Mohon tunggu...
yavvanya_
yavvanya_ Mohon Tunggu... Mahasiswa - penulis

“Rasa ingin tahu adalah kualitas terbaik dalam jurnalisme.”

Selanjutnya

Tutup

Horor

Seram! Mary Bell, Remaja 11 Tahun yang Sudah Jadi Pembunuh Berantai

22 September 2024   19:47 Diperbarui: 22 September 2024   19:48 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanggal 11 Mei 1968, Mary dan temannya yang bernama Norma Joyce Bell bermain dengan seorang bocah yang baru berusia 3 tahun. Namun saat mereka sedang bermain, bocah tersebut meninggal akibat terjatuh. Namun karena peristiwa tersebut dianggap sebagai ketidaksengajaan, Mary dan temannya dianggap tidak bersalah.

 

kumparan.com
kumparan.com
Keesokan harinya, Mary kembali terlibat masalah setelah ia diadukan ke polisi oleh ibu 3 orang anak. Ibu tersebut menuduh kalau Mary sudah menyerang dan mencekik anak-anaknya. Usai menerima laporan, Mary sempat ditangkap dan diinterogasi oleh petugas, namun Mary kemudian dilepas begitu saja usai dinasihati. 

Namun Mary nyatanya masih belum jera. Hanya berselang beberapa hari kemudian, Mary lagi-lagi terjerumus ke dalam masalah. Tidak tanggung-tanggung, ia mencekik seorang bocah 4 tahun yang bernama Martin Brown hingga tewas. 

Setelah melakukan pembunuhan pertamanya, Mary ternyata masih belum mau berhenti. Pada tanggal 31 Juli, seorang bocah 3 tahun yang bernama Brian Howe menghilang dan tidak pernah kembali ke rumahnya. 

Saat polisi melakukan penyelidikan, polisi menemukan kalau Brian sudah berada dalam kondisi tak bernyawa di bawah tumpukan beton. Brian diketahui meninggal akibat dicekik hingga tewas. Lebih ngerinya lagi, polisi juga menemukan adanya luka-luka sayatan pada perut dan kaki Brian.

Dengan menganalisa tingkat kedalaman luka pada perut Brian, polisi menduga kalau Brian dilukai dan dibunuh oleh pelaku yang masih berusia anak-anak. Polisi pun lantas melakukan penyelidikan kepada bocah-bocah yang ada di daerah setempat.

Terungkapnya Kedok Mary Sebagai Pembunuh Interogasi Mary dan Norma, polisi langsung menaruh kecurigaan pada mereka berdua. Pasalnya saat diminta memberikan keterangan mengenai di manakah keduanya pada waktu yang bersamaan dengan waktu meninggalnya Brian, keduanya memberikan keterangan yang saling bertolak belakang. Kesaksian dari orang-orang sekitar kalau Mary memiliki perilaku yang kasar hanya membuat polisi merasa semakin curiga. 

Dengan menimbang bukti-bukti yang ada, polisi lantas menyimpulkan kalau Mary dan Norma adalah pelaku pembunuhan Brian. Polisi juga berhasil menemukan kalau Mary adalah pelaku pembunuhan Martin beberapa hari sebelumnya.

Saat kabar tersebut beredar, rakyat Inggris langsung dilanda kegemparan. Pasalnya mereka tidak pernah menyangka kalau gadis belia seperti Mary bisa melakukan pembunuhan sesadis ini. Wartawan beramai-ramai mencoba mengorek informasi sebanyak mungkin mengenai kehidupan pribadi Mary. Seolah-olah ingin memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, Elizabeth selaku ibu kandung Mary malah menggunakan momen ini untuk kepentingan dirinya. Dengan iming-iming imbalan uang dari wartawan, Elizabeth merilis aneka macam cerita mengenai kehidupan pribadi Mary.

Mengenai Mary sendiri, pakar kejiwaan yang memeriksa Mary menyimpulkan kalau gadis tersebut menunjukkan gejala-gejala psikopat. Jika Mary dibiarkan melenggang bebas karena dianggap masih belum cukup umur, Mary dikhawatirkan bakal mengulangi tindakan serupa kepada anak-anak lainnya.  

Mary disekap di penjara Red Bank, St. Helens, Lancashire. Pada tahun 1977, Mary sempat kembali menyita perhatian saat ia berhasil melarikan diri dari penjara. Namun ia berhasil ditangkap tak lama kemudian dan harus melanjutkan masa hukumannya dengan pengawasan yang lebih ketat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun