[caption caption="Crouching Tiger Hidden Dragon - Sword of Destiny (sumber gambar:teaser-trailer.com)"][/caption]
Bagi penggemar film silat kehadiran Courching Tiger, Hidden dragon: Sword of Destiny (SD) tentu menjadi salah satu film yang paling dinanti. Â Trailernya sendiri sudah muncul di Youtube, bahkan sempat ditayangkan di stasiun tv kita beberapa waktu lalu.
Film ini tentu saja ‘sambungan’ dari Crouching Tiger Hidden Dragon yang sukses 16 tahun lalun. Bahkan sempat menembus Oscar. SD hanya menyisahkan Michelle Yeoh yang memerankan  Yu Shu Lien. .Ya memang aktris Malaysia ini salah satu roh dalam sekuel pertama. Sutradara Yuen Wo-Ping
Dikisahkan Hades Dai (Jason Scott Lee) pemimpin perguruan Lotus Barat ingin menguasai dunia persilatan. Syaratnya ia harus memiliki pedang milik Li Mu bai, suhu yang pada sekuel pertama diperankan apik oleh Chow Yun Fat. Pedang berwarna hijau itu kini tersimpan di rumah Te, keturunan Li Mu Bai. Â Yu Shu Lien datang membantu mengamankan pedang tersebut.
Mereka mendapat bantuan dari Silent Wolf (Donnie Yen) yang datang datang bersama beberapa pendekar lain pengikut Iron Way. Silent Wolf sendiri diceritakan adalah mantan kekasih Shu Yen yang dikira sudah tewas ketika bertarung dengan Hades Dai disebuah tebing.
Dalam usaha merebut pedang itu, Hades Dai mengutus seorang anak muda We Fang (Harry Shum Jr). Takdir ia bertemu dengan Snow Vase (Natasha  Liu Bordizzo) yang sejak kecil diasuh oleh ibu kandung We Fang. We Fang sendiri harus terpisah dari ibu kandungnya karena ketika bayi ia sudah ditukar dengan Snow Vase. Singkatnya ibu kandung We Fang ternyata dibunuh oleh Hades Dae.
IP Man
Salah satu yang menarik dalam SD adalah kehadiran Donnie Yen. Soal acting dan skill tentu saja si IP Man ini tidak diragukan lagi. Walau sama-sama sudah berumur namun  gerakan-gerakan Donnie mampu menutup Michelle Yeoh yang sudah melambat. Disamping mumpuni, bisa jadi dipakainya Donnie Yen dalam film ini bsia jadi untuk lebih memikat pasar karena ketidakhadiran Chow Youn Fat yang karismatik itu. Ya sepertinya lebih seru  menonton Donnie Yen di IP Man dan Kung Fu Jungle.
Film ini boleh dikatakan benar-benar film bela diri. Aksi-aksinya memakan ¾ dari film ini. Baru dimulai saja kita sudah disuguhkan adegan perkelahian. Ada banyak teknik dan jurus yang bisa kita saksikan. Dan tanpa meninggalkan kekhas-an seperti sekuel pertamanya, ada banyak adegan berlari dan duel-duel di udara.
Namun…buat saya pribadi film ini tidak cukup bagus. Ceritanya terlalu sederhana alias tanpa konflik yang menggigit. Walau banyak adegan laga namun tidak terlalu dramatis. Sabetan-sabetan senjata tidak memunculkan luka-luka dengan semburat darah yang menggetarkan hati. Semua terlalu biasa saja. Jika dibandingkan dengan The Grandmasters (2013) atau The Assasin (2015) maka SD agak dibawah kedua film tersebut.
Sosok Hades Dae sang antagonis juga tidak terlalu banyak muncul. Setting kuil tempat markas West Lotus juga biasa-biasa saja. Karakter beberapa pemeran pendukung tidak sekuat Zang Ziyi misalnya.
Laga pamungkas juga tidak terlalu dramatis. Perkelahian di menara kuil yang melibatkan Silent Wolf dan Hades Dae sebagai laga pamungkas tidak benar-benar terlalu spektakular. Sedangkan duel  Yu Shu Lien vs Penyiihir Buta Saya rasa terlalu singkat dan mudah.
Satu hal yang paling tidak menyenangkan adalah menyaksikan film silat Cina yang harus menggunakan bahasa Inggris. Terus terang film ini seperti kehilangan separuh nyawa. Sama seperti film 47 Ronin atau The last Samurai. Sama rasanya seperti kita nonton film India di televeisi yang sudah disulih suara ke bahasa Indonesia, garing.
Namun sebagai hiburan film ini lumayan menarik, adegan yang paling bagus mungkin perkelahian antara Silent Wold Lawan We Fang di atas danau yang membeku. Seperti film silat lain, SD tetap menjual indahnya panorama China. Sebagai informasi film ini juga banyak mengambil lokasi di Selandia Baru.
Tetapi jika anda ingin mencari film silat yang punya teknik, acting plus cerita yang  kuat maka sepertinya anda bakal kecewa . Beberapa adegan perkelahian tidak terlihat smooth secara editing. Film ini dirilis secara berbarengan di bioskop dan NETFLIX. Nah, jika disuruh menilai dari 1 – 10, maka saya memberi nilai 6 saja untuk Couching Tiger Hidden Dragon – Sword of Destiny.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H