Mohon tunggu...
Venusgazer EP
Venusgazer EP Mohon Tunggu... Freelancer - Just an ordinary freelancer

#You'llNeverWalkAlone |Twitter @venusgazer |email venusgazer@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Jelajah Tangerang - Sabang dengan Vespa Roda Tiga

14 Desember 2015   08:55 Diperbarui: 15 Desember 2015   11:50 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kendaraan dengan mesin Vespa PX keluaran tahun '82 itu hanya bisa dipacu rata-rata 40 km/jam saja. Pengapiannya masih menggunakan platina, belum CDI. Jadi cukup sering juga mengalami gangguan pada mesin. Jadi bisa dimengerti butuh waktu berbulan-bulan untuk sampai ke ujung paling barat Indonesia.

Tidur lebih banyak dilakukan di SPBU. Jika beruntung klub Vespa setempat akan memberi tumpangan. Namun, tidak semua klub Vespa membuka diri terhadap mereka. Untuk mencukupi kebutuhan hidup selama diperjalanan keduanya bekerja serabutan mulai dari kuli bangunan sampai bantu-bantu di bengkel motor. Itu pula yang membuat perjalanan mereka memakan waktu yang lama.

Perjalanan menjelajahi Indonesia ternyata sudah pernah mereka lakukan sebelumnya. Keduanya sudah sampai ke Bima, NTB. Kala itu perlu waktu 5 bulan untuk sampai sana. Saya tertarik untuk menanyakan motivasi mereka berkelanan sampai Sabang.

"Motivasinya sampai Sabang?" tanya saya.

Keduanya sepertinya tidak siap dengan pertanyaan saya itu. Roni dan Fauzi saling berpandangan seperti orang bingung. Saya lalu coba memberi pertanyaan lain yang mungkin mudah untuk dijawab.

"Nggak...koq mau-maunya..capek-capek, dengan motor begini sampai ke Sabang"

"Mumpung masih muda, ingin sampai ujung Indonesia." Jawab Roni.

"Ingin tahu juga Sumatera, kota-kotanya gimana. Tapi memang tujuan utamanya sampai ke Sabang." tambah Fauzi.

"Kami juga khan nggak selamanya begini pakde. Ya selagi muda, lah."

Jawaban yang membuat saya terdiam sejenak. Membayangkan keduanya berkendara melewati kota-kota, perkebunan sawit, dan menembus hutan-hutan yang ada di Sumatera ini. Sebuah perjalanan yang jauh berbeda jika dibandingkan dengan jalanan di Pulau Jawa.

Banyak suka duka selama di jalan. Dari mulai motor mogok hingga cuaca yang kadang tidak bersahabat. Pernah mereka suatu kali ditodong ketika berada di Lampung. Padahal mereka tidak membawa barang berharga. Uang pun pas-pasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun