Mohon tunggu...
VDST IAAS Indonesia
VDST IAAS Indonesia Mohon Tunggu... Lainnya - IAAS Indonesia

International Association of Students in Agricultural and Related Sciences (IAAS) merupakan organisasi terbesar di dunia dalam bidang pertanian dan ilmu terkait. IAAS Indonesia memiliki 11 Local Committees di seluruh kota Indonesia dengan lebih dari 1.200 anggota aktif.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Implementasi Paperless sebagai Solusi Cerdas Peduli Lingkungan di Indonesia

29 Agustus 2021   22:50 Diperbarui: 29 Agustus 2021   23:06 1203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Konferensi Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) yang diadakan oleh negara-negara di dunia adalah merancang strategi pembangunan berkelanjutan tahun 2030 yaitu Sustainable Development Goals (SDGs). SDGs memiliki 17 tujuan, 169 target, dan 241 indikator dengan menggunakan pokok prinsip yakni “No one will be left behind”. Prinsip tersebut berarti bahwa SDGs berlaku secara umum. 

Dalam konteks ini, suatu negara harus memberikan manfaat bagi semua negara berkembang, maju, tertinggal, beserta dengan penduduk negaranya. 

Indonesia merupakan salah satu negara yang turut serta dalam mewujudkan pembangunan dan menyukseskan SDGs. Dalam mewujudkannya, Indonesia telah memilih suatu hal yang menjadi fokus utama yaitu lingkungan.

Isu mengenai permasalahan lingkungan sekarang ini sering diperbincangkan oleh masyarakat dan menjadi bagian dari konsumsi masyarakat sehari-hari. 

Berbagai masalah terkait lingkungan sangatlah beragam, seperti penebangan hutan yang dilakukan terus menerus, sampah, polusi udara, dan krisis energi. 

Kini manusia disinyalir sebagai sumber masalah utama dalam lingkungan yang terjadi. Berbagai inovasi dan teknologi telah dikembangkan seiring dengan semakin kompleksnya masalah lingkungan yang ada di Indonesia. 

Permasalahan lingkungan merupakan bentuk kewajiban bersama bagi setiap penduduk di Indonesia, akan tetapi hal tersebut belum disadari semua pihak. 

Perlu dilakukan upaya perbaikan yang dimulai dari kegiatan sederhana secara berkelanjutan sebagai suatu solusi cerdas mengatasi masalah lingkungan.

Masalah lingkungan seperti penebangan pohon secara besar-besaran dan laju kerusakan hutan yang semakin meningkat setiap tahunnya merupakan akibat dari penggunaan kertas yang berbahan dasar kayu. Kertas berasal dari kayu yang memiliki kandungan selulosa yang berguna dalam pembuatan kertas. 

Penebangan hutan karena penggunaan bahan baku kayu menyebabkan areal hutan yang semakin berkurang terus menerus. Akibatnya berbagai spesies menjadi punah, hutan menjadi gundul, munculnya bencana alam tanah longsor serta dapat menimbulkan pemanasan global (Novalia, 2017).  

Selain itu, sampai saat ini sampah kertas belum dikelola dengan optimal sehingga hanya 70% yang dapat didaur ulang (Wahyono, S., 2011). Padahal terdapat 10% jumlah timbulan sampah kertas dari jumlah total keseluruhan sampah. Oleh karena itu, diperlukan teknologi dan inovasi yang digunakan dalam meminimalkan jumlah sampah kertas. 

Di era globalisasi, Indonesia telah menggunakan teknologi yang hampir semua berbasis digital dalam kehidupan masyarakat. Perubahan mengenai gaya hidup  masyarakat yang berhubungan dengan tekstual dan visual merupakan implementasinya. 

Perkembangan teknologi yang sangat pesat memberikan berbagai hal yang baru kepada masyarakat untuk menerapkannya. 

Oleh karena itu, teknologi informasi dan komunikasi dapat menjadi sarana dan solusi cerdas sesuai permasalahan lingkungan yang dihadapi sekarang. Salah satu teknologi informasi tersebut adalah penggunaan paperless untuk meminimalkan penggunaan kertas. 

Paperless adalah bentuk baru dari kertas yang biasa di gunakan (HVS, buram, dll) sebagai upaya pengurangan sampah kertas dan masalah lingkungan lain yang dihasilkan dari produk kertas. 

Paperless adalah suatu kegiatan menyimpan dokumen dengan cara menggunakan kertas elektronik, yang bisa mencakup data, audio, data video, foto ataupun catatan data. 

Paperless menjadi hal yang baru dalam perkembangan teknologi ramah lingkungan karena masih jarang banyak diterapkan dalam berbagai bidang. 

Dalam penggunaanya, paperless memiliki kelebihan yaitu efisiensi waktu, hemat biaya, ramah lingkungan, manajemen dokumentasi lebih baik, meningkatkan produktivitas, lebih mudah berbagi dokumentasi atau informasi, aman dalam menyimpan informasi, membantu lingkungan, komunikasi tidak terbatas ruang/waktu, dan menambah nama baik organisasi/perusahaan dalam bidang lingkungan (Firdausy dan Artha, 2012). 

Sedangkan dalam konteks lingkungan, paperless merupakan suatu cara mengurangi penggunaan pohon untuk bahan baku kertas. Hal tersebut berdasarkan fakta bahwa penebangan pohon terjadi setiap tahun dengan jumlah yang hampir 4 miliar pohon di seluruh dunia. Nilai tersebut mewakili sekitar 35 persen dari jumlah semua pohon yang ditebang. 

Meskipun demikian, kertas tidak mudah tergantikan fungsinya karena kertas masih dianggap penting dalam berbagai kegiatan. Kecenderungan perspektif ini dapat diatasi dengan adanya penerapan paperless di beberapa sektor potensial seperti pemerintahan, perusahaan, dan lembaga pendidikan. 

Penerapan pada lembaga pendidikan dapat dimulai dari pembuatan absensi elektronik hingga penggunaan yang dominan seperti tugas dan pemberkasan. 

Dalam sektor perusahaan sebaiknya menggunakan paperless untuk mengurangi penggunaan kertas dalam surat menyurat dan pembuatan dokumen dalam sebuah kantor. 

Sedangkan dalam sektor pemerintah, penggunaan paperless merupakan bentuk dari sosialisasi langsung pemerintah mengenai keprihatinan  terhadap lingkungan dan isu permasalahan lingkungan mengenai penebangan pohon. 

Pemerintah sudah selayaknya menjadi contoh penerapan paperless dalam setiap kegiatan karena memiliki banyak SDM yang memiliki kecakapan skill dalam bidang teknologi. 

Selain itu, pemerintah sebagai perwakilan dari masyarakat harus memberikan kebijakan yang mendukung paperless dalam berbagai sektor seperti pemerintah maupun sektor lainnya dan mengajak masyarakat agar “membudayakan” paperless

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa implementasi paperless dapat menjadi solusi cerdas peduli lingkungan. Hal tersebut dikarenakan dengan penerapan paperless dapat mengurangi penebangan pohon sehingga kelestarian sumber daya alam tetap terjaga dan tidak terdapat sampah kertas yang terbuang.  Implementasi paperless adalah sebagai aplikasi yang memudahkan pengguna dalam berkomunikasi dan menyimpan data. 

Namun dalam penggunaannya harus diimbangi dengan sumber daya manusia yang dapat menggunakan internet sehingga dapat mengelola dan menyebarkan fungsinya. Oleh karena itu, perlu dukungan dari pihak pimpinan/pemerintah dan juga dorongan dari masyarakat terkait regulasi “membudayakan” paperless

Written by: Hastari Anggirnawati - IAAS LC UMY

Referensi

Wahyono, S. (2011). Pengelolaan sampah kertas di Indonesia. Jurnal Teknologi  Lingkungan. Vol 2 (3).

Novalia, T.  (2017). Neraca  Lahan  Indonesia : Penyusunan Neraca   Lahan Indonesia untuk Mendukung Implementasi Sustainable Development Goals. Badan Pusat Statistik. Prosiding Seminar Nasional Official Statistics, 245–254 p. 

Firdausy, K., & Artha, M. (2012). Perancangan Dan Implementasi  Paperless Office Berbasis Wordpress Di Ittc Uad. Spektrum Industri. Vol 10 (1) : 83-98.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun