Mohon tunggu...
Vega Divana Audita
Vega Divana Audita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswi Psikologi Universitas Brawijaya 2021

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perbedaan Orientasi Seksual Berdasarkan Kacamata Biopsikologi

23 November 2021   21:18 Diperbarui: 24 November 2021   10:57 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada sebuah riset dinyatakan bahwa ada perbedaan anatomi otak antara pria atau wanita dengan orientasi heteroseksual dan homoseksual. Rata-rata, belahan korteks serebral kiri dan kanan pada wanita heteroseksual memiliki ukuran yang sama, sedangkan laki-laki heteroseksual memiliki belahan kanan lebih besar beberapa persen. Ukuran otak  laki-laki homoseksual serupa dengan perempuan heteroseksual. Untuk perempuan homoseksual sendiri berada di antara perempuan heteroseksual dan laki-laki. Selanjutnya pada perempuan heteroseksual dimana amigdala kiri terdapat lebih banyak hubungan syaraf sehingga mempunyai koneksi lebih luas daripada amigdala kanan, sedangkan pada pria heteroseksual, hubungan syaraf yang lebih banyak dan koneksi lebih luas terdapat pada amigdala kanan. Dalam hal ini, laki-laki homoseksual menyerupai dengan perempuan heteroseksual dan perempuan homoseksual berada di antara perempuan heteroseksual dan laki-laki.

Terdapat juga penelitian mengenai orientasi seksual yang menyangkut nukleus interstitial ketiga dari hipotalamus anterior atau INAH-3 dimana pada laki-laki heteroseksual ukurannya dua kali lebih besar jika dibandingkan dengan perempuan, dimana daerah ini sel dengan reseptor androgen lebih banyak terdapat pada pria dibandingkan wanita. Penelitian ini menunjukkan rata-rata volume INAH-3 pada laki-laki  heteroseksual lebih besar daripada laki-laki homoseksual dan perempuan heteroseksual.

Melihat penelitian-penelitian yang telah dijabarkan, dapat kita ketahui bahwa dalam perspektif biopsikologi terdapat beberapa faktor yang mungkin yang menyebabkan adanya keberagaman orientasi seksual pada manusia. Terdapat perbedaan anatomi, perilaku, hormon prenatal, bahkan terdapat hubungan dengan kekebalan tubuh ibu pada masa kehamilan, walaupun kemudian semua hal tersebut tidak berlaku untuk setiap individu. Faktor genetik dan epigenetik juga berkontribusi dalam perbedaan orientasi seksual, serta lingkungan baik semasa prenatal maupun pengalaman selanjutnya dalam kehidupan.

Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan selama ini bisa membawa kita menjadi saling memahami satu sama lain tentang bagaimana antara satu manusia dengan manusia lainnya memiliki perbedaan.

DAFTAR PUSTAKA

Kalat, J. W. (2020). Biopsikologi (Edisi 13). Salemba Humanika

Marthilda, D. (2014). Faktor-Faktor Pemilihan Orientasi Seksual (Studi Kasus Pada Lesbian). Skripsi, Universitas Negeri Semarang. Eprints. http://lib.unnes.ac.id/23574/1/1511409057.pdf 

Pratama, M., Fahmi, R., & Fadli, F. (2018). Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender: Tinjauan Teori Psikoseksual, Psikologi Islam, dan Biopsikologi. Psikis: Jurnal Psikologi Islami, 4(1). 27-34. https://doi.org/10.19109/psikis.v4i1.2157 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun