Citra buruk angkot Medan yang lekat dengan perilaku ugal-ugalan di jalan harus diubah. Para pemangku kepentingan harus duduk bersama bagaimana menghadirkan angkutan umum khususnya angkot yang beradab.
Pemko, Dinas Perhubungan, Kepolisian, dan koperasi angkutan harus bertanggungjawab mengatasi problem ini. Jangan hanya bisanya hanya menerima pajak dan setoran semata. Lakukan revolusi angkot dan revolusi mental sopir angkot Medan!
Di Medan banyak angkot yang secara fisik tidak layak dan laik jalan. Jauh dari kata nyaman. Tertinggal jika dibanding kota-kota besar lainnya. Tidak usah sebagus Jeepney-nya Manila. Se-asyik angkot kota Padang pun cukup.
Tidak kalah pentingnya perlu dilakukan penertiban sopir-sopir angkot. Jangan-jangan SIM pun tak punya seperti halnya sopir angkot 123 itu. Tetapi bagaimana mau menindak sopir angkot yang ugal-ugalan di lampu merah jika tidak pernah tampak polisi yang bertugas di situ (kecuali jam sibuk pagi hari). Jadi jangan harap ada angkot yang ditilang karena ngebut misalnya.
Jika di kota-kota besar lain, hampir di setiap perempatan jalan utama ada pos dan petugas polisi. Coba Anda ke Medan, pemandangan seperti itu tidak akan dijumpai. 'Sistem' jalanan kota Medan itu sudah auto-pilot. Melanggar rambu dan marka bukan hal tabu yang memalukan. Selagi tidak ada accident, orang akan menganggap semua fine-fine saja.
Pihak berwenang harus melakukan razia rutin terutama tes narkoba dan alkohol terhadap para sopir angkot. Jangan ketika ada kecelakaan baru gerak. Jangan pula hangat-hangat tai ayam. Sebulan berjalan habis itu sepi. Juga jangan dibilang tidak ada biaya, karena toh masyarakat sudah membayar pajak.
Sanksi tegas harus diterapkan. Mulai dari pencabutan SIM hingga larangan mengemudi angkutan umur. Termasuk sanksi bagi perusahaan pemilik angkot baik denda besar maupun pencabutan ijin trayek.
Di bawah kepemimpinan Walikota Bobby Nasution banyak jalan kota Medan yang diperbaiki dan diaspal ulang. Bagus sih, tapi bukan infrastruktur saja yang dibutuhkan masyarakat. Masyarakat juga butuh rasa aman dari ancaman perilaku buruk sopir angkot. Baik sebagai pengguna angkutan umum maupun sesama pengguna jalan lainnya.
Membangun Medan dengan merevitalisasi sana-sini harus juga dibarengi dengan perbaikan sistem transportasi khususnya angkot. Jika ingin melihat wajah asli sebuah kota, lihat saja apa yang berlangsung di jalanan kotanya.
Sedikit pesan untuk bapak Walikota Medan, Bobby Nasution. Kecelakaan tragis akibat kecerobohan yang menewaskan 4 orang itu harus menjadi insiden terakhir. Tidak cukup sekedar ucapan belasungkawa dan pemberian santunan kepada para korban saja. Habis itu selesai perkara. Janji penataan Angkot Medan harus diimplementasikan sungguh-sungguh dan perlu pengawasan dalam pelaksanaannya. Karena kita tahu sendiri bagaimana Medan ini, pak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H