Mohon tunggu...
Vedia
Vedia Mohon Tunggu... Guru - Guru PNS

Hobi membaca dan menulis di bidang bahasa dan sastra Indonesia, pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Budaya Positif

20 Agustus 2024   21:48 Diperbarui: 21 Agustus 2024   04:28 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia Berkualitas

Dunia Berkualitas adalah tempat khusus dalam pikiran, tempat menyimpan gambaran representasi dari semua yang diinginkan: bisa berisi orang-orang, hal-hal dan apa saja yang terbaik dalam hidup dan membuat  rasa bahagia dan terpenuhi kebutuhan dasar. Untuk masuk ke dunia berkualitas, syaratnya adalah bahwa sesuatu itu harus terasa sangat baik bagi Anda dan memenuhi setidaknya satu atau lebih kebutuhan dasar Anda.

Murid kita juga mempunyai gambaran dunia berkualitas mereka. Bila guru dapat membangun interaksi yang memberdayakan dan memerdekakan murid, maka murid akan meletakkan dirinya sendiri sebagai individu yang positif dalam dunia berkualitas karena mereka menghargai nilai-nilai kebajikan.

4. Teori motivasi perilaku

Pada dasarnya apa yang terjadi pada diri seseorang bisa dipengaruhi oleh banyak factor. Untu memahami hal ini maka perlu diketahui 3 motivasi yang mendasari orang melakukan suatu perilaku, yaitu:

  • Untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman.
  • Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain.
  • Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya.

Dari 3 teori motivasi ini jelaslah bahwa seseorang yang melakukan sesuatu akan sangat bergantung  pada apa yang diinginkannya. Ketika ada dua orang yang selalu rajin beribadah maka bukan tidak mustahil motivasinya berbeda. Begitu juga Ketika ada 2 anak berbuat kesalahan maka motivasinyanya juga bisa saja berbeda.

5. Hukuman, penghargaan, dan konsekuensi

Dalam dunia Pendidikan selama ini kita mengenal adanya hukuman yaitu hal yang dilakukan kepada seseorang jika ia melakukan kesalahan. Sebaliknya jika ia melakukan hal baik seperti rajin dan pintar guru sering melakukan penghargaan. Guru juga mengenal adanya konsekuensi jika memberikan tindakan atas kesalahan yang dilakukan siswa. Benarkah apa yang selama ini sudah sering guru lakukan? Coba pelajari table berikut ini:

(Disadur dari Diane Gossen - Restitution Restructuring School Discipline, 1998, hal. 70-71) .
(Disadur dari Diane Gossen - Restitution Restructuring School Discipline, 1998, hal. 70-71) .

(Disadur dari Diane Gossen - Restitution Restructuring School Discipline, 1998, hal. 70-71) .

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hukuman memiliki dampak yang negatif apalagi dilakukan secara berulang-ulang. Konsekuensi agak lebih baik Ketika mengatasi kesalahan yang dilakukan oleh siswa, namun sebisa mungkin konsekuensi pun hedaknya bis akita hilangkan karena dampaknya bisa membuat siswa tidak nyaman. Cara yang  relative lebih aman adalah dengan melakukan restitusi karena di sini alih-alih erasa tersakiti, siswa malah mendapat penguatan dan merasa dihargai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun