Berikut hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam membuat penulisan :
- Penulisan cerita dalam multimedia, perlu adanya storytelling. Agar sebuah tulisan bisa maksimal, pastikan lengkap dan menyertakan sebuah pengalaman yang nyata dan hindari pengulangan dalam bentuk media lainnya.
- Manfaatkan komunikasi visual agar pembaca memiliki daya tarik untuk membaca.
- Memilih dan menggunakan kata yang sederhana, tidak perlu tulisan yang panjang dan ribet, karena pembaca akan merasa bosan.
- Karena kemudahan tekonologi, siapapun bisa memilih bagian mana yang ingin diakses. Kekurangannya yaitu pembaca akan melewati hal yang ternyata penting tapi tidak dianggap penting oleh pembaca. Maka dari itu multimedia menawarkan cerita dari segi paralel, berlapis tapi tidak berlebih.
Mengingat bahwa anak muda memiliki minat yang rendah untuk membaca, maka memang sangat disarankan jika menggunakan pendukung visual.
Namun perlu adanya ajakkan secara visual bisa melalui foto, video, poster infografis yang secara tidak langsung akan mengajak anak muda untuk tetap membaca. Bukan berarti antar media memaparkan kesamaan informasi.
Maksudnya yaitu, antar media seperti artikel tulisan, video, foto, infografis harus saling melengkapi. Agar memunculkan niat pembaca untuk memiliki informasi yang lengkap.
Seperti halnya yang dirasakan penulis, penulis merasa akan cepat bosan ketika hanya menonton saja. Padahal menonton video atau film merupakan media yang dianggap mudah dipahami dan terima oleh masyarakat luas, karena dianggap efisien.
Namun nyatanya, penulis sangat menyukai untuk mendegarkan sebuah cerita. Maka dari itu, penulis menyukai konten-konten dengan menggunakan media audio seperti podcast.
Selain mendengarkan konten audio, penulis juga sangat menyukai hal-hal yang berkaitan dengan fotografi. Menurut penulis, sebuah karya foto juga memiliki kekuatan lebih.
Walaupun teknologi sangat mendukung bagi dunia jurnalisme, namun ada hal yang dirasa disayangkan. Berkaitan dengan kebebasan pers, siapa yang merasa bahwa media masih harus tunduk dengan penguasa.
Kebebasan pers menjadi faktor pendukung adanya kemajuan jurnalisme. Bayang-bayang teror ketika bekerja menjadi seorang jurnalis sangat banyak.
Apalagi ketika seorang jurnalis harus berhadapan dengan tokoh yang memiliki kekuasaan lebih. Bisa dibilang potensi kasus hilangnya jurnalis bisa terulang lagi.
Selain itu, apapun bentuk perkembangannya jangan sampai kita dibatasi oleh teknologi. Jangan merasa bahwa apapun teknologi yang dipunya akan merasa kalah dengan orang lain.