Mohon tunggu...
Konstantinus Jalang
Konstantinus Jalang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis adalah Alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang

Berfilsafat dari Bawah

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Keseharian (Psikologis) Seorang Perokok

25 Agustus 2020   14:11 Diperbarui: 23 November 2021   11:22 1416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya ingin menyebut 'psikologi seorang perokok'. Penggunaan istilah "psikologi" dalam uraian sederhana ini hendak menjelaskan kecenderungan umum yang biasanya dimiliki oleh para perokok. Secara sederhana, psikologi dimengerti sebagai ilmu atau diskursus tentang jiwa manusia. 

Namun, dalam perkembangannya, psikologi lebih dipahami sebagai ilmu yang menganalisa mental seseorang berdasarkan tingkah-laku, kata-kata dan bahkan gestur fisik tertentu. Seorang psikolog dapat mengenal tipe kepribadian seseorang bahkan berdasarkan gerakan bibir.

Sebagai seorang perokok, saya tentu saja mengenal kebiasaan umum dalam keseharian hidup para perokok. Atau dengan kata lain, saya bisa mengetahui sedikit 'kecenderungan psikologis' para perokok. 

Merokok dengan sendirinya merupakan kebiasaan yang tidak sehat. Bahkan, rokok adalah satu-satunya produk yang disertai ancaman pembunuhan bagi para konsumennya; "Rokok Membunuhmu". Namun, ancaman tersebut sering kali tidak mengurangi jumlah konsumen jenis produk yang satu ini.

Merokok Setelah Makan

Sejauh ini, saya belum mampu menjelaskan kenapa merokok sehabis makan memiliki sensasi kenikmatan tersendiri. Mungkin seorang dokter atau sekurang-kurangnya guru biologi dapat menjelaskan hal ini. 

'Sebats' sehabis makan bagi seorang perokok adalah aktivitas yang menyenangkan. Bagi perokok, kenyang saja belum cukup tanpa merokok. Merokok setelah makan seperti anti-klimaks dari rasa kenyang. 

Biasanya, perokok akan berusaha menyediakan sebatang atau kalau banyak uang sebungkus rokok sebelum waktu makan berlangsung. Pemandangan unik akan dijumpai saat perokok candu tidak memiliki uang tepat di momen setelah makan. 

Wajah perokok jenis ini akan kelihatan loyoh dan berharap menemukan puntung rokok di beberapa sudut kamarnya. Itu sering kali terjadi di kost-kostan mahasiswa, haha.

Bagi para perokok candu, kenyang tanpa menghisap rokok seperti bercinta tanpa orgasme. Kepuasaan para perokok candu bukan pada momen 'kenyang', tetapi kenyang yang dilanjutkan dengan 'sebats'. 

Pengalaman semacam ini akan terasa konyol dalam pandangan siapa saja yang tidak merokok. Harus diakui bahwa memang kebiasaan seperti ini konyol dan cenderung tidak sehat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun