Mohon tunggu...
Vau-G
Vau-G Mohon Tunggu... Wiraswasta -

" ...Menulis merupakan salah satu kesempatan berbagi hal baik (berupa inspirasi, pengalaman, dan pengetahuan) kepada banyak orang dalam jangkauan ruang lintas waktu yang jauh ke depan. Salam Olah Kata & Pikiran...Terus mem-Baca, me- Nelaah & me-Nulis..."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perayaan Chit Ngiat Pan /Chiong Shi Ku - Sembahyang Rebut di Bangka

4 September 2017   22:14 Diperbarui: 4 September 2017   22:24 7359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sembahyang Rebut - wsj.com Images

Selama masa ini,  preta (arwah) akan keluar. Agar tidak mengganggu, manusia mempersembahkan sejumlah makanan. Selain itu ada persembahan makanan kepada Para Bhikkhu Sangha di Pagoda setempat. Jasa perbuatan baik ini  dilimpahkan kepada  arwah leluhur (1). Kegiatan mulai di pagi hari. Orang berbagai usia berkumpul dan memakai pakaian tradisional.

Tata cara mempersembahkan dengan melemparkan langsung bola nasi ke udara atau ke lapangan terbuka di luar Pagoda. Untuk arwah yang tidak dapat masuk ke dalam Pagoda karena semasa hidupnya melakukan banyak perbuatan jahat.

Kekinian,  bola nasi dimasak dengan santan kelapa bercampur aneka bahan2 tradisi setempat. Ini memberi ciri khas tersendiri antar masing2 bola nasi.

Para peserta perayaan membawa kue Num Onsam dan Num Korm yang manis  untuk saling bertukar. Bertujuan memupuk rasa persaudaraan. Perayaan ini menjadi hari libur nasional. Kesempatan ini dimanfaatkan untuk pulang  kampung halaman untuk merayakan dan kumpul bersama.

  • Ho Khao Padabdine  -- Laos

Setiap tahun, Hari Orang Mati -- Ho Khao Padabdine berlangsung pada hari ke 15 bulan sembilan dari penanggalan Laos.  Umat Buddha melakukan jasa-jasa kebajikan dengan mempersembahkan makanan kepada Para Bhikkhu. Jasa kebajikan ini dilimpahkan kepada  leluhur.

Persembahan makanan berupa Tomh Khao, Khao Nom Neb, dan buah. Memiliki arti sebagai tanda penghormatan kepada leluhur.

Ho Khao Padapdine berarti "mengirimkan nasi dan meletakkan di lantai"

Pagi hari saat gelap gulita,  persembahan berupa makanan asin, buah, kue, sirih dan rokok diletakkan di depan stupa  abu leluhur, di bawah pohon dan  di sudut Vihara dengan dibungkus  daun pisang atau teratai. Harapan saat  gelap, arwah leluhur dapat menikmati persembahan.

 Suara tabuhan gong Pagoda terdengar hingga ke jalan-jalan, pertanda perayaan telah mulai. Persembahan kepada Bhikkhu mulai dibawa. Tak lupa pintu masuk pagoda, tergantung persembahan pada tiang untuk orang meninggal karena kekerasan atau tidak memiliki sanak keluarga.

Selamat merayakan sembahyang rebut ( Chiong Shi Ku ) . Semoga  pemberian baik material maupun non material akan memperoleh berkah-berkah kebaikan baik  bagi arwah leluhur maupun arwah lain serta bagi para pemberi...(Vau-G/www.bapang007.blogspot.com )

Catatan Kaki

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun