Teman-teman, zaman modern yang bermula di abad ke -16 memuncak di abad ke - 18. Sekali lagi ditegaskan bahwa, Filsafat Modern merujuk pada sistem berpikir yang mengandalkan rasionalitas tanpa harus dituntun oleh otoritas eksternal seperti Kitab Suci dan tradisi. Â Diskursus teosentris abad pertengahan telah diganti dengan pemikiran antroposentris modern.
Para pemikir modern adalah mereka yang memiliki kesadaran diri sebagai subjek yang rasional. Dengan kemampuan rasionalnya, manusia niscaya mampu mengadakan kemajuan-kemajuan yang secara kualitatif baru. Sebagai bentuk kesadaran, modernitas dicirikan dengan term  subjek, kritik dan kemajuan. Ketiga hal ini selalu saling mengandaikan. Subjek yang rasional mampu mengadakan kritik demi sebuah kemajuan. Perubahan, kemajuan, pertumbuhan dan revolusi tidak lain adalah istilah-istilah kunci modernitas.
  Â
Oleh: Venan Jalang, alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H