Konferensi Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) yang diadakan oleh negara-negara di dunia adalah merancang strategi pembangunan berkelanjutan tahun 2030 yaitu Sustainable Development Goals (SDGs). SDGs memiliki 17 tujuan, 169 target, dan 241 indikator dengan menggunakan pokok prinsip yakni “No one will be left behind”. Prinsip tersebut berarti bahwa SDGs berlaku secara umum.
Dalam konteks ini, suatu negara harus memberikan manfaat bagi semua negara berkembang, maju, tertinggal, beserta dengan penduduk negaranya.
Indonesia merupakan salah satu negara yang turut serta dalam mewujudkan pembangunan dan menyukseskan SDGs. Dalam mewujudkannya, Indonesia telah memilih suatu hal yang menjadi fokus utama yaitu lingkungan.
Isu mengenai permasalahan lingkungan sekarang ini sering diperbincangkan oleh masyarakat dan menjadi bagian dari konsumsi masyarakat sehari-hari.
Berbagai masalah terkait lingkungan sangatlah beragam, seperti penebangan hutan yang dilakukan terus menerus, sampah, polusi udara, dan krisis energi.
Kini manusia disinyalir sebagai sumber masalah utama dalam lingkungan yang terjadi. Berbagai inovasi dan teknologi telah dikembangkan seiring dengan semakin kompleksnya masalah lingkungan yang ada di Indonesia.
Permasalahan lingkungan merupakan bentuk kewajiban bersama bagi setiap penduduk di Indonesia, akan tetapi hal tersebut belum disadari semua pihak.
Perlu dilakukan upaya perbaikan yang dimulai dari kegiatan sederhana secara berkelanjutan sebagai suatu solusi cerdas mengatasi masalah lingkungan.
Masalah lingkungan seperti penebangan pohon secara besar-besaran dan laju kerusakan hutan yang semakin meningkat setiap tahunnya merupakan akibat dari penggunaan kertas yang berbahan dasar kayu. Kertas berasal dari kayu yang memiliki kandungan selulosa yang berguna dalam pembuatan kertas.
Penebangan hutan karena penggunaan bahan baku kayu menyebabkan areal hutan yang semakin berkurang terus menerus. Akibatnya berbagai spesies menjadi punah, hutan menjadi gundul, munculnya bencana alam tanah longsor serta dapat menimbulkan pemanasan global (Novalia, 2017).
Selain itu, sampai saat ini sampah kertas belum dikelola dengan optimal sehingga hanya 70% yang dapat didaur ulang (Wahyono, S., 2011). Padahal terdapat 10% jumlah timbulan sampah kertas dari jumlah total keseluruhan sampah. Oleh karena itu, diperlukan teknologi dan inovasi yang digunakan dalam meminimalkan jumlah sampah kertas.