Mohon tunggu...
Venty Nilasari
Venty Nilasari Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Temanku Ternyata adalah Ayah dari Anak-anakku

19 April 2024   15:36 Diperbarui: 19 April 2024   15:38 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Gary Chapman, ada 5 bahasa cinta yang bisa diekspresikan oleh seseorang kepada orang yang dikasihinya. Bahasa cinta tersebut adalah waktu berkualitas (quality time), pujian (words of affirmation), pelayanan (acts of service), hadiah (gifts), dan sentuhan (physical touch).

Jika bahasa cinta saya adalah waktu berkualitas dan pelayanan, sigaraning nyawa saya adalah hadiah dan sentuhan. Ya betul, tidak ada yang beririsan. Waktu belum paham akan bahasa cinta ini, seringkali kami kurang tepat dalam mengungkapkan cinta masing-masing. Seringkali jika saya dibelikan sesuatu, berujung mubazir karena hadiah tersebut kurang cocok. Sebaliknya, dia yang saya ajak berduaan saja walaupun cuma gegoleran gak ngapa-ngapain seringkali sudah terdengar dengkurnya sebelum genap menit ke-10. Zzzzz.

  • Meluangkan Waktu Lebih Banyak untuk Quality Time

Sibuknya kami dengan pekerjaan di kantor dan rumah serta urusan anak-anak membuat waktu semakin mahal untuk sekedar pillow talk. Apalagi saya yang bekerja di beda kabupaten, harus bangun pagi sekali untuk bersiap, pulangnya juga sudah capek. Di sela-sela marathon kegiatan tersebut kami butuh menyempatkan diri untuk bercerita tentang kejadian lucu di bis, atau tentang sifat unik rekan kerja kami. Hal ini untuk menimbulkan kembali chemistry yang sudah mulai kehilangan daya magisnya. Karena witing trisno kuwi jalaran saka ngglibet.

  • Bercinta dengan Mindfull

Tak dipungkiri, banyak pasangan berakhir berpisah karena urusan kasur. Kebutuhan biologis bukan hal yang tabu dalam rumah tangga. Keduanya harus terbuka tentang apa yang diinginkan dan tidak disukai. Dengan terpenuhinya nafkah batiniah, baik suami maupun istri tidak akan mencari kekurangan tersebut di luar. Naudzubillah.

  • Rembugan itu Penting 

Jika ada sesuatu yang mengganjal, sesepele apapun itu kelihatannya, please speak up. Kalau sedikit-sedikit mendem, sama halnya seperti membawa bom waktu yang setiap saat siap meledak.

Berkomunikasi tentu ada seninya. Saya harus banyak belajar pada suami yang lihai dalam hubungan diplomatis. Kalau ingin membahas sesuatu, dia selalu menimbang suasana hati, kondisi, dan waktu yang banyak berpengaruh terhadap kesimpulan pembicaraan tersebut pada akhirnya. Tidak seperti saya yang main hajar saja tanpa filter, tanpa preambule, cas cis cus, yang penting saya lega. No no no!. Bicara itu penuh intrik politik.

  • Mendukung Hobi Selama Positif

Saat ini, suami saya sedang gandrung dengan ikan koi dan love bird. Kegiatannya setiap bangun pagi adalah nongkrong di depan kolam dan ngobrol mesra dengan makhluk-makhluk lucu itu. Nggak papa, saya suka suka aja sih. Daripada sebelum ini dia sering ngegame, HP selalu ditenteng kesana kemari. Bertentangan dengan value yang selalu saya tanamkan pada anak-anak tentang bijak menggunakan gawai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun