Mohon tunggu...
VEGA MA'ARIJIL ULA
VEGA MA'ARIJIL ULA Mohon Tunggu... KARYAWAN SWASTA -

Alumni Universitas Negeri Semarang. Hobi membaca koran, menulis dan bermain futsal. Penggemar tim sepakbola Arsenal FC. vegaensiklopedia10@gmail.com vegaensiklopedia10.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Rivalitas Kebablasan

24 September 2018   21:52 Diperbarui: 26 September 2018   12:46 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa Publik figur turut memberikan komentarnya perihal kejadian naas ini. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil turut berkomentar melalui akun instagram "Semoga peristiwa ini menjadi pembelajaran untuk kita semua untuk tidak melakukan fanatisme berlebihan, karena merah putih dan Indonesia Raya kita masih sama. Bagi saya lebih baik tidak ada liga sepak bola jika harus mengorbankan nyawa manusia. Hapunten, tutup beliau.

Senada dengan Ridwan Kamil, pesepak bola Persija Bambang Pamungkas juga mengatakan melalui akun twitter pribadinya, "Agak ngilu sih bayangin tidak ada sepak bola di republik, tapi saya setuju, tutup pemain yang identik dengan nomor punggung dua puluh tersebut. Sebelumnya Bepe juga menghimbau agar The Jakmania tidak datang ke Bandung dengan alasan keamanan.

Himbauan tersebut juga ditulis Bepe melalui akun twitter pribadinya, "Bagi seluruh pendukung Persija Jakarta dimana pun kalian berada, dengan segala hormat tidak perlulah datang ke Bandung. Saksikan saja pertandingan dari layar kaca di Jakarta, jangan lupa selipkan doa agar kami dapat membawa pulang hasil positif ke ibukota", tutup Bepe.

Himbauan juga sebenarnya sudah diutarakan oleh Kepolisian Jawa Barat yang meminta kepada pengurus dan anggota The Jak mania untuk tidak datang ke stadion GBLA. Semoga insiden ini kembali menjadi pembelajaran bagi kita semua selaku penikmat olahraga sepak bola.

Namun, perlu diketahui juga bahwa Menurut Save Our Soccer (SOS), berulangnya kasus kematian suporter sedianya karena tidak ada penyelesaian yang tegas secara hukum sepak bola dan hukum kriminalitas. Kurangnya perhatian dari PSSI, klub, dan pihak keamanan juga disebut turut berpengaruh.

Perlu diketahui juga bahwa Kasus kematian suporter menjadi masalah serius sepak bola Indonesia. Akan tetapi, hal ini tidak mendapatkan perhatian khusus dari PSSI, pihak klub, dan pihak keamanan. Semoga hal ini kembali menjadi pelajaran bagi kita semua baik itu suporter, klub, manajer, pemain, pelatih federasi, pihak keamanan hingga semua yang berkaitan dengan sepak bola negeri ini. Karena sepak bola bukanlah ritual yang meminta tumbal. Terlebih bendera kita masih sama yakni merah putih dan lagu kebangsaan kita masih sama yakni Indonesia Raya. Damai lah suporter Indonesia. Karena tidak ada kemenangan manapun yang sebanding dengan nyawa manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun