Mohon tunggu...
Ajie Marzuki Adnan
Ajie Marzuki Adnan Mohon Tunggu... profesional -

Manusia biasa, suka tidur, suka browsing internet, suka baca komik Doraemon juga. Getting older but still a youth!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ganyang Koruptor!

7 September 2010   17:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:22 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara ini tampaknya sudah terlalu penuh dengan koruptor, dari atas hingga ke kroco-kroco di pedesaan semuanya sudah penuh diwarnai dengan warna Korupsi, kolusi dan Nepotisme. Mulai dari instansi pemerintah bahkan hingga ke organisasi swasta, semuanya penuh kebiasaan suap menyuap dan korupsi. Tapi ternyata, masalah terbesar bangsa Indonesia tersebut dengan cerdasnya oleh pemerintah dialihkan ke isu-isu sepele (sepele kalau dibandingkan dengan isu korupsi) yang tentunya dibantu oleh media massa. Beberapa isu "tidak penting" yang blow-up oleh pemerintah dan media diantaranya adalah kasus Ariel-Luna-Cut Tari dan Isu ganyang Malaysia. Untuk kasus Ariel-Luna-Cut Tari tentu kita semua yang berpendidikan diatas SD tahu mengapa isu ini sangat tidak penting. Namun untuk kasus Ganyang Malaysia, mungkin beberapa dari kita tidak menyadari bahwa ini adalah taktik para koruptor untuk mengalihkan opini publik dengan cara menciptakan musuh bersama. Manuver politik menciptakan musuh bersama ini umumnya dilakukan oleh negara-negara otoriter. Tujuannya jelas, yaitu untuk mengalihkan opini publik dari pencitraan negatif pemerintahannya kepada isu-isu lain, terutama isu mengenai hubungan internasional. Contohnya adalah pada masa-masa lahirnya komunisme di Rusia: Dengan mengatasnamakan kedaulatan Uni Soviet mereka menciptakan musuh bersama yaitu bangsa Ukraina, Armenia, Belorusia, Azerbaijan dan lain-lain. Kemudian pada masa rezim NAZI di Jerman, mereka diberi musuh bersama yaitu bangsa Yahudi dan Polandia beserta orang-orang komunis, termasuk negara Uni Soviet. Ada lagi untuk saat ini adalah Korea Utara yang menciptakan musuh bersama Amerika Serikat dan sekutunya. Indonesia, walaupun bukan negara diktatorial namun juga turut menjalankan strategi ini untuk mengalihkan konsentrasi dan kontrol publik terhadap jalannya kasus-kasus hukum para koruptor. Mungkin bedanya dengan penciptaan musuh bersama pada Negara diktator adalah pada Negara Indonesia yang melakukan pengalihan isu ini bukan para pemimpin eksekutifnya namun oleh para koruptor-koruptor yang punya kepentingan atas pengalihan isu ini. Hal ini tampak dari perilaku beberapa pemimpin eksekutif tertinggi kita yang tidak turut melakukan propaganda pengalihan isu ini. Ada beberapa hal yang membuat saya mengatakan bahwa konfrontasi dengan Malaysia merupakan isu buangan dari isu Korupsi alih-alih menjadi hal yang harus menjadi perhatian utama bangsa ini: 1. Koruptor jauh lebih banyak menyengsarakan warga Indonesia. Kalau para pendukung ganyang Malaysia sering beralasan kita harus menyerang Malaysia karena mereka sering menyiksa TKI kita, maka yang jadi pertanyaan adalah Berapa banyak TKI kita yang disiksa disana? Paling banyak jumlahnya ratusan ribu hingga 1 juta orang saja (karena total jumlah TKI kita disana ada 2 juta orang). Bandingkan jumlah korban penduduk Indonesia yang tersiksa karena tingkah laku para koruptor yang mencapai angka puluhan hingga ratusan juta orang! 2. Koruptor jauh lebih banyak menggadaikan kedaulatan Negara ini. Para pendukung ganyang Malaysia sering mengemukakan pernyatakan bahwa banyak pelanggaran/pengambilan wilayah kedaulatan Indonesia. Namun coba kita perhatikan bersama, berapa juta hektar yang telah terenggut dari Negara ini akibat tindakan para koruptor di masa lampau dan masa sekarang ini? Mulai dari hal-hal yang kecil seperti pengerukan pasir pantai/pulau (bahkan banyak pulau yang sampai “hilang” karena dikeruk) sampai masalah besar seperti tuntutan kemerdekaan Timor Leste. Bahkan kalau korupsi di negeri ini tetap langgeng seperti saat ini, bukan tidak mungkin akan muncul gerakan-gerakan separatis Timor Leste lain yang bertujuan memerdekakan diri dari NKRI. 3. Koruptor lebih banyak merendahkan derajat harkat dan martabat Negara Indonesia. Para pendemo ganyang Malaysia berseru lantang bahwa mereka (Malaysia) telah merendahkan harga diri negara ini dengan tidak menghargai kedaulatan wilayah Indonesia. Tapi coba kita perhatikan betapa negara ini telah direndahkan sedemikian hina oleh tingkah laku para koruptor yang merupakan anak bangsa negeri ini sendiri. Dunia memandang kita tidak lebih sebagai Negara “bobrok” yang merupakan surga bagi para koruptor. Dan inilah konsekuensi dari kelakuan para koruptor-koruptor itu: Kita kini direndahkan oleh tetangga kita sendiri. Ini merupakan suatu proses reaksi berantai yang logis, jadi jangan salahkan Malaysia merendahkan kita kalau kita sendiri berkelakuan seperti binatang pengerat (TIKUS).

harga diri
harga diri
4. Koruptor JAUH lebih banyak “mencuri” kebudayaan kita. Maksudnya mencuri disini tidak harus selalu berarti “Mengambil barang milik orang lain yang bukan menjadi haknya”, tapi lebih ke arah proses menghilangkan budaya-budaya Indonesia. Ingat sebelum Malaysia meng-klaim batik sebagai budaya khasnya? Apa pernah anda-anda disini merasa tertarik untuk menggunakan batik? Apa pernah anda mendengar satu berita saja yang membahas mengenai kebijakan pemerintah untuk menjadikan batik sebagai identitas khas kita? Ya, pemerintah kita yang korup lebih suka menggunakan uang Negara untuk berfoya-foya menebalkan dompet alih-alih memperhatikan kebudayaan kita sendiri…. Jadi salah siapa sekarang? Tidak perlu saya sebutkan satu-satu berapa banyak budaya khas kita yang menjadi “anak tiri” di negeri sendiri? Berapa banyak budaya kita yang telah punah karena pemerintah dan kita sendiri yang tidak perduli mengenai budaya kita? Coba anda intip buku “Kesenian Jakarta” anda waktu SD dulu, saya yakin sebagian besar jenis-jenis kesenian yang tertulis dalam buku tersebut sudah banyak yang punah/hampir punah. Hal-hal yang telah saya tuliskan diatas hanyalah beberapa keunggulan keburukan Koruptor ketimbang Malaysia. Seburuk-buruknya perlakukan Negara tetangga kita tersebut terhadap kita, masih lebih buruk kelakuan maling-maling koruptor di negeri kita sendiri. Berhentilah berteriak Ganyang Malaysia wahai rakyat Indonesia! Berhentilah mengompori emosi rakyat Indonesia wahai para pemilik media! Sadari bahwa Negara ini hancur bukan karena Malaysia, bukan karena Singapura atau Negara-negara lain! Negara ini hancur dan menghilang sedikit demi sedikit karena kita sendiri! Dua belas tahun silam para mahasiswa & aktivis berdemo ke gedung MPR dan menggulirkan arus reformasi, namun kini ketika para mahasiswa dan aktivis itu telah merasakan harumnya aroma uang dan empuknya kursi kekuasaan mereka berbalik arah melawan semangat reformasi yang pernah mereka jeritkan 12 tahun lalu…. Ini adalah kesalahan kita sendiri, bangsa Indonesia.. Ini adalah blunder kita karena terlalu lama membiarkan korupsi menjadi salah satu budaya kita. Ini adalah salah kita….. MERDEKA! http://venomaxus.wordpress.com/2010/09/08/ganyang-koruptor/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun