Hai readers, pada kesempatan kali ini penulis ingin membahas mengenai film yang berjudul "Inside Out 2015". Membahas film "Inside Out", kita akan belajar bahwa pentingnya kita dalam mengekspresikan emosi kita, tidak baik jika kita menutupi emosi yang seharusnya kita keluarkan agar tidak menganggu keseimbangan.
A.Implikasi Sosial
Film "Inside Out" 2015 merupakan film yang berangkat dari kebingungan sang sutradara ketika beliau menghadapi adanya perubahan dari emosi sang putri yang berumur 11 tahun, yang pada awalnya si anak memiliki kepribadian yang ceria namun seiring berjalannya waktu berubah menjadi pendiam. Tentu saja masalah ini tidak hanya dihadapi oleh satu atau dua orang tua saja, namun seluruh orang tua akan kesusahan ketika menghadapi perubahan emosi dari sang anak.
Peter Docter dibantu dengan beberapa ilmuwan psikologi seperti Dacher Keltner yang berasal dari Universitas California, Berkeley menggaprap selama kurang lebih 6 tahun. 3.5 tahun digunakan untuk membentuk konsep dari ide cerita dan 2 tahun adalah waktu pembuatan proyek.
Tidak mudah untuk bisa membuat sebuah film terutama animasi dengan mengangkat isu psikologi. Apalagi melihat setiap detail dari karakter yang mewakili dari simbol emosi.
Setelah film Inside Out dirilis, banyak pujian yang diberikan kepada sang sutradara yaitu Pete Docte, dari tokoh para ilmuwan psikologis yang memberikan kritikan positif hingga masyarakat juga memberikan respon yang baik. Karya ini juga mendapat beberapa penghargaan dan masuk ke dalam nominasi.
B.Paradigma
Masuk ke paradigma fenomenologi yang menjadikan sebuah pengalaman manusia sebagai pembelajaran hidup. Memberikan setiap pengalaman sebagai makna yang sesua dengan dialami.
Seperti yang ada di dalam film Inside Out, setiap karakter yang dibuat oleh sang sutradara menggambarkan emosi yang tumbuh di dalam kepribadian si anak. Seperti kelima wujud emosi dalam film ini yaitu Joy, Fear, Anger, Sadness, dan Disgust.
Â
Dari kelima wujud emosi dan karakter dari Riley sendiri merupakan representasi dari si putri dari Pete. Menjadikan pengalamannya bersama sang putri yang kemudian dieksplorasi bersama ahlinya membuat film memiliki nilai tambah dalam segi edukasi.Bahkan dari segi fisik si tokoh Riley dikonsep mirip dengan puteri Pete sendiri. Menunjukkan bagaimana pengalaman yang dialami oleh putri Pete ada di dalam film tersebut.
C.Genre
Lanjut membahas genre, film Inside Out bergenre film animasi anak. Tidak hanya animasi saja, namun karena penyajiannya yang menceritakan petualangan  dan fantasi, bagaimana Joy dan Sadness dalam memperbaiki keadaan akibat dengan tidak sengaja memori inti dari Riley kesedot menuju ke penyimpanan memori jangka panjang.
Dari situlah perjalanan petualangan dari Joy dan Sadness dimulai, bagaimana mereka berjuang agar dapat kembali ke otak Riley. Selama perjalanan mereka bertemu juga dengan salah satu karakter imajinasi dari Riley yaitu bernama Bing Bong.
D.Konsumsi
Film ini dapat dikonsumsi oleh semua umur karena animasi dan juga tokoh utamanya yaitu seorang anak perempuan. Terutama dikhususkan untuk orang tua yang memiliki anak masih di bawah umur.
Sangat penting bagi orang tua untuk bisa melihat dan memahami perubahan emosi si anak pada masa pertumbuhan. Terutama pada saat transisi perpindahan ke tempat dan suasana baru.
Tidak perlu jauh sampai pindah kota, kita bisa melihat perubahan emosi anak pada saat berpindah sekolah. Atau mungkin pada saat anak memasukki ke level lebih tinggi dari SD ke SMP, kita bisa melihat bagaimana sang anak bertahan dan berdaptasi ke sekolah baru.
Selain itu, alasan mengapa film ini dapat dikonsumsi oleh anak dibawah umur karena film animasi  kartun yang menyajikan fantasi serta petualangan. Tentu saja akan sangat menarik dan mudah untuk dipahami akibat melihat satu masalah dari sisi di dalam otak Riley.
E.Psikoanalisis
Pembahasan terakhir yaitu melihat film Inside Out dari sisi psikoanalisis. Psikoanalisis sendiri merupakan konsep atau aliran psikologi yang dicetuskan oleh Sigmun Freud yang berfokus pada kepribadian manusia terutama yang dipengaruhi oleh faktor internal seperti emosi dan motivasi.
Kemudian alasan mengapa psikoanalisis bisa digunakan dalam karya sastra karena isu yang diangkat dari sebuah karya yaitu berasal dari pengalaman yang diolah oleh penulis atau seniman. Kata lainnya yaitu hasil sebuah sastra merupakan bentuk cerminan dari si seniman.
Seperti yang sudah dibahas oleh penulis, bahwa film Inside Out berangkat dari kebingungan Pete dalam mengamati perkembangan emosi sang anak. Berawal dari anak yang ceria, seiring bertambahnya usia si anak menjadi semakin pendiam.
Salah satu momen yang bisa dilihat dari kacamata psikoanalisis dan psikologi yaitu pada karakter si Riley yang didominasi oleh keceriaan atau Joy sejak kecil, sehingga apapun itu bentuk memori inti dari Riley adalah bentuk kebahagiaan. Tidak adanya keseimbangan emosi yang berkembang seperti rasa sedih, marah, takut, serta jijik.
Hingga tiba saatnya Riley dan sekeluarga pindah ke kota San Fransisco, di mana Riley harus mulai untuk adaptasi dari awal dengan kota baru dan lingkungan teman-teman baru. Emosi sadness mulai tidak terkontrol, sehingga timbul konflik antara Joy yang ingin membuat segalanya baik-baik saja namun dari segi emosi sadness Riley merasa tidak nyaman dan tidak rela untuk pindah meninggalkan kota kenangannya.
Terlihat rasa ego secara sadar Riley ingin menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja di depan orang tuanya, namun pada saat ia tidak berada di depan orang tuanya, emosi secara tidak langsung dari sadness menunjukkan bahwa dirinya tidak nyaman dengan menunjukkan tokoh sadness mulai tidak terkontrol.
Begitu juga pada realitanya, ketika seseorang ingin menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja, justru seseorang tersebut semakin terpuruk. Akibat terlalu memendam perasaan.
Sampai di mana Riley kembali ke rumah dengan perasaan sedih, disitulah Joy sadar  bahwa sepenuhnya semua masalah tidak bisa selalu dihadapi dengan rasa bahagia. Kita perlu untuk meluapkan rasa sedih untuk membuat keseimbangan di dalam otak.
Selain itu, dari kelima emosi tersebut, di dalam adegan diperlihatkan ada 5 jenis pulau kepribadian yang menunjukkan identitas yang ada di diri Riley. Pulau orang tua, kejujuran, hockey, persahabatan dan kegembiraan, semua itu terbentuk atas emosi yang membentuk identitas seseorang.
Dari kelima pulau itu, semua itu terbentuk dari emosi. Hingga dari kelima pulau tersebut menjadi satu dan berkembang seiring bertambahnya usia dan melalui banyaknya permasalahan yang membuat Riley berkembang memasuki proses pendewasaan.
Tentu saja kejadian yang dialami Riley pasti dialami oleh semua orang, bagaimana seseorang memahami emosi di dalam diri sendiri, bagaimana agar bisa mengendalikan. Terutama semua itu juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Penting agar kita dapat bisa mengontrol emosi, agar tidak terjadi emosi yang meledak pada saat titik di mana kita tidak dapat dikendalikan oleh diri sendiri.
Refrensi :
Oktafiyani, Elve. 2008 . Pendekatan Psikoanalisis Terhadap Film Master and Commander. Diakses melalui : http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/al-turats/article/view/4258/3017Â
Id.bookmyshow.com . (2016, 26 Febuari). Fakta Menarik Tentang Film Inside Out . Diakses melalui : https://id.bookmyshow.com/blog-hiburan/fakta-menarik-tentang-film-inside-out/
Fimela.com . (2015, 19 Agustus). Perlu Waktu 6 Tahun Membuat Film Animasi Inside Out. Diakses Melalui : https://www.fimela.com/news-entertainment/read/2296486/perlu-waktu-6-tahun-membuat-film-animasi-inside-out
Mommiesdaily.com (2015, 20 Agustus) . Pesan Di Balik Film Inside Out . Diakses melalui : https://mommiesdaily.com/2015/08/20/film-inside-ajarkan-si-kecil-mengenali-perasaan/ Rakhmat, Jalaluddin. 2019 . Psikologi Komunikasi . Remaja Rosda Karya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H