Dunia Berkualitas
Dunia Berkualitas adalah tempat khusus dalam pikiran, tempat menyimpan gambaran representasi dari semua yang diinginkan: bisa berisi orang-orang, hal-hal dan apa saja yang terbaik dalam hidup dan membuat  rasa bahagia dan terpenuhi kebutuhan dasar. Untuk masuk ke dunia berkualitas, syaratnya adalah bahwa sesuatu itu harus terasa sangat baik bagi Anda dan memenuhi setidaknya satu atau lebih kebutuhan dasar Anda.
Murid kita juga mempunyai gambaran dunia berkualitas mereka. Bila guru dapat membangun interaksi yang memberdayakan dan memerdekakan murid, maka murid akan meletakkan dirinya sendiri sebagai individu yang positif dalam dunia berkualitas karena mereka menghargai nilai-nilai kebajikan.
4. Teori motivasi perilaku
Pada dasarnya apa yang terjadi pada diri seseorang bisa dipengaruhi oleh banyak factor. Untu memahami hal ini maka perlu diketahui 3 motivasi yang mendasari orang melakukan suatu perilaku, yaitu:
- Untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman.
- Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain.
- Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya.
Dari 3 teori motivasi ini jelaslah bahwa seseorang yang melakukan sesuatu akan sangat bergantung  pada apa yang diinginkannya. Ketika ada dua orang yang selalu rajin beribadah maka bukan tidak mustahil motivasinya berbeda. Begitu juga Ketika ada 2 anak berbuat kesalahan maka motivasinyanya juga bisa saja berbeda.
5. Hukuman, penghargaan, dan konsekuensi
Dalam dunia Pendidikan selama ini kita mengenal adanya hukuman yaitu hal yang dilakukan kepada seseorang jika ia melakukan kesalahan. Sebaliknya jika ia melakukan hal baik seperti rajin dan pintar guru sering melakukan penghargaan. Guru juga mengenal adanya konsekuensi jika memberikan tindakan atas kesalahan yang dilakukan siswa. Benarkah apa yang selama ini sudah sering guru lakukan? Coba pelajari table berikut ini:
(Disadur dari Diane Gossen - Restitution Restructuring School Discipline, 1998, hal. 70-71) .
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hukuman memiliki dampak yang negatif apalagi dilakukan secara berulang-ulang. Konsekuensi agak lebih baik Ketika mengatasi kesalahan yang dilakukan oleh siswa, namun sebisa mungkin konsekuensi pun hedaknya bis akita hilangkan karena dampaknya bisa membuat siswa tidak nyaman. Cara yang  relative lebih aman adalah dengan melakukan restitusi karena di sini alih-alih erasa tersakiti, siswa malah mendapat penguatan dan merasa dihargai.