Demam virus KB (Kangen Beraatttt) yang mengidap dalam tubuh ini nampaknya telah melumpuhkan otak jernih. Entah..??? belum mampu tuk pahami, harus bagaimana menyikapi dan mensiasati rasa ini. Sudah sepatutnya ku syukuri ataukah justru harus keberpalingan yang harus ku lakukan. Kebingungan masih menjadi kelambu dalam pemahaman. Tolong aku..!! rasa ini benar adanya menyiksa. Bila ku dapat berbicara pada rasa ini "Cobalah bersabar tuk bersahabat dengan waktu, biarkan ku mengenyam dan meraih mimpi-mimpi indah itu tuk menjadi sebuah lembaran senyum untuk mu agar ku tak mengecewakan"
Mengertilah . . .
Biarkan waktu dan kesaksian yang kan membuat segala lisan dan perbuatan menjadi halal bagi ku. Menyadari bahwa segala sesuatu yang telah diciptakan tentulah memiliki ibroh tak terkecuali rasa ini. Tetapi apalah guna bila rasa ini kian membuatku terperosok dalam lembah yang juram dan kelam. Membuat ku semakin menjauhi-Mu, mengingkari-Mu, dan tak mengenal azab-Mu. Sungguh terasa semakin dalam belati menyayat dada ini.
Sudah cukup..!!
Bagi ku debu-debu dosa telah menutupi daun hingga tak mampu ku bedakan antara haram dan halal. Bagi ku kerikil-kerikil dosa telah menggerogoti tubuh hingga lemah dan membuatku lumpuh. Dan kini, tak sanggup ku bila harus menerima lemparan batu-batu dosa yang kan menghimpit akar hingga kritis dan sakarat yang kan berujung pada kematian hati. "Bila diizinkan maka sejauh mungkin ku kan membuang rasa ini". Hingga suatu saat kelak ku berhak menerimanya bersama dengan ridho-Mu. Karena ku sadar, bahwa belum sepantasnya ku merasakan indahnya rasa ini.
Untuk mu . . .
yang kan melengkapi sisa hari penghidupanku,
yang kan menjadi ayah dari mujahid dan mujahidahku,
yang kan menjadi khalifah dalam gubuk kebahagianku,
Mengertilah bahwa kerinduan terhadap mu benar menyiksa uluh hati ku. Ketika tak sanggup ku menahan syahwat dan jeratan nafsu. Hanya perbudakan yang ku alami karena lemahnya iman dan awamnya diri ini. Engkau sosok yang menempati sedikit sisa ruang dihati yang jelas terang adalah pilihan Allah swt. Meski ku tahu bahwa ketetapan itu dapat berubah sesuai kehendak dan kuasa-Nya. Tetapi aku yakin bahwa Allah akan membenarkan janjinya sebagaimana dalam istiqoroh ku. Ku mohon pada mu, tuk menjadi partner dalam menjaga segala lisan dan tingkah laku. Selama kehalalan belum menjadi hak kita. Tolong ingat kan dan nasehatilah, ketika ku membabi buta menggoda dan merengek merindukan mu (ucapkan istighfar untuk ku). Ku tak sanggup bila setiap ucapan dan segala perbuatan yang selayaknya tak pantas untuk kita lakukan dan ucapkan sebelum Allah meridhoi, akan menjadi kemaksiatan yang berakibat pada pedihnya azab siksa kedua orang tua kita yang kan menerima lemparan lahar panas dan cambukan dari neraka jahanam. Ku mohon.... nasehati dan sadarkan aku !!!
Untuk saat ini ku ingin tenang kan hati dan meredam kerinduan yang berlebihan yang selayaknya tak pantas ku rasakan saat ini, bukannya ku ingin pergi ataupun melupakan mu. Tetapi biarkan atas segala izinnya, perlahan ku mencoba, berusaha, dan berdoa, tuk menjadikan kerinduan ini sebagai media untuk lebih mendekat dan taat kepada Yang Maha Kuasa yang merajai segala rasa. . .
#yang lagi demam Kangen sama pasangannya yang belum halal... TTD ajah  ^_^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H