Mohon tunggu...
Theophane Venard Vederico
Theophane Venard Vederico Mohon Tunggu... Lainnya - sekul

baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Revolusi Tak Butuh Cinta

23 Maret 2024   09:51 Diperbarui: 28 Maret 2024   22:47 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasana politik sedang genting, demonstrasi terjadi dimana-mana, perang ideologi semakin sengit, bau-bau pemberontakan sudah tercium. Rakyat sangat marah, rakyat kelaparan dan hanya makan gaplek, sementara istana kepresidenan hidup dengan penuh kemewahan. 

Presiden dengan masa jabatan seumur hidup tak kunjung ganti, menteri-menteri payah terus menjabat, bank sentral negara tak lagi independen dan dikendalikan pemerintah yang tak tahu cara mengendalikan ekonomi. Inflasi tak terkontrol, harga-harga menjulang tinggi, uang sudah tak ada lagi gunanya. Tinggal menunggu waktu saja, maka akan terjadi kekacauan yang besar!

***

Matahari bersinar cerah menghangatkan kulit. Terasa angin silir di pinggir pantai di pulau yang indah. Hanya ada satu hotel mewah nan megah di hotel itu. 

Dari situ ada seorang pria yang sedang berlibur bersama keluarganya serta bawahan-bawahannya. Pria itu merupakan orang penting di suatu negara, dan dihormati di beberapa kalangan rakyat. Tampak ia sedang berbicara dan didengarkan serius oleh beberapa orang, Ia  sedang berpidato berapi-api.

"Kita harus bisa menguasai negara ini!"

Tiba-tiba ia diingatkan oleh istrinya yang penuh perhatian kepadanya. "Mas... lebih baik kamu istirahat terlebih dahulu, sudah sedari kemarin kamu terlalu berapi-api dengan gagasanmu tetapi kamu melupakan kesehatanmu." Ucap Aime.

"Tuan betul kata istri tuan, lebih baik tuan istirahat sejenak agar besok tuan bisa berpidato dengan baik dan tidak terganggu oleh masalah kesehatan tuan." Ucap salah seorang anak buah.

"Istriku, selama ini kau selalu perhatian dan setia denganku. Apakah engkau benar benar menyayangiku?

"Maksud kamu ini apa mas? Tentu lah aku benar benar menyayangimu, aku selalu menemanimu dimanapun kamu berada. Pada saat kampanye, aku selalu mendukungmu dari belakang layar, meskipun aku tak pernah tampak di media." Ucap Aime.

"Aku ingin bertanya satu hal lagi. Jika aku tertangkap oleh negara atau badan intelijen asing, apakah engkau masih tetap setia bersamaku dimanapun aku berada?" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun