"Karyawan bagian produksi bekerja 5 hari kerja. Sabtu Minggu libur. Sedangkan staff kantor sampai Sabtu. Tapi setengah hari saja. Karena Sabtu kita buka tapi sampai pukul 12 siang saja," tambahnya lagi.
Berapa omzet usaha ini? Kak Pipin hanya memberi gambaran bahwa produksi mereka mencapai 10 ribu kaos setiap bulannya. Sampai-sampai kewalahan menerima orderan. Memang jika  mengintip website SablonMedan, klien-klien mereka berasal dari instansi, lembaga, maupun perusahaan besar. Ini tampaknya yang membuat SablonMedan sangat memperhatikan kualitas.
Nah di sinilah pentingnya mitra. SablonMedan menumbuhkan mitra-mitra untuk saling berbagi. "Kehadiran usaha sejenis bukan ancaman. Apalagi mereka yang pernah bekerja di SablonMedan."
"Karyawan yang sudah 3 tahun bekerja malah didorong untuk 'keluar'. Agar mereka dapat mempunyai usaha sendiri."
Inilah model nyata sebuah kewirausahaan yang berdampak dan berkelanjutan. Di mana nantinya akan lahir wirausahawan-wirausahawan baru.
Saya kemudian diajak menengok proses produksi SablonMedan. Apa yang diproduksi di sini? Ternyata tidak hanya kaos. Pokoknya macam-macam, Mulai dari topi, pulpen, goody bag, hingga payung.
Betul juga kata saya dalam hati. "Semisal saya ingin buka usaha seperti ini apa yang harus saya miliki?" tanya saya.
Jawabannya cukup mengejutkan. Ternyata uang bukan modal yang utama!
"Nomor satu adalah passion," tegas Kak Pipin. "Passion akan memberi kekuatan dan keberanian untuk membuka bisnis yang kita sukai. Passion memberi kekuatan untuk bertahan," lanjutnya.Â
Menurut Kak Pipin, modal selanjutnya adalah skill. Kita harus mengembangkan keahlian agar betul-betul paham secara detail. Maka dari itulah ia belajar langsung ke Bandung.