sediakan : pucat memendung, lembar masa lalu ,garam kehidupan , beberapa
oz perinduan ,
absurd dimensi , daun kasih ta sesampai , ruam waktu , pedaran memustika sesenyum.
sepikul sesah menampik kisi..
jika beberapa fraze mozart menyediakan uap panci...
bangun pepagian dor dorr...
hitler sarapan dengan sebilah tunku..
seperti sebuah bumbu yg menasak..
menghidang babad keram dalam rumus dialektika..
kutunjuk ia..
rambat reraum pesuna..
sabening memedari hidup..
ketika serbuk yg menggarami ketiak waktu..
menuntun lembar jalan dalam rerimun..
sunya keterikat dalam peparas..
mengalun lelanggam dalam se'sedihan..
aku dan angan..
menari dalam pucat..
memutari tiap pelepah not tuang..
dalam ritmis setetes hujan..
aku adalah kamu..
kamu adalah aku..
menyeret mendung dalam kanvas..
melabur rerinduan yg ketidak sesampaian..
dalam rahmat ruh , jazad..
disematkan cinta..
dalam makhluk..
menafasi yg tersuayangii...
haaaahff...whusss...whuss...
berhembuslah...
memilirlah..
meski kasih ta sesampai..
ta sesampai..
ta sesampai..
ta sesampai..
pada yg semampai..
kabarkanlah wahai seruling..
bahwasanya..
tetaplah sesuayangan..
se'satu satunya..
demikian
hehatur sesuwun.
tanpa nama , label ,..
cause hati ta penah salah menunju hati yg di sesuayanginya..
begitu juga jiwa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI