BIOGRAFI VELISA MAHARANI
Nama lengkap saya adalah Velisa Maharani, lahir di Tangerang, pada tanggal 23 November 2007. Saya adalah anak kedua dari tiga bersaudara, kaka perempuan saya bernama Putri Kusuma dan adik laki-laki saya bernama Arya Nata Kusuma, dari pasangan Manang supriyanto dan Alis Kuswindari.
Veli adalah sapaan akrab saya. Saya lahir dikeluarga sederhana. Ayah saya seorang Driver Online. Sedangkan ibu saya seorang ibu rumah tangga. Sejak kecil saya selalu diajarkan untuk selalu jujur dan baik terhadap siapapun.
FAKTA NAMA VELISA MAHARANI
Nama saya sebelumnya bukanlah Velisa Maharani, melainkan Yasmin Sekar Kirani nama tersebut adalah pemberian dari mama saya. Bapak saya merasa tak cocok dengan nama tersebut, pada akhirnya nama saya di ganti menjadi velisa maharani.
Tetapi saya terkadang kesel dengan nama velisa, karena banyak sekali yang salah nulis dan mendengar nama saya. Teman-teman saya yang baru kenal pasti mendengar nama saya melisa. Tidak hanya teman-teman saya saja terkadang saat saya mesen minuman di cafe dan saat di tanyakan nama pasti barista nya mendengarnya melisa bukan velisa.
MASA PENDIDIKAN VELISA MAHARANI
Saya mulai masuk sekolah dasar pada saat umur saya 6 tahun. Saya tidak TK terlebih dahulu, tetapi saya hanya LES, saat saya LES saya tidak membutuhkan waktu yang lama untuk bisa membaca, menulis, dan berhitung.
Pada saat saya didaftarkan di SD NEGERI KADU oleh mamah saya, saya tidak diterima karena umur saya masih terlalu muda , tetapi mamah saya tidak menyerah untuk saya masuk SD, dengan cara mamah saya bilang bahwa rumah saya dekat sekolah masa tidak diterima, pada akhirnya saya diterima di SD NEGERI KADU.
Awal saya masuk sekolah SD saya sangat senang dan memiliki banyak teman. Tetapi semuanya sangat berubah saat kelas 3 SD karena main dengan circle-circle'an dan di situ saya mulai tidak mempunyai teman banyak lagi, dan juga saya sering di bully karena fisik sampai saya sering nangis di kelas karena di bully.
Karena saya sudah tidak tahan dengan kelakuan mereka, akhirnya saya memberanikan diri untuk lapor ke guru tetapi tidak ada tindakan apapun, sampai saya lapor ke orang tua dan tetap saja mereka membully saya.
Pada saat saya di bully saya hanya bisa diam dan tidak membalas apa-apa, karena menurut saya, kalau saya membalasnya dengan menjelekkan fisik mereka lagi seperti mereka menjelekkan fisik saya, sama saja saya menjelekkan ciptaan tuhan.
Pembullyan tersebut masih berlanjut sampai kelas 6 SD, tetapi kelas 6 SD bully tersebut tidak terlalu parah. Karena sudah capek dan sudah terbiasa saya hanya diam saja dan tidak memperdulikan yang mau membully saya.
Kemudian setelah lulus SD, saya melanjutkan Pendidikan di SMPN 4 CURUG di tahun 2019. Sebelum saya masuk SMP saya sudah takut dan berpikir, "apa saya akan mempunyai teman?, bagaimana kalau temannya pada main circle'an?, bagaimana kalau saya di bully lagi?."
Ternyata apa yang saya pikirkan itu benar terjadi lagi saat saya kelas 1 SMP, saya mulai bodo amat dengan semuanya, dan saya tetap menjalankan semua kegiatan di sekolah, saya sama sekali tidak ingin membalas, karena hanya membuang-buang waktu dan tenaga saya.
Daripada saya membuang waktu dan tenaga saya buat hal yang tidak jelas. Lebih baik saya berusaha belajar dengan giat dan sungguh-sungguh, karena saya ingin masuk ke SMA favorit yang ada di Kabupaten Tangerang.
Ternyata usaha saya tidak sia-sia, setelah lulus SMP saya diterima di SMAN 3 Kabupaten Tangerang. Salah satu SMA impian saya.
Meskipun saya di bully pelajaran saya tidak pernah terganggu, dan selama sekolah dari SD sampai SMP, alhamdulillah saya SD masuk peringkat 10 besar dan SMP saya masuk peringkat 5 besar. Dan saya juga mulai memperbaiki diri karena saya sudah mau masuk SMA dan tidak ingin terulang lagi kejadian pada saat SD sampai SMP.
Pertama kali masuk SMA saya melaksanakan ujian IQ dan untuk menentukan jurusan ke MIPA/IPS saya sangat panik dan takut sampai tidak tidur, saat sudah pagi saya segera bersiap-siap untuk berangkat sekolah, saat sampai di sekolah saya sudah mempunyai teman yang baik dan care sama saya.
Saya juga menjalankan MPLS, menurut saya sangat seru karena bisa kenal dengan kakak kelas, guru-guru, dan juga lingkungan sekolah. Selama menjalankan MPLS saya sangat enjoy dan senang, biarpun di suruh bikin name tag dengan bentuk segi lima, saya sampai buat dua kali karena yang pertama kurang sama ukurannya dan pada akhirnya yang kedua sama ukurannya.
Saat MPLS juga kita semua latihan Pasukan Baris-berbaris, ini adalah kegiatan yang paling seru biarpun cape dan panas, kegiatan ini juga paling berkenang pada saat MPLS, oh iya ada yang lebih seru juga yaiti di suruh bawa membawa makanan dan minuman, tetapi mereknya di istilahkan. Contohnya kue waktu bagus yaitu good time, jadi seperti teka teki.
Setelah kegiatan ujian dan MPLS dilalui, pada akhirnya informasi jurusan telah di kasih tahu, saya mencari nama saya ternyata saya masuk jurusan IPS, padahal saya memilih jurusan MIPA, tapi ternyata saya masuk jurusan IPS.
Saya down dan belum bisa menerimanya, keesokkannya saya sudah mulai menerima dan setelah satu minggu di kelas IPS, saya mendengar bahwa bisa pindah jurusan, saya sangat senang sekali dan saya segera mencari tahu bagaimana cara pindah jurusan, akhirnya saya tahu dan segera ngurus buat pindah jurusan MIPA, alhamdulillah akhirnya saya bisa pindah jurusan MIPA dan saya sangat senang bisa masuk jurusan MIPA.
Mengapa saya pindah jurusan ke MIPA, karena cita-cita saya ingin menjadi dokter, walaupun sekiranya nanti saya tidak menjadi dokter, saya ingin sekali menjadi psikologi.
Pada awal menjadi anak MIPA merupakan hal yang cukup berat bagi saya anak pindahan IPS, karena saya harus lebih belajar lebih giat lagi untuk mencapai cita-citaku.
Selain itu, kalau kata orang-orang jurusan MIPA itu termasuk sulit. Tetapi sejak saya jalani rasanya biasa-biasa saja walaupun awalannya berat karena pelajaran fisika, kimia, matematika wajib maupun minat. Sebenarnya tidak suka pelajaran itu, tetapi jujur setelah saya jalanin selama ini tidak seburuk dan sesulit itu.
Dari peristiwa yang telah saya alami, semua hal mungkin bisa tercapai asal kita mau berusaha sekuat tenaga dan bersemangat. Janganlah berputus asa hanya karena omongan pedas dari orang-orang yang tidak suka dengan kita, tapi hal itu juga bisa menjadi motivasi bagi kita untuk bangkit dan berkembang. Buktikan kepada orang yang telah menjelekkan kita bahwa kita bisa berubah dan menjadi orang yang sukses di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H