Mohon tunggu...
Vensita Rosita
Vensita Rosita Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Patut Dicoba! 5 Tips "Anti Mainstream" Menyewa Apartemen

11 November 2017   01:19 Diperbarui: 11 November 2017   01:37 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan, bukan seperti yang Anda pikirkan. Memang, finansial tentu jadi masalah utama tiap orang saat mencari apartemen. Tapi bukan itu yang akan dibahas, terlalu mainstream mungkin! Ada banyak hal yang tak melulu menjurus ke keuangan tapi justru terabaikan saat akan menyewa hunian.

Memang tak mudah mencari apartemen disewakan, meski hanya untuk istirahat malam hari. Paling tidak, perlu waktu dua minggu untuk menemukan apartemen yang benar-benar sreg dihati. Dengan meneruskan membaca, Anda akan bisa memanfaatkan waktu dua minggu tersebut untuk hal lain yang penting.

Jika Anda adalah pendatang, atau hanya ingin mencari kesepakatan lebih baik dari hunian yang Anda tempati saat ini, bacaan ini akan membuat segalanya jadi mudah bagi Anda. Ingat, bukan hanya finansial yang harus diperhatikan, tapi beberapa pertimbangan anti-mainstream ini juga perlu diketahui.

Lalu lintas dan suhu

Kombinasi kemacetan lalu lintas dan suhu rata-rata yang sama tinggi, pasti adalah sekian hal yang ingin Anda hindari. Begitu keluar dari apartemen, Anda akan menemukan mobil, bus, motor, dan cuaca panas sudah siap menyambut. Bisa jadi, waktu tempuh akan jadi dua jam meski hunian dan tempat kerja cuma berjarak 5 km.

Hanya ada peluh keringat atau basah begitu sampai tempat kerja, bergantung pada musimnya. Tak ada hari libur, meski itu pada akhir pekan. Bagi keluarga, keadaan bisa jadi sedikit rumit. Anda harus berjauh-jauh ke luar kota hanya untuk mendapat sedikit ruang terbuka.

Tempat wisata dan kehidupan malam

Seharusnya, pikirkan juga tentang tempat wisata saat mencari apartemen. Anda tentu tak mau tiap akhir pekan selalu di apartemen. Tempat wisata bisa menjadi semacam oase dari aktivitas harian. Sayangnya, daerah dengan kepadatan tinggi selalu dipenuhi barang yang biasa saja tapi berharga mahal.

Kecuali Anda tak butuh hiburan saat akhir pekan, Anda bisa pilih apartemen yang sedikit lebih jauh. Meskipun jika Anda adalah tipe yang biasa keluar malam sendiri, Anda pasti tak ingin berada di tengah kerumunan tak jelas. Beberapa tempat wisata selalu bising hingga menjelang matahari terbit. Jika Anda ingin tidur berkualitas, baiknya hindari apartemen di lingkungan ini.

Bahasa dan teknologi

Meski di kota besar, tak semua penduduk mampu menguasai Bahasa Indonesia dengan lancar. Komunikasi adalah awal dari segalanya. Bisa jadi, apartemen yang diiklankan dengan harga murah berlokasi di tempat yang entah. Anda mungkin hanya berteman dengan supir taksi yang sudah terbiasa berbahasa Indonesia.

Perjuangan Anda untuk membeli sepotong sabun akan lebih ekstra, karena terbentur dengan komunikasi. Lebih rumit lagi kalau berkaitan dengan membuat kesepakatan. Teknologi mungkin bisa membantu, tapi tidak untuk situasi seperti ini. Bahkan, kamus digital juga akan diam saat Anda mintai tolong untuk berkomunikasi.

Kebutuhan khusus dan hewan peliharaan

Jika anggota keluarga ada yang tidak beruntung dan harus memakai kursi roda, masih sedikit apartemen yang ramah pada hal ini. Tentu, sudah tak terhitung apartemen yang menyediakan lift, tapi apa sudah cukup mengakomodasi. Kebutuhan pengguna kursi roda tak sebatas untuk berpindah tempat, bagaimana dengan toilet atau hal lain?

Sama halnya juga hewan peliharaan. Tak semua apartemen memberi kesempatan pemilik hewan untuk ikut membawa serta peliharaannya. Kebanyakan hewan peliharaan hanya akan berakhir di tempat penampungan hewan. Jika pun ada apartemen yang berbaik hati, bisa saja hunian itu bangunan tua yang sudah tak representatif.

Indek sewa dan biaya lain

Belum ada studi pasti berkenaan dengan rata-rata harga apartemen disewakan di Indonesia, kebanyakan hanya dari agen pemasaran sebagai bagian dari promosi mereka. Tapi ini cukup bisa memberi gambaran kasar dari nominal yang harus Anda bayarkan tiap awal bulan. Besaran sewa paling tidak bergantung pada fasilitas, kelengkapan, jarak, juga akses ke titik tertentu.

Lalu, berapa biasaya untuk hidup di apartemen? Tak ada jumlah pasti, karena tiap penghuni punya preferensi kebutuhan sendiri, gaya hidup berbeda, juga hal lain. Yang pasti, jika Anda mau memilih apartemen yang tidak ada kolam renang dan gym, pengeluaran bisa jauh ditekan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun