Mohon tunggu...
Venusgazer EP
Venusgazer EP Mohon Tunggu... Freelancer - Just an ordinary freelancer

#You'llNeverWalkAlone |Twitter @venusgazer |email venusgazer@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Sebuah Permintaan Maaf dari Riyadh

16 Juli 2015   10:53 Diperbarui: 16 Juli 2015   10:53 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir lewat tengah malam tiba-tiba ponsel saya berdering. Bikin terkejut, karena lagi konsen baca Kompasiana eh layarnya berubah. Sebuah video call masuk. Eh nggak bisa juga disebut video call, soalnya nggak muncul gambar apa-apa. Maklum ponsel pintar saya nggak pintar-pintar amat.

“Malam Ven..apa kabar... lagi ngapain....Eh ini gambarku masuk nggak?” langsung saja ia memberondong saya dengan pertanyaan.

“Ada gambar..gambar bocah cilik lagi nangis.” jawab saya. Karena memang hanya foto profile dia saja yang muncul di layar ponsel saya.

“Eh ada apa gerangan teman lama satu ini tiba-tiba telpon?” tanya saya dalam hati.

Terakhir kami kontak mungkin 2 tahun yang lalu. Ketika masih ‘akur’ karena punya kesamaan kepentingan. Euforia pilpres sedikit banyak telah merenggangkan hubungan kami.

Walau begitu saya tidak sampai melakukan unfriend seperti yang banyak orang lakukan. Status nyelenehnya masih wira-wiri di timeline. Status kritis alias nyinyirnya tanpa tedeng aling-aling.Sering bikin panas hati mereka yang baca. Saya sendiri jarang kasih komen atau sekedar nge-like statusnya. Soalnya dia juga jarang mampir ke status saja. Bukan gengsi, Cuma sayanya saja yang merasa nggak enak. Nginthili orang yang mungkin nggak mau saya inthili.

Lama juga kami ngobrol, berbincang banyak hal. Tentang keluarga, pekerjaan, Kompasiana sampai bergosip tentang kelakuan mereka-mereka yang nyebelin. Tentang proyek bukunya yang sampai sekarang terbengkalai walau pihak penerbit sudah rela menunggu. Saya sampai bosan memberinya semangat karena saya tahu benar ia punya potensi besar dalam tulis menulis.

Kurang lebih 15 menit kami chit-chat, saya minta pamit karena ada keperluan yang mendesak. Sebenarnya masih ingin lebih lama ngobrol. Masih kangen dengan teman lama ini. Terus terang senang rasanya ditelpon teman. Maklum sehari-hari saya jarang atau lebih tepatnya hampir tidak pernah terima telpon. Dan ini panggilan dari jauh lagi, dari Riyadh, Arab Saudi.

“Ven..aku minta maaf ya. Mungkin selama ini aku ada salah..bla..bla..bla” katanya tiba-tiba.

“Eh khan belum lebaran..” jawab saya sambil sedikit bercanda. Saya juga jadi mikir apa salah orang ini sama saya. Rasanya nggak ada sama sekali.

“Nggak harus nunggu lebaran lah..malah sebelum lebaran semuanya dah harus clear.” Jawabnya.

Dalam hati saya mengamini jawabannya. Alangkah indah menyambut Idul Fitri dengan hati yang bersih. Saya tahu teman ini meminta maaf dengan tulus. Walau gayanya dan tampangnya kayak preman. Kalau nyetatus bikin sebal orang tapi sesungguhnya hatinya baik. Sama dengan tone suaranya di telpon itu yang penuh kehangatan.

Sebuah permintaan maaf dari Riyadh yang bikin hati saya terharu. Betul, hati saya berdebar mendengar permintaan maaf itu. Bagaimana bisa teman ini bisa tiba-tiba ingat saya. Saya percaya dia telpon bukan karena kesepian berada di negeri orang. Itu semua karena dia ingin menyambut Idul Fitri dengan hati yang bersih.

Setelah 1 bulan menjalani kewajiban agamanya untuk berpuasa Ia ingin melengkapinya dengan pembersihan hati. Manusia yang kembali pada fitrahnya. Buat saya ini 'sesuatu' sekali.

Terima kasih teman atas telponnya. That’s a big surprise. I really appreciate it. Berharap dirimu bisa menemukan kembali mood untuk menulis di Kompasiana. Saya tahu dirimu salah satu penulis jenius yang pernah ada di rumah sehat kita ini.

Selamat Idul Fitri teman yang jauh di perantauan. Ijinkan saya mohon maaf juga, lahir dan bathin. Eh sekalian ucapan yang sama untuk segenap admin Kompasiana Kang Pepih, Bang Isjet, Mas Nurul, Mbak Ella...dll. Dan tidak ketinggalan pada para sahabat penulis Kompasiana yang merayakan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun