Mohon tunggu...
Vela elpita
Vela elpita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Aktif

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mengukir Cerita di Nagari Panyalaian

31 Agustus 2024   15:08 Diperbarui: 31 Agustus 2024   15:50 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walaupun nagari panyalaian, jorong kubu diateh jalan nya sangat sulit untuk di tempuh karena ada jembatannya bermasalah atau rusak. Tapi, kami semua selalu berhati-hati untuk bawa motor karena takut jatuh dan harus waspada. Di nagari panyalaian ini suasana sangat dingin, tapi kami semua harus semangat walaupun dengan kondisi yang kami temukan. Kami semua harus sanggup hidup di nagari panyalaian dan tidak boleh menyerah begitu saja dengan kondisi yang sangat begitu dingin. Beberapa hari kemudian, kami sudah bisa menerima kondisi yang sangat dingin ini, tapi kami bersyukur sudah bisa tinggal di nagari panyalaian.

Peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bagiku. Aku mulai memahami bahwa ilmu pengetahuan modern dan kebijaksanaan tradisional bisa berjalan beriringan, saling melengkapi untuk memberikan solusi terbaik.

Kebersamaan yang Menguatkan

Selama di Nagari Panyalaian, aku merasakan kehangatan dan kebersamaan yang jarang kutemui di tempat lain. Warga desa memperlakukan kami seperti keluarga, selalu siap membantu kapan pun kami membutuhkan.

Kebersamaan ini semakin terasa saat kami mengadakan acara perpisahan. Kami mengadakan acara perpisahan anggota KKN di 2 jorong yaitu jorong kubu diateh dan jorong koto subarang. Malam Jumat,kami mengadakan acara berbagi makanan seperti soto yang kami bagi kan di masjid jorong kubu diateh. Warga desa, dari yang muda hingga yang tua, berkumpul di masjid jorong kubu diateh untuk merayakan malam terakhir kami di sini. Kami berterimakasih kepada warga jorong kubu diateh sudah menerima kami tinggal di desa mereka, kami bersyukur sudah mengenal warga di sekitar jorong kubu diateh. Meski sederhana, acara ini penuh dengan canda tawa dan kehangatan. Dan kami juga ada mengadakan makan-makan bersama dengan anggota PKK di jorong kubu diateh.

Acara selanjutnya, kami mengadakan acara di jorong koto subarang seperti bakar-bakar ayam, ikan nila dan kami mengundang seluruh warga jorong koto subarang untuk hadir di acara bakar-bakar itu tersebut.

Malam itu, aku merasa sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari nagari ini, meski hanya untuk sementara. Ketika saatnya tiba untuk mengucapkan selamat tinggal, air mata tak bisa ku tahan. Aku tahu bahwa kenangan ini akan selalu tersimpan dalam hatiku.

Kami mengikuti upacara 17 Agustus di SDN 09 panyalaian dan kami mengadakan lomba untuk merayakan 17 Agustus di jorong koto subarang dan jorong kubu diateh. Walaupun lomba itu tersebut Cuma sederhana, tapi kami bersyukur sudah mengadakan lomba di 17 Agustus yang pertama kali.

Mengakhiri dan Merenungkan ketika hari perpisahan benar-benar tiba, aku menangis karena akan meninggalkan posko yang begitu nyaman bagi kami semua, dan aku menatap pemandangan sawah yang luas untuk terakhir kalinya. Rasa sedih karena harus pergi dari tempat yang sudah seperti rumah sendiri semakin berat terasa. Dan kami semua anggota KKN menangis karena perpisahan yang begitu cepat sekali, sementara Pak Asril memberikan senyum penuh arti. "Jangan lupa, kami selalu menunggu kedatanganmu kembali ke sini," katanya.

Perjalanan pulang ke kota terasa lebih berat dari pada saat kami datang. Selama perjalanan, aku merenungkan semua yang telah kami lalui. KKN ini tidak hanya memberiku kesempatan untuk mengabdi, tetapi juga mengajarkanku tentang arti kebersamaan, kerja keras, dan penghargaan terhadap kearifan lokal. Aku belajar bahwa setiap orang, tidak peduli seberapa sederhana kehidupannya, memiliki sesuatu yang berharga untuk diajarkan.

42 hari di Nagari Panyalaian telah membuka mataku akan kehidupan di luar kota, kehidupan yang lebih dekat dengan alam, yang penuh dengan nilai-nilai kebersamaan dan kesederhanaan. Aku menyadari bahwa terkadang, kebahagiaan tidak datang dari hal-hal besar, tetapi dari momen-momen kecil yang dilalui bersama orang-orang yang peduli satu sama lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun