Mohon tunggu...
vany erdiyanti
vany erdiyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah Mahasiswa Aktif yang kreatif, rajin dan bertanggung jawab. Memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi dan selalu mengutamakan kebenaran yang ingin saya suarakan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kemajuan Perekonoian Indonesia Melalui Fintech P2P Lending

7 Juni 2022   10:44 Diperbarui: 7 Juni 2022   11:01 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Latar Belakang 

Fintech Peer-to-Peer Lending merupakan inovasi pada bidang keuangan dengan memanfaatkan teknologi terkini yang mempermudah pemberi pinjaman dan penerima pinjaman melakukan transaksi pinjaman melalui media internet. Mekanisme transaksi ini dapat dilakukan melalui berbagai macam media seperti aplikasi maupun laman website. 

Keberadaan pinjaman online ini dapat menjadi peluang untuk meningkatkan pendanaan bagi masyarakat khususnya pada usaha mikro, kecil, dan menengah dengan lebih cepat dan lebih mudah. 

Sejauh ini, inovasi keuangan di sektor fintech telah memberikan dampak yang cukup luas bagi perekonomian Indonesia, terutama pada PDB, penyerapan tenaga kerja, pengentasan kemiskinan, ketimpangan dan tingkat konsumsi rumah tangga. Oleh karena itu, INDEF bekerja sebagai lembaga penelitian bekerja sama dengan Asosiasi FinTech Indonesia untuk mempelajari dampak ekonomi FinTech.

Dampak Fintech P2P Lending 

Fintech berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0,45%, memberikan kontribusi terhadap PDB kurang lebih sebesar Rp 60 triliun. 

Dalam hal penyerapan tenaga kerja, FinTech secara langsung maupun tidak langsung memberikan dampak sebanyak 362.000 orang yang kemudian mendorong turunnya angka kemiskinan sebesar 177.000 dan penurunan ketimpangan sebesar 0,01. Di sektor produksi, FinTech berkorelasi positif dengan pertumbuhan subsektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, dengan peningkatan 1.613 orang. 

Sementara itu, di sektor ritel terjadi penambahan hingga 1.848 baik di sektor ritel maupun otomotif. Selain memajukan sektor jasa, FinTech menjadi katalis bagi bidang-bidang produksi seperti pertanian, transportasi dan manufaktur. Mendukung fintech lending untuk sektor produksi yang lebih besar akan mendorong peningkatan multiplier effect pada tenaga kerja. 

Kehadiran FinTech menyebabkan peningkatan di sektor perbankan, termasuk yang terkait dengan escrow account (penitipan dana) dan kolaborasi virtual account di bank umum, sistem pembayaran, dan saluran kredit. Dengan semakin optimalnya kolaborasi FinTech dan bank, bank secara otomatis akan mendapatkan manfaat dari pertumbuhan FinTech. 

Deputi Gubernur Bank Indonesia mengatakan bahwa fintech telah mengambil berbagai inisiatif untuk memitigasi dampak ekonomi dari usaha kecil dan menengah (UMKM). Inisiatif ini melengkapi pedoman khusus Bank Indonesia di masa pandemi. 

"Beberapa Inisiatif program dari 52 fintech yang mendukung UMKM antara lain adalah mengurangi biaya bunga, biaya transfer, tanda tangan digital gratis, diskon, merchant discount rate (MDR) nol persen, memberikan pelatihan UMKM dan fasilitasi pembiayaan," jelas Deputi Gubernur Bank Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun