Mengertilah bahwa kerinduan terhadap mu benar menyiksa uluh hati ku. Ketika tak sanggup ku menahan syahwat dan jeratan nafsu. Hanya perbudakan yang ku alami karena lemahnya iman dan awamnya diri ini. Engkau sosok yang menempati sedikit sisa ruang dihati yang jelas terang adalah pilihan Allah swt. Meski ku tahu bahwa ketetapan itu dapat berubah sesuai kehendak dan kuasa-Nya. Tetapi aku yakin bahwa Allah akan membenarkan janjinya sebagaimana dalam istiqoroh ku. Ku mohon pada mu, tuk menjadi partner dalam menjaga segala lisan dan tingkah laku. Selama kehalalan belum menjadi hak kita. Tolong ingat kan dan nasehatilah, ketika ku membabi buta menggoda dan merengek merindukan mu (ucapkan istighfar untuk ku). Ku tak sanggup bila setiap ucapan dan segala perbuatan yang selayaknya tak pantas untuk kita lakukan dan ucapkan sebelum Allah meridhoi, akan menjadi kemaksiatan yang berakibat pada pedihnya azab siksa kedua orang tua kita yang kan menerima lemparan lahar panas dan cambukan dari neraka jahanam. Ku mohon.... nasehati dan sadarkan aku !!!
Untuk saat ini ku ingin tenang kan hati dan meredam kerinduan yang berlebihan yang selayaknya tak pantas ku rasakan saat ini, bukannya ku ingin pergi ataupun melupakan mu. Tetapi biarkan atas segala izinnya, perlahan ku mencoba, berusaha, dan berdoa, tuk menjadikan kerinduan ini sebagai media untuk lebih mendekat dan taat kepada Yang Maha Kuasa yang merajai segala rasa. . .
#yang lagi demam Kangen sama pasangannya yang belum halal... TTD ajah  ^_^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H