Mohon tunggu...
Vattaya Z
Vattaya Z Mohon Tunggu... Lainnya - A student

Beralih dari akun https://www.kompasiana.com/vattayazahra5908.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Visual "Storytelling", Jurus Jitu Komunikasi

26 April 2019   09:14 Diperbarui: 26 April 2019   09:42 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Byson cave painting from the Niaux Cave, France

Visualisasi merupakan teknologi paling tua sekaligus yang paling baru bagi manusia. 

Tiga puluh dua ribu tahun yang lalu, nenek moyang manusia menggambar di dinding-dinding gua. Mereka menggambar hewan-hewan, dan pada akhirnya menggambar kegiatan manusia pada waktu itu.

Gambaran-gambaran di gua tersebut, mereka gunakan sebagai alat untuk mengingat dan berbagi informasi, sekaligus sebagai alat untuk bercerita, atau visual storytelling. Dua puluh tujuh ribu tahun setelah itu, gambar-gambar di gua tersebut mulai berevolusi menjadi bahasa tulis.

Sekarang, visualisasi berkembang dalam bentuk media sosial, seperti Facebook, YouTube, Pinterest, SnapChat, Tumblr dan Vine.

Apa itu visual storytelling?

Visual storytelling merupakan penggunaan video, gambar, simbol, warna dan kata-kata untuk mengkomunikasikan ide, mengilustrasikan informasi dan mengekspresikan hubungan secara visual. Visual storytelling, secara sederhana, membuat informasi yang rumit menjadi lebih mudah untuk dimengerti.

Infografis, salah satu bentuk visual storytelling yang digunakan oleh tirto.id
Infografis, salah satu bentuk visual storytelling yang digunakan oleh tirto.id

Visual storytelling dapat berupa video, animasi, bagan, grafis, peta, diagram atau timeline. Visual storytelling bukan sebatas desain grafis atau pembuatan film yang memanjakan mata dengan elemen-elemen yang estetis. Namun, visual storytelling menyampaikan, "seberapa banyak?", "kapan?" atau "di mana?", membandingkan elemen atau menguak pola yang tersembunyi.

Teknik-teknik storytelling

Terdapat empat teknik storytelling yang paling populer, yaitu:

Monomyth, adalah struktur cerita yang banyak ditemui di dalam cerita-cerita rakyat, mitos dan cerita-cerita religius. Di dalam monomyth, tokoh utama biasanya diutus untuk menyelesaikan sebuah misi.

The mountain, adalah struktur cerita yang membangun tegangan dan drama. Struktur ini hampir sama dengan series televisi, yang setiap episodenya memiliki klimaks tersendiri yang pada akhirnya menuntun khalayak pada "big finale" di akhir series.

Nested loops, merupakan teknik storytelling dengan menumpangtindihkan tiga atau lebih narasi yang dielaborasi untuk menjelaskan pesan utamanya.

In medias res, merupakan teknik storytelling dengan memulai narasi dari konflik, sebelum memulai kembali ke awal untuk menjelaskan penyebabnya. Teknik storytelling ini baik untuk mencuri perhatian khalayak.

Mengapa visual storytelling penting?

Visualisasi berkembang bukan tanpa alasan. Menurut Albert Mehrabian dalam "Visual Storytelling: A Brief Practical Guide", 93 persen komunikasi manusia adalah visual. Bahkan, konten visual lebih mudah dan cepat untuk diproses otak manusia.

Katy French (https://www.columnfivemedia.com)
Katy French (https://www.columnfivemedia.com)

Gambar yang tepat, tidak sekadar bercerita secara visual, tetapi juga dapat membuat khalayak merasakan emosi, membangkitkan kenangan dan membuat khalayak bertindak berbeda.

Visualisasi tidak hanya memperkuat makna dari sebuah pesan, tetapi juga meningkatkan kredibilitas pesan. Walaupun komunikasi manusia telah ada sejak 30.000 tahun yang lalu, tetapi bahasa tulis merupakan hal yang relatif baru karena baru muncul 7.000 tahun yang lalu.

Oleh karena itu, visual storytelling digunakan untuk menyampaikan pesan secara efektif, baik bagi para pelaku media, iklan, akademisi, bahkan masyarakat awam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun