Kembali ke kerokan. Oh ya, jangan lupa sediakan tisu atau lap. Tisu berguna untuk mengelap daki yang menempel di koin. Maklum, kotoran pada bagian punggung kita agak susah dibersihkan.
Nah, sebelum mulai kerokan jangan lupa berdoa. Mohon berkat Tuhan atas apa yang akan kita lakukan. Kita hanya mediator penyembuhan saja.
Setelah berdoa, permisi atau mintalah ijin pada pasien. Biasanya sih bilang "Amit ya.." Karena kita akan menyentuh badannya. Tubuh seseorang adalah sesuatu yang bersifat pribadi. Walaupun yang kita kerok itu anggota keluarga sendiri.
Pasien (Si sakit)
Orang yang masuk angin, sebut saja pasien, harus yakin bahwa dengan kerokan dirinya akan sembuh. Sama seperti ketika kita berobat ke dokter bukan? Â Faktor psikologis dan ketetapan hati juga bagian dari penyembuhan, bukan?
Pasien dipersilahkan memilih posisi yang dianggap paling nyaman. Karena ada yang suka tiduran, ada yang lebih memilih sambil duduk. Banyak yang suka kerokan sambil duduk karena dapat melakukan aktivitas lain seperti menonton tv.
Proses kerokan
Kerokan dapat dilakukan kapan dan di mana saja. Tetapi alangkah baiknya dilakukan malam hari. Dimaksudkan agar pasien bisa langsung istirahat setelah kerokan. Atau jika kerokan dilakukan siang hari pasien harus istirahat setelahnya.
Kerokan yang baik dilakukan di dalam kamar. Ini berkaitan dengan kesopanan baik bagi wanita atau laki-laki. Hindari penggunaan kipas angin atau AC selama kerokan.
Mengerok orang yang baru pertama dikerok butuh threatment tersendiri. Mesti pelan-pelan dulu. Atur ritme dan tekanan koin. Jangan sampai pasien terus mengeluh perih. Tidak perlu memaksakan hasil kerokan berwana merah kehitaman.
Gunakan koin yang tepinya tidak tajam seperti benggol (uang kuno). Bagi yang sudah terbiasa kerokan, lebih memilih koin yang bergerigi karena terasa lebih mantap.