5. Semua Wanita itu Cantik!
Dalam adegan ini, Rara membuat gebrakan baru untuk kantornya, Malathi. Ia membuat konsep dengan menunjukkan bahwa semua wanita cantik dengan bentuk tubuhnya masing-masing. Tidak peduli walau ada tompel di wajah, berat badan berlebih, berambut keriting, gigi yang tidak rata, dan sebagainya.
Adegan ini menjadi tamparan keras bagi standardisasi kecantikan di Indonesia yang masih mengunggulkan cantik harus putih dan langsing.
Beratnya Produksi Film Imperfect, Ernest Prakasa sampai Nangis
Dalam praproduksi yang dilakukan di film ini, Ernest dan Meira sempat bingung dalam mencari aktris yang pantas untuk memerankan Rara. Hal ini karena sulitnya mencari aktris yang  mau menaikturunkan berat badannya sebanyak 10 kg agar hasilnya natural.
Ernest menceritakan dalam podcast miliknya, jika di luar negeri, mungkin hal ini sudah lumrah. Namun, tentu budget pembuatannya sangatlah fantastis, beda dengan Ernest yang tidak memiliki budget sebanyak itu.
Hingga akhirnya mereka mendapat rekomendasi dari tim untuk mencoba Jessica Mila sebagai pemeran utama. Berbekal ketidakpercayaan diri, Ernest dan Meira mencoba membicarakan bagaimana konsep film terhadap Mila. Tak disangka-sangka, Mila pun mengiyakan.
Mereka juga masih harus mengupayakan agar berat badan Mila dapat naik dan turun secara drastis dalam waktu singkat, namun juga dengan cara yang sehat.
Dengan bantuan fitness dan personal trainer, akhirnya Mila dapat menaikturunkan berat badannya sebanyak 10 kg.
Proses produksi film Imperfect juga tak kalah sulit. Karena ada perpindahan lokasi syuting yang juga harus menyesuaikan ketika berat badan Mila sedang naik dan turun. Ernest mengungkapkan ini adalah produksi film terlama yang pernah ia garap, yakni 29 hari.
Selain itu, Imperfect merupakan satu-satunya film yang membuat Ernest menangis dalam proses produksi. Dikutip dari podcastnya, ia mengatakan bahwa sempat merasa mental breakdown dalam proses produksi, hingga menangis di pelukan Meira.
Kerja keras mereka akhirnya terbayar dan membuahkan hasil yang sangat baik, karena film ini berhasil mendapatkan kurang lebih 2.643.314 juta penonton dalam 36 hari.
Psikoanalisis dalam Imperfect
Psikoanalisis berasumsi bahwa perkembangan pribadi tiap orang tentu dipengaruhi oleh konflik dari faktor-faktor internal psikologis seseorang. (Syawal dan Helaludin, 2018). Berikut psikoanalisis yang bisa kita lihat dari beberapa adegan di Imperfect:
1. Diet atau Tidak?
Ketika Rara berjuang untuk memperbaiki penampilannya, ia sempat bergulat dengan dirinya sendiri. Pada dasarnya Rara ingin kurus, maka ia mencoba diet dengan memakan apel saja. Namun, di malam hari, ia merasa kelaparan dan memiliki ego untuk ingin makan cokelat.Â
Lantas, akhirnya ia kembali menutup laci mejanya dan tidak jadi mengambil cokelat. Hal ini menjadi bukti bahwa diri Rara sedang bergulat, untuk tetap diet atau tidak.
2. Tidak Dekat dengan Ibu
Terdapat sisi psikoanalisis attachment disini, yakni gambaran Rara yang tidak terlalu dekat dengan ibunya sejak kecil. Terlebih, ibunya terus melarang ia untuk makan banyak karena ingin Rara lebih memperhatikan penampilan. Sehingga mempengaruhi Rara untuk terbiasa dengan tekanan dari sang ibu.
3. Ayah Menjadi Role Model
Rara memiliki identity dengan mengidentifikasi almarhum ayahnya sebagai role model. Sang ayah selalu menyemangati serta menyuruh Rara untuk tidak mendengar ucapan-ucapan dari orang sekitar yang menjelekkannya. Rara pun tumbuh dengan sikap cuek dan tidak peduli lagi jika dihina oleh sekitarnya.
4. Terpengaruh Lingkungan