Ko Ngian Bangka - tribunnews.com images
Tahun Baru Imlek disebut dengan “Ko Ngian - 过年 ” oleh orang Tionghoa Bangka. Banyak persiapan- persiapan dilakukan untuk menyambut Tahun Baru Imlek , membuat suasana Tahun Baru Imlek menjadi terasa di Bangka.
Salah satu persiapan menyambut Ko Ngian, dengan membersihkan rumah. Perabotan-perabotan dikeluarkan dari rumah untuk dibersihkan dan dicuci. Termasuk bagian dalam rumah dibersihkan dari debu, jaring laba-laba dan terakhir lantai rumah dicuci bersih. Dinding rumah dicat kembali. Anggota keluarga akan saling bahu membahu dan membantu menyelesaikan pekerjaan ini. Mereka melakukan ini sambil bersenda gurau. Tak lupa, untuk keluarga yang masih menggunakan tempat tidur dengan alas kasur dari kapuk, akan mengeluarkan ke halaman rumah untuk dijemur dan dipukul dengan rotan untuk menghilangkan debu agar nyaman digunakan kembali.
Bagi yang memiliki altar sembahyang di rumah, juga membersihkan altar, patung dan peralatan sembahyang lainnya.
Beranjak ke bagian luar rumah, rumput-rumput di halaman turut dibersihkan, tanaman-tanaman dirapikan, dan pagar-pagar rumah dicat kembali. Setelah selesai, tak lupa digantung ornamen khas Imlek seperti Lampion Merah ( Ten Lung) dan menempelkan kertas bertuliskan “Fuk - Kekayaan ” di depan daun pintu rumah.
Pada waktu zaman dahulu, anggota keluarga disibukkan dengan membuat kue-kue Ko Ngian. Kue-kue khas seperti kue Fo Thung (火筒粄) atau kue semprong, Luk Thew Kho ( kue satu) , kue Besak ( Kue Lapis Legit), Bolu Macan ( Lo Fu Pan - 老虎粄 ),Thiam Pan ( Kue Keranjang) dan Dodol Bangka.
Saat seperti ini, semua anggota keluarga mulai berkumpul dan terciptalah keakraban yang semakin erat. Pada saat ini, karena kesibukan, orang-orang telah membeli kue-kue yang dijual umum. Kue-kue Ko Ngian ini disajikan di dalam toples untuk keluarga, teman, dan tamu yang datang berkunjung . Selain itu disajikan pula minuman yang dikenal dengan sebutan “Limus” dan air mineral. Limus ini berupa minuman ringan seperti City, Bravo, Fanta, Sprite, Coca-cola, sirup ABC , teh botol dan lain-lain. City dan Bravo merupakan limus produksi daerah Bangka. Selain kue, terdapat pula hopis (permen), manisan, kacang, getas dan kemplang Bangka.
Pusat-pusat perbelanjaan-pun akan menjadi sangat ramai. Orang-orang akan berduyun-duyun membeli pakaian, sandal, dan sepatu baru. Pakaian warna merah wajib dikenakan pada hari pertama Ko Ngian. Dipercaya sandal dan sepatu baru boleh dibeli setelah satu bulan Ko Ngian. Agar tidak mengalami kemalangan dalam tahun baru ini Dan semangat Tahun Baru yang mendorong untuk memperbaharui pakaian dan perlengkapan agar mendatangkan rejeki baru.
Tak lupa, penampilan pun harus diperhatikan. Potong rambut dan gunting kuku sebelum Ko Ngian, telah menjadi ritual yang wajib dijalankan. Selain menambah kerapian, juga menghindari untuk tidak mengunting khususnya rambut dalam satu bulan setelah Ko Ngian. Salon-salon dan tempat pangkas rambut akan menjadi sangat ramai. Sehingga disarankan untuk mulai memotong dan merapikan rambut seminggu menjelang Ko Ngian.
Beberapa minggu menjelang Ko Ngian, kita dapat mulai mendengar lagu-lagu khas yang diperdengarkan di rumah-rumah orang tionghoa Bangka. Lagu-lagu khas Imlek seperti Gong Xi Fa Cai.
每条大街小巷
Mei tiao da jie xiao xiang
每个人的嘴里
Mei ge ren di zui li
见面第一句话
Jian mian di yi ju hua
就是恭喜恭喜
Jiu shi gong xi gong xi
恭喜恭喜恭喜你呀
Gong xi gong xi gong xi ni ya
恭喜恭喜恭喜你
Gong xi gong xi gong xi ni
冬天已到尽头
Dong tian yi dao jing tou
真是好的消息
Zhen shi hao di xiao xi
温暖的春风
Wen nuan di chun feng
就要吹醒大地
Jiu yao chui xing da di
恭喜恭喜恭喜你呀
Gong xi gong xi gong xi ni ya
恭喜恭喜恭喜你
Gong xi gong xi gong xi ni
浩浩冰雪融解
Hao hao bing xue rong jie
眼看梅花吐蕊
Yan kan mei hua tu rui
漫漫长夜过去
Man man chang ye guo qu
听到一声鸡啼
Ting dao yi shen ji ti
恭喜恭喜恭喜你呀
Gong xi gong xi gong xi ni ya
恭喜恭喜恭喜你
Gong xi gong xi gong xi ni
经过多少困难
Jing guo duo shao kun nan
历经多少磨练
Li jing duo shao mo lian
多少心儿盼望
Duo shao xin er pan wang
盼望春的消息
Pan wang chun de xiao xi
恭喜恭喜恭喜你呀
Gong xi gong xi gong xi ni ya
恭喜恭喜恭喜你
Gong xi gong xi gong xi ni
Artinya:
Di mana- mana, di jalan-jalan
Banyak yang menyapa
Mereka berkata
Sebuah ucapan selamat
Gong xi…gong xi…gong xi untukmu
Gong xi…gong xi…gong xi untukmu
Akhir musim dingin
Kabar yang gembira
Musim semi tiba
Bangunkandunia
Gong xi…gong xi…gong xi untukmu
Gong xi…gong xi…gong xi untukmu
Salju telah mencair
Bunga bermekaran
Dengar suara burung
Bernyanyi gembira
Gong xi…gong xi…gong xi untukmu
Gong xi…gong xi…gong xi untukmu
Kesulitan berlalu
Datang suka cita
Rayakan bersama
Gong xi…gong xi…gong xi untukmu
Gong xi…gong xi…gong xi untukmu
Sehari sebelum Ko Ngian, orang Tionghoa Bangka akan mengadakan sembahyang kepada para Leluhur. Dengan persembahan berupa kue, buah dan sam sang ( 3 jenis daging ) atau sayur-sayuran (Cai Choi) untuk vegetarian. Untuk yang tidak mampu, dengan menyediakan satu butir telur ayam-pun diperbolehkan. Sembahyang ini diadakan di rumah masing-masing yang dilaksanakan di altar leluhur (sincu). Bagi yang tidak memiliki altar leluhur, dilakukan menggelar meja di teras atau halaman rumah. Sehingga sangat menarik dan menambah meriahnya suasana menjelang Ko Ngian.
Makna dari sembahyang ini adalah kebersamaan baik dengan keluarga yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Juga sebagai tanda pengingat darimana kita berasal, dilahirkan dan dibesarkan.
Peralatan sembahyang menyambut Ko Ngian berupa:
1. Hio ( Garu)
2. Lilin
3. Uang-uangan kertas ( Kim Ci)
4. Tiga macam kue
5. Tiga macam buah
6. Tiga macam daging ( Sam-sang) terdiri dari daging ayam, babi dan udang atau cumi.
7. Lima cangkir teh
8. Tiga cangkir arak
Walau terasa cukup melelahkan, namun semua orang sangat senang dan bahagia pada saat Ko Ngian. Semangat baru dan ceria, telah terbayarkan mengganti rasa lelah.
Ada satu hidangan yang dijumpai di keluarga Khek Bangka yaitu asinan Bon Thong Coi. Sejenis sayuran yang diasinkan di dalam toples kaca. Mengkonsumsi Bon Thong Coi ini memiliki makna agar memiliki rejeki yang banyak.
Malam Ko Ngian atau dikenal dengan “Sam Sip Am Pu – dialek Khek Bangka “ disambut dengan kumpul dengan seluruh anggota keluarga dan makan bersama. Diisi juga dengan mengunjungi Klenteng untuk bersembahyang. Terdengar bunyi Ci Pauw ( petasan) dan gemerlap pesta kembang api menambah keceriaan menyambut Ko Ngian. Ci Pauw di Bangka yang sering dimainkan adalah model cabe rawit dengan penyulut memakai sebatang garu (hio).
Hari pertama Ko Ngian,orang-orang akan bangun pagi-pagi, mandi dan memakai pakaian baru. Ada ritual mandi menggunakan air kembang di hari pertama Ko Ngian. Setelah itu, untuk orang Tionghoa yang beragama Kong Hu Cu akan mendatangi Klenteng untuk bersembahyang. Generasi muda akan mengunjungi rumah orang yang lebih tua untuk memberikan ucapan selamat Ko Ngian yaitu “Kiung Hi Sin Ngian - 恭喜新年”. Secara umum, orang tua akan memberikan Fung Pao - Angpao ( kertas amplop merah berisi uang) kepada anak-anak dan kepada yang belum menikah.
Anak-anak sangat senang pada waktu Ko Ngian. Mendapat uang dari Fung Pao, sehingga dapat membeli mainan dan barang-barang kesukaan dengan uang sendiri. Makan dan minum sepuasnya. Inilah waktu spesial dalam 1 tahun. Limus (sebutan minuman ringan di Bangka) meninggalkan pengalaman dan kenangan lucu tersendiri . Setelah minum, pada lidah dan bibir akan menjadi berwarna. Muncul garis-garis panjang melebar di sudut mulut yang bahkan sampai di atas bibir. Hal ini terjadi bila meminumnya terlalu terburu-buru dan sangat bersemangat. . Istilah oleh orang Bangka, “ minum la besue alias minum hingga belepotan “. Warna yang muncul tergantung dengan warna Limus yang diminum.Misalnya Fanta Merah akan muncul warna merah. Pada hari itu, anak-anak akan menjadi seperti badut atau mirip tokoh jagoan neon. Dan ini menjadi tanda bagi para orang tua, jika anak-anak telah minum cukup banyak. Jika Limus yang mengandung soda, maka tiada henti sepanjang hari itu, perut terasa kembung dan mengeluarkan gas. Tak ayal, aneka kue dan limus yang berpadu, membuat penampilan perut-pun jadi buncit.
Ucapan selamat Ko Ngian dilakukan sambil melakukan Chong Ja ( Soja atau Pai ). Dengan tangan kanan dibungkus oleh tangan kiri, sambil kedua tangan diayunkan dan kepala sedikit mengangguk-angguk. Posisi meletakkan kedua tangan di depan mulut untuk orang tua dan generasi yang lebih tua, di leher untuk yang se-usia dan di depan dada untuk yang lebih muda.
Masyarakat Tionghoa Bangka mempercayai pada waktu Ko Ngian, pintu rumah dibuka lebar-lebar untuk mendatangkan rejeki dan pantang menyapu rumah hingga hari ketiga.
Pada saat Kongian di Bangka, orang-orang selain Tionghoa seperti Melayu, Jawa, Sunda, Batak dan suku-suku lainnya, akan datang mengunjungi dan memberikan ucapan selamat. Ini menjadikan Kongian di Bangka menjadi sangat bermakna dan memberikan kenangan yang indah.
Makna – makna Kue Ko Ngian Khas Bangka
1. Kue Fo Thung (火筒粄)
Kue Fo Thung berasal dari nama alat tiup berbentuk pipa dengan panjang 35-40 cm karena memiliki bentuk yang mirip.Fo Thung secara harafiah berarti pipa api. Pipa ini berfungsi untuk mengatur besar kecilnya pengapian yang menggunakan kayu bakar dengan cara meniup. Semakin ditiup maka akan menghasilkan sumber api yang lebih besar. Terkadang jika terlalu kuat, sumber api menjadi padam dan menyebabkan timbulnya asap hitam. Jika belum mahir, muka sang peniup akan menjadi kehitam-hitaman (cemong). Makna Kue Fo Thung adalah seperti pipa tersebut berfungsi melalukan angin dan menyalakan api. Demikianlah terkandung harapan agar masalah segera berlalu dan semangat-pun menyala. Rasa Kue Fo Thung yang gurih, renyah , dan manis, mengundang untuk memakannya lagi dan lagi.
2. Kue Besak atau Kue Lapis Legit
Kue Besak melambangkan datangnya rejeki yang berlapis-lapis atau susul-menyusul di tahun baru. Rasa manis melambangkan harapan akan hidup yang “manis”.
3. Kue Luk Thew Ko atau Kue Satu
Luk Thew Ko terbuat dari kacang hijau yang telah dikupas halus lalu ditambahkan gula pasir. Kue ini dicetak dengan cetakan khusus. Melambangkan kesatuan, kebersamaan dan kesempurnaan.
4. Kue Thiam Pan (客家甜粄 )
Kue Thiam Pan atau Nian Gao (年糕) dari kata Nian – Tahun dan Gao – Kue. Dikenal pula dengan kue keranjang. Memiliki pelafalan yang sama dengan” Gao - 高” yang berarti tinggi. Secara harafiah Thiam Pan berarti “Kue yang Manis”. Kue ini disusun bertingkat dari besar sampai mengecil. Semakin meninggi dengan paling atas diletakkan kue Apem ( kue mangkuk) berwarna merah. Adanya harapan untuk kemakmuran semakin meningkat dari tahun ke tahun (seperti kue Nian Gao )dan semakin mekar layaknya kue mangkok. Kue ini digunakan sebagai persembahan pada waktu sembahyang dan akan dikonsumsi pada tanggal 20 bulan 1 penanggalan Imlek.
5. Lo Fu Pan (老虎粄)
Lo Fu Pan adalah kue bolu dengan motif khas mirip loreng-loreng macan. Dengan rasa manis, gurih dan ber-aroma rempah-rempah. Macan menjadi salah satu simbol dari 12 Shio. Macan memiliki karakter kuat, berani dan perkasa. Harapan akan adanya kekuatan dan keberanian dalam tahun baru tertuang dalam kue Lo Fu Pan.
6. Dodol dan Gelinak Bangka
Dodol adalah kue khas Melayu Bangka dari campuran bahan gule kabung ( gula aren) dan santan kelapa. Menjadi salah satu kue yang disajikan pada waktu Ko Ngian. Rasa yang manis dan tektur yang lengket memberi harapan akan kehidupan yang lebih baik dan adanya kebersamaan. Kue ini menjadi salah satu bentuk peleburan budaya Tionghoa Bangka dengan kebudayaan setempat khususnya Melayu Bangka.
Gelinak memiliki tekstur mirip dengan dodol, namun memiliki rasa pedas yang berasal dari rempah-rempah.
Ko Ngian dan Masyarat Bangka
Ko Ngian memiliki makna yang berarti bagi masyarakat Bangka pada umumnya yaitu:
- Sebagai kegembiraan
Ko Ngian yang telah menjadi libur nasional, memberikan waktu untuk melupakan rutinitas sesaat, bergembira dan berkumpul dengan keluarga. Yang telah merantau, akan kembali pulang pada saat Ko Ngian. Anak-anak bergembira dengan pakaian baru,fung pao,makan- minum sepuasnya, dan dapat membeli mainan kesukaan.
- Sebagai kebersamaan
Kesempatan saling berkumpul, membuka kesempatan untuk memperbaharui ikatan emosional lewat kegiatan bersama seperti persiapan menyambut Imlek. Kegiatan membuat kue, membersihkan rumah dan menikmati hidangan malam bersama. Khusus masyarakat Bangka, semakin mempererat hubungan antara orang Tionghoa dan suku-suku lain seperti Melayu, Jawa, Sunda, Batak dan lain-lain.Karena sudah menjadi tradisi bersama semua suku di Bangka. Terdapat tradisi mengunjungi dan memberi ucapan selamat. Disajikan pula makanan halal seperti lontong sayur, empek-empek, tekwan dan bakso. Dimana makanan inipun ditemui juga pada Hari Raya Idul Fitri.
- Memperkaya khasanah budaya bangsa.
Perayaan Ko Ngian telah memberikan interaksi sosial yang memperkaya budaya Indonesia seperti tarian khas yaitu Barongsai dan tradisi memberi fung pao. Setiap tahun, Festival Ceria Imlek yang diselenggarakan di Bangka bertujuan untuk melestarikan budaya.
- Meningkatkan interaksi perekonomian
Menjelang perayaan Ko Ngian, sektor konsumsi akan mengalami peningkatan baik barang-barang pangan, sandang maupun papan seperti layaknya hari-hari besar lainnya.
Pepaya matang dari Kramat,
Gua datang kasi selamat.
Panjang umur serta sehat,
Banyak rezeki biarlah dapat…( Tontonan keliling “Gajah Dengkul”)
Khiung Hie Sin Ngian, ngian-ngian jiu fuk hie, jiu fo hie, jiu sun lie…
Tungcheng….tung-tungcheng…tungcheng tungcheng…( Vau-G/www.bapang007.blogspot.com)
Referensi:
1. ^ Rohana, Sita; Tradisi Imlek Di Kota Pangkalpinang; Buku Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional; Tanjung Pinang, 2011.
2. ^ Rika Theo dan Fennie Lie, Kisah Kultur dan Tradisi Tionghoa Bangka, Penerbit Buku Kompas, Jakarta, 2014.
3. ^ Danandjaja, James; Folklor Tionghoa – Sebagai Terapi Penyembuh Amnesia Terhadap Suku Bangsa dan Budaya Tionghoa; Pustaka Utama Grafiiti; Jakarta, 2007.
4. ^ Ko Ngian Bangka Belitung, Bangka Urang Kite Jitjong A.M, bukjam.wordpress.com, diakses tanggal 15 Januari 2016, Jam 21.04 Wib.
5. ^ Fo Thung Pan 火筒粄, Bangka Urang Kite Jitjong A.M, bukjam.wordpress.com, diakses tanggal 15 Februari 2016, Jam 21.09 Wib.
6. ^ Makanan Khas Bangka Belitung – Thiam Pan 印尼客家邦加勿里洞年糕, Bangka Urang Kite Jitjong A.M., bukjam.wordpress.com, diakses tanggal 15 Februari 2016, Jam 21.08 Wib.
7. ^ Kue Khas Bangka Belitung – Bolu Macan 老虎粄, Bangka Urang Kite Jitjong A.M, bukjam.wordpress.com, diakses tanggal 2 Februari 2016, Jam 19.19 Wib.
8. ^ 24 Hal Yang Perlu Dan Tabu Dilakukan Disaat Imlek , Budaya Tionghoa – Forum Budaya & Sejarah Tionghoa, web.budaya-tionghoa.net, diakses tanggal 2 Februari 2016, Jam 19.48 Wib.
9. ^ Lirik Lagu Imlek Gong Xi Gong Xi 恭喜恭喜, Sakkra’s Blog - When Heaven Meets Earth, sakkra.wordpress.com, diakses tanggal 2 Februari 2016, Jam 20.52 Wib.
10. ^ Kongian Di Bangka, Tondi, w3.org, diakses tanggal 2 Februari 2016, Jam 19.44 Wib.
11. ^ Bangka Menjelang Imlek, bisniskeuangan.kompas.com, diakses tanggal 15 Januari 2016, Jam 21.33 Wib.
12. ^ File:Jelinak.jpg, commons.wikimedia.org, diakses tanggal 5 Februari 2016, Jam 13.47 Wib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H