Sabtu, 20 November 2021, Komunitas Kompasianer Medan (Komed) mengadakan kegiatan offline Komed Goes To School. Acara yang berlangsung di aula SMAN 1 Medan itu dihadiri 50 siswa.
Kegiatan tersebut bertemakan "Sekolah Peduli Literasi" sekaligus menyongsong Hari Guru Nasional yang diperingati setiap tanggal 25 November. Komed mencoba ikut ambil bagian dalam usaha membangkitkan kepedulian terhadap dunia literasi di lingkungan sekolah.
Beberapa agenda kegiataan yang sudah direncakan tidak dapat dilaksanakan karena keterbatasan waktu. Materi yang diberikan hanya berupa penulisan artikel popular dan pengenalan Kompasiana.
Mengapa Kompasiana harus diperkenalkan kepada siswa SMA? Tujuannya agar siswa nantinya bisa memanfaatkan Kompasiana sebagai platform menulis mereka.
Faktanya memang nama Kompasiana tidak cukup akrab, Hanya satu-dua saja yang pernah berkunjung ke Kompasiana. Padahal Kompasiana sendiri sudah 1 dekade hadir di tanah air.
Kaum milenial lebih intens pada media sosial seperti Facebook, Instagram, Youtube, atau TikTok. Tidak dipungkiri saat netizen lebih tertarik pada bentuk virtual seperti Instagram atau Youtube.
Mengajak kaum milenial untuk menulis adalah sebuah tantangan. Suka tidak suka harus diakui bersama bahwa budaya masa kini lebih kepada 'menonton' bukan 'membaca' atau bahkan 'menulis'.
kehadiran 50 siswa dalam event tersebut sedikit banyak menunjukan ketertarikan mereka tentang dunia kepenulisan, dalam hal ini menulis di Kompasiana. Apa yang akan mereka dapat dengan bergabung di Kompasiana, baik sebagai penulis atau sekedaar menjadi silent reader.
Kaum milenial adalah kelompok yang  senang dengan pengakuan, aktualisasi diri, dan apreasiasi. Maka tidak heran media sosial seperti Instagram atau Tiktok mayoritas penggunanya adalah milenial.
Di sisi lain, mereka adalah asset. Milenial nantinya akan menjadi agen-agen perubahan dan menulis merupakan salah satu media yang ampuh.
Balik lagi ke Kompasiana. Jika dibandingkan dengan media lain Kompasiana menawarkan berbagai benefit yang lebih baik. Saat ini Kompasiana lebih soft, dan jauh dari hoax. Ada berbagai keuntungan menarik seperti Blog Competition hingga K-Rewards. Belum lagi event-event offline yang bisa diikuti oleh penulis Kompasiana.
Kehadiran penulis milenial di Kompasiana tentu akan menghadirkan warna tersendiri. Ide, opini, fiksi, maupun reportase dengan cita-rasa milenial akan membuat Kompasiana jauh lebih memikat tidak monoton.
Respon positif siswa SMAN 1 Medan dengan terhadap event tersebut harus ditindaklanjutkan. Ada tanggungjawab moral sebagai penyelenggara kegiatan untuk menyalakan semangat literasi milenial dengan berafiliasi pada Kompasiana.
Langkah awal tentu saja membuat akun di Kompasiana. Kemudian membentuk wadah dan pendampingan baik teknis maupun non-teknis kepada Kompasianer milenial. Event online dan offline yang khusus bagi milenial bisa menjadi pelecut mereka untuk lebih tertarik menulis di Kompasiana.
Di sisi lain, sejatinya Kompasiana pusat harus ikut mensupport hal ini karena akan mendapat manfaat jika milenial Medan menjadi Kompasianer. Event-event offline yang diselenggarakan di Medan akan lebih banyak mendapat atensi. Terlebih jika event tersebut memang secara khusus menyasar kepada milenial.
Dalam perjalanannya seleksi alam akan berlaku. Jika dari 50an siswa hanya seperlima-nya saja yang akan aktif ngompasiana bukan sebuah masalah. Paling penting di sini ada usaha dan kemauan untuk melahirkan penulis-penulis baru di Kompasiana,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H