktober 2019 pada https://foresteract.com/adaptasi/Â