Mohon tunggu...
Verose Rosita
Verose Rosita Mohon Tunggu... Consultan property -

Hidup adalah sebuah buku yg layaknya stiap lembar halamannya kita tulis dengan tinta emas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sekuntum Senyum Tertunda

13 Juni 2016   13:09 Diperbarui: 13 Juni 2016   14:57 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku trenyuh mendengar kabarmu

Ada sesal menggumpal dalam pedih

Hatiku bertanya
Apa yang kau risaukan,ibu?

Atau
sakit kembali mendera kepalamu

Maafkan
Aku tak hadir hari itu
Tuk sekedar persembahkan sekuntum senyum

Angan ku kembali
Mengumbar
Penggalan demi penggalan kisah bersamamu

Dalam ladangNya menabur benih benih Kasih

Menerobos padang gersang menuntun jiwa dahaga kepada Air kehidupan

Ketegaranmu teruji
Jatuh bangun
Oleh sakit demi sakit yang ingin lumpuhkan pertahananmu

Tembok tembok iman yang kau bangun
Kokoh menjagamu
Menahan serangan demi serangan
Teguh kau genggam

Doa dan doa adalah senjata

Seruan tuk usir setiap ancaman

Meraih kemenangan demi kemenangan iman

Kau pun bangkit dengan kaki yang kokoh
Berdiri kembali
menjadi nahkoda iman di tengah kami

Kau lantangkan kedahsyatan cinta

Kau tuntun kaki yang lemah tuk menuju kekuatan
Kau tunjukan luas langit pengharapan

Dengan sabar kau tata setiap hati yang retak

Ibu
Usia merambat
Lemah tak dapat dihindari

Di tatap matamu, Ibu
Yang semakin lembut seiring waktu

Setitik cahaya
Telisiki hati
sampaikan sebuah pesan tak terucap

Pesan yang ku simpan dan ku renungkan sampai tiba saatnya aku beri sebuah jawaban

Se ikat Doa  sepenuh cinta untukmu, ..gantikan sekuntum senyumku yang tertunda..

* csc/0616

 

 

 

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun