Monomyth, adalah struktur cerita yang banyak ditemui di dalam cerita-cerita rakyat, mitos dan cerita-cerita religius. Di dalam monomyth, tokoh utama biasanya diutus untuk menyelesaikan sebuah misi.
The mountain, adalah struktur cerita yang membangun tegangan dan drama. Struktur ini hampir sama dengan series televisi, yang setiap episodenya memiliki klimaks tersendiri yang pada akhirnya menuntun khalayak pada "big finale" di akhir series.
Nested loops, merupakan teknik storytelling dengan menumpangtindihkan tiga atau lebih narasi yang dielaborasi untuk menjelaskan pesan utamanya.
In medias res, merupakan teknik storytelling dengan memulai narasi dari konflik, sebelum memulai kembali ke awal untuk menjelaskan penyebabnya. Teknik storytelling ini baik untuk mencuri perhatian khalayak.
Mengapa visual storytelling penting?
Visualisasi berkembang bukan tanpa alasan. Menurut Albert Mehrabian dalam "Visual Storytelling: A Brief Practical Guide", 93 persen komunikasi manusia adalah visual. Bahkan, konten visual lebih mudah dan cepat untuk diproses otak manusia.
Gambar yang tepat, tidak sekadar bercerita secara visual, tetapi juga dapat membuat khalayak merasakan emosi, membangkitkan kenangan dan membuat khalayak bertindak berbeda.
Visualisasi tidak hanya memperkuat makna dari sebuah pesan, tetapi juga meningkatkan kredibilitas pesan. Walaupun komunikasi manusia telah ada sejak 30.000 tahun yang lalu, tetapi bahasa tulis merupakan hal yang relatif baru karena baru muncul 7.000 tahun yang lalu.
Oleh karena itu, visual storytelling digunakan untuk menyampaikan pesan secara efektif, baik bagi para pelaku media, iklan, akademisi, bahkan masyarakat awam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H