Pendidikan bisa dikatakan proses masa pembelajaran bertujuan untuk mengembangkan bakat pada anak, baik bersifat kecerdasan, kepribadian, keagamaan dan spiritual. Jika salah satu negara memiliki pendidikan dengan tingkat yang sangat baik, secara langsung akan berdampak terhadap suatu keadaan negara. Adanya  pendidikan, jelas semua bisa berjalan dengan baik dan teratur. Saat ini, pendidikan berusaha mengupayakan sesuai berdasarkan elemen pendidikan yang diharapkan masyarakat. Tentu hal ini dibutuhkan dorongan serta dukungan dari berbagai pihak nantinya dapat tercipta pendidikan sesuai dengan cita-cita bangsa. Saat ini permasalahan pendidikan sangatlah kompleks, mulai dari fasilitas sarana dan prasarana hingga sistem kurikulumnya. Tentu peran generasi milenial sangatlah dibutuhkan guna dapat mengatasi permasalahan yang terjadi sehingga dapat memamntau perkembangan pendidikan.
 Kondisi saat adanya Covid-19 akan berpengaruh ke semua sektor. Sektor utama yang dirasakan oleh kalangan pelajar  yakni sektor pendidikan. Tepat pada tanggal 24 Maret tahun 2020 KEMENDIKBUD RI telah menetapkan surat keputusan yang membahas tentang kebijakan Pendidikan Pada Masa Penyebaran COVID, yakni penjelasan proses belajar yang dilaksanakan di rumah, harapannya dengan adanya pelaksanaan pembelajaran daring akan memberikan pengalaman bagi siswa. Sejak saat itu pola kegiatan pembelajaran juga berubah menyesuaikan pola pembelajaran daring terbaru. Tidak menutup kemungkinan pelaksanaan pembelajan daring merupakan implementasi pembelajaran pancasila.Â
Dipaparkan pada tujuan pembelajaran pancasila dapat kita ketahui bahwa sudah tercantum 3 (tiga) dimensi utama yakni Pertama, Pancasila digunakan untuk meningkatkan kecerdasan pada warga negara, digunakan dalam tumbuh kembang karakter tanggung jawab dan pemenuhan pada warga negara dalam bentuk peran aktif. Â Ketiganya saling berkaitan dan melengkapi satu sama lain. Ditujukan juga untuk pembelajaran daring yang sedang berjalan saat ini.Â
Mengenai pembelajaran daring sendiri sangat dibutuhkan pada proses pembelajaran pada era revolusi industri 4.0. Â Sehingga, kelak akan bisa transformasi kearah era digital, tetapi perlu adanya persiapan yang matang apabila berganti ke pembelajaran daring. Pada saat dimulai penerapan proses menumbuh kembangkan karakter pancasila individu melalui pembelajaran daring perlu adanya bahan yang dapat dijadikan evaluasi kedepannya agar bisa diperbaiki untuk memperkuat pelajar dalam menjalankan pembelajaran daring di era revolusi.Â
Perkembangan nilai karakter, merupakan perubahan pada pembentukan karakter seorang anak. Pendidikan karakter dikenalkan pada anak dimulai dari lahir. Pendidikan karakter mulai diterapkan orang tua, sejak pada pandemi covid-19. Beberapa strategi orang tua lakukan untuk mengenalkan pendidikan karakter yakni anak harus dibiasakan belajar online dan harus mulai terbisa, kemungkinan besar pendidikan modern kedepannya memanfaatkan internet guna untuk belajar bahkan diteladani yang artinya milenial harus mampu untuk mendalami pembelajaran saat ini agar kelak meraka tidak akan tertinggal dan kaku menerima perkembangan zaman.
Faktor penghambat milenial dalam proses penguatan karakter pancasila dalam pembelajaran daring : Â
1. Tidak memiliki smartphone
Smartphone merupakan faktor utama dalam pembelajaran daring karena dengan smartphone siswa dapat mengikuti pembelajaran online, namun siswa tidak bisa mengumpulkan soal jawaban yang diberikan guru dikarenakan tidak memiliki smartphone. Ditambah lagi dengan keadaan ekonomi orang tua yang rendah bisa jadi smartphone tersebut hanya berjumlah 1 (satu)/ hanya milik orang tua yang dibawa kerja setiap saat.
2. Â Keterbatasan kuota internet
Kuota internet merupakan bahan berjalanya pembelajaran daring, tidak ada kuota internet akan menyebabkan peserta didik terlambat dalam mengumpulkan tugas pada waktu yang sudah ditentukan guru. Adanya tambahan biaya untuk kuota internet yang digunakan membuat millenal menjadi malas untuk membeli, sekarang ini lebih mementingkan voucer game online nya. Selain itu mengingat keadaan ekonomi setiap keluarga yang berbeda juga akan terkendala untuk membeli paket internet.Â
3. Jaringan internet tidak stabil
Seorang siswa karakter asli mulai muncul disaat mengalami emosi biasanya pada kegiatan pembelajaran online yang tidak diawasi guru/orang tua ditambah lagi jaringan internet yang tidak stabil, langsung memancing emosi siswa yang tidak terkontrol. Pada anak tunanetra juga hal sama yang disarasakan saat pembelajaran daring dengan kondisi yang memiliki keterbatasan fisik akan lebih sulit jika ada jaringan internet tidak stabil dibutuhkan ekstra pendampingan . Selain itu siswa yang awalnya hiperaktif menjadi tidak aktif akibat adanya jaringan internet tidak stabil khususnya pada daerah pedesaan.Â
4. Teknologi kurang memadai
Adanya ketidakmampuan orang tua dalam memahami tekhnologi internet untuk anak nya, menyebabkan anak menjadi lalai dalam menerima pembelajaran yang seharusnya diterima pada waktu tersebut.Â
5. Sarana dan prasarana kurang memadai
Pada pembelajaran daring faktor lain merupakan sarana dan prasarana haruslah diperkuat. Pada siswa yang tuna netra mereka memiliki keterbatasan fisik ditambah lagi dengan tidak adanya sarana dan prasarana terutama media pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran secara daring dirasa sangat sulit bagi mereka untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu jika seorang siswa minim akan pemahaman IT dan dipertengahan pembelajaran aplikasi mengalami eror siswa jadi malas untuk melanjutkan pembelajaran dikarenakan kondisi smartphone tidak memadai.Â
6. Pemahaman IT minimÂ
Pemahaman IT sangat dibutuhkan untuk seluruh siswa yang menjalankan pembelajaran online karena dengan adanya IT bisa dengan mudah memprogramkan komputer yang digunakan prasarana pembelajaran, tetapi beda dengan milenial saat ini yang berada di daerah pedesaan yang kurang pemahaman IT.Â
7. Minat belajar yang kurangÂ
Guru memberikan banyak tugas dan langsung dikumpulkan online, banyak siswa yang tidak mengumpulkan karena tidak adanya minat belajar pada diri siswa. Selain itu jika siswa tidak memiliki minat serta motivasi akan sulit untuk menjalani proses pembelajaran daring serta proses pembentukan karakter pada siswa.Â
8. Lingkungan keluarga tidak mendukungÂ
Faktor yang sangat berpengaruh pada pembelajaran daring yakni pada lingkungan keluarga, peserta didik yang berada dilingkungan keluarga yang tidak mendukung akan cepat terpengaruh terutama jika lingkungan keluarga yang buruk tidak tau mengenai karakter serta agama yang baik akan dengan mudah terjerumus. Jika keluarga mengetahui anak mempunyai keterbatasan fisik maka keluarga haruslah juga mendukung, tetapi masih ada keluarga yang dirasa kurang support terhadap anak.Â
9. Kurangnya pendampingan orang tua
Siswa yang memiliki keterbatasan fisik buta sangat membutuhkan pendampingan orang tua dan juga guru karena mereka sedang melaksanakan pembelajaran daring, jika tidak ada keduanya maka siswa sulit untuk melakukan sesuatu jika ada kendala. Tidak adanya pendampingan dari orang tua serta dukungan peserta didik maka akan berpengaruh juga terhadap karakter diri yang tidak diinginkan. Pekembangan karakter diri sendiri akan tidak terkontrol jika tidak ada pendampingan selama dirumah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H