Pak, makan dulu,
sedari tadi Bapak belum makan.
Bahkan minum pun Bapak jarang sempatkan.
Â
Nak, sabar ya.
Bulan depan kau perlu dana untuk masuk sekolah.
Bapak sebisa mungkin mencari order supaya dananya cukup.
Kau makanlah dulu, Bapak belum lapar.
Â
Bu, istirahatlah sejenak.
Hari sudah malam.
Sejak pagi buta hingga hampir tengah malam Ibu menjahit dan menjahit.
Toh masih ada esok hari,
Ibu masih bisa merajut kerja Ibu esok nanti.
Â
Sabar ya Nak.
Hutang untuk biaya pengobatan adikmu belum lunas.
Belum lagi kau butuh untuk membeli buku untuk belajar.
Tidurlah, Ibu belum lelah.
Â
Kau perlu tahu, Nak.
Bapak-Ibumu ingin kalian lebih baik dari kami.
Cukup kamilah yang merasakan susah kini.
Kami harap kelak,
kau dan anak-anakmu nanti
bisa mendera hidup yang lebih baik dari kami.
Â
Jadi sabar dulu ya Nak.
Jika malam ini kami belum bisa pulang.
Kami sedang bermalam ditepi jalan.
Bukan untuk menikmati gemilau lampu dalam kelam malam,
tapi siapa tahu ada pelanggan yang membutuhkan jasa kami,
walaupun itu hanya secangkir kopi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H