Mohon tunggu...
Vania Salsa
Vania Salsa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa dalam perjalanan menuju S1 Ilmu Komunikasi yang mau bisa nulis katanya, doakan ya.

Selanjutnya

Tutup

Book

[Novel Review: "Amelia"] Kisah Anak Bungsu yang Kuat, Karya Tere Liye

17 Oktober 2023   22:39 Diperbarui: 17 Oktober 2023   22:45 739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bandung - (17/10/2023) Tere Liye, salah satu novelis ternama di Indonesia mengajak para pembacanya untuk merasakan sudut pandang sebagai seorang anak bungsu melalui karyanya yang berjudul "Amelia". Buku Amelia yang terbit pada tahun 2013 merupakan buku yang menjadi bagian dari Serial Anak-Anak Mamak. Serial Anak-Anak Mamak sendiri menceritakan tentang kehidupan sebuah keluarga di suatu pedalaman daerah Sumatra yang memiliki 4 orang anak, yaitu Eliana, Pukat, Burlian, dan Amelia.

Identitas Buku

Penulis: Tere Liye

Penerbit: Republika

Jumlah Halaman: 392 Halaman

Tahun Terbit: 2013

Tentang Serial Anak-anak Mamak

”Selamat datang di dunia Anak-anak Mamak. Dunia yang tidak pernah kalian bayangkan sebelumnya. Di mana rasa ingin tahu dan proses belajar menyatu dengan kepolosan, kenakalan, hingga isengnya dunia anak-anak. Siapa tidak tahu si sulung Eliana?! Di sekolah, di kampung, di Kota Kecamatan, bahkan Pejabat Kota Kabupaten, semua mengenal 'Eli si Pemberani'. Maka, jangan pernah coba-coba membuatnya marah. Anak Mamak nomor dua adalah ‘Pukat si Jenius’. Kelak semua orang akan tahu betapa pintarnya Pukat; calon profesor, penemu hebat, demikian Pak Bin — guru sekolahnya — membanggakannya. Yang ketiga adalah anak paling jahil sedunia, Burlian. Ia ‘Anak Spesial’. Tak ada seorang pun yang menandingi keteguhan hatinya. Amelia, si bungsu yang paling disayang. Ia sebal jika diledek hanya akan menjadi 'Penunggu Rumah'. Kelak, ia tahu sejauh apa pun ia pergi, takdir akan membawanya kembali. Bapak dan Mamak mereka sungguh telah mewariskan sifat-sifat baik pada keempatnya. Di tengah kesederhanaan dan keterbatasan, tersemat kasih sayang keluarga dan pengorbanan. Sebuah pemahaman baik atas kehidupan yang akan terus melekat hingga mereka tumbuh dewasa.

Serial Anak-anak diawali dengan perilisan novel dengan judul 'Burlian' pada tahun 2009, kemudian Tere Liye kembali merilis novel dengan judul 'Pukat' pada 2010 dan 'Eliana' pada tahun 2011. Lebih lama dibandingkan buku-buku sebelumnya, novel 'Amelia' terbit 3 tahun setelah perilisan novel 'Eliana', yakni pada tahun 2013. Lalu pada tahun 2018, Tere Liye menulis kembali novel Serial Anak-anak Mamak dengan perubahan judul baru serta mengganti nama serial menjadi Serial "Anak Nusantara" yang terdiri dari 8 buku. Novel Burlian berganti judul menjadi 'Si Anak Spesial', novel 'Pukat' berganti nama menjadi 'Si Anak Pintar', novel 'Eliana' berganti judul menjadi 'Si Anak Pemberani', sementara novel 'Amelia' berganti judul menjadi "Si Anak Kuat". Serial Anak Nusantara kemudian dilanjutkan dengan perilisan 4 buku lainnya, yakni "Si Anak Cahaya" (2018), "Si Anak Badai" (2019), Si Anak Pelangi (2021), dan Si Anak Savana (2022).

Sinopsis Buku

Novel Amelia mengisahkan tentang Amelia, seorang anak bungsu dari 4 bersaudara dengan segala konfliknya. Biasanya, anak bungsu dikenal dengan anak yang paling disayang, manja, dan cengeng. Namun, Tere Liye menggambarkan sosok Amelia yang cukup berbanding terbalik dengan pandagan tersebut, ia menggambarkan Amelia sebagai anak yang memiliki mimpi sangat besar dan tidak mudah menyerah. 

Cerita berawal dari Amelia, atau yang biasa disebut Amel, merasa kesal dengan kakak pertamanya, Eliana. Amelia sering sekali diatur-atur dan dimarahi oleh Eliana, disuruh untuk menyapu, mencuci, dan mengerjakan kegiatan rumah lainnya yang bahkan seharusnya dilakukan oleh kedua kakaknya yang lain.  Sementara kakak kedua dan ketiganya, Pukat dan Burlian, selalu bermain dan diberi kewajaran apabila tidak melakukan tugas rumah. Akibatnya, Amelia tidak suka menjadi anak bungsu dan selalu ingin berada di posisi Kak Eli sebagai anak pertama karena bisa membentak dan mengatur. Burlian juga sering mengejeknya dengan julukan ‘Penunggu Rumah’, setiap kali ia ingin ikut bermain, Burlian selalu menyuruhnya untuk tidak ikut dan mengejeknya dengan julukan tersebut. 

Selain itu, Amelia memiliki konflik lain dimana ia perlu mengubah watak teman sekelasnya, Chuck Norris. Chuck Norris digambarkan sebagai seorang anak yang sulit diatur dan merasa paling berkuasa. Dengan sabar, Amelia pun berusaha untuk mendekati Chuck Norris dengan mengajaknya untuk mengerjakan PR, hingga bermain. Amelia kerap mendapat penolakan dan merasa kesal, namun setelah mengetahui latar belakang Chuck Norris,  Amelia tidak menyerah dan terus berusaha untuk mengubah Chuck Norris. 

Kisah kemudian berlanjut dimana Amelia bersama ketiga temannya, Maya, Norris, dan Tambusai, memiliki cita-cita untuk untuk mengubah bibit kopi yang selama ini digunakan sebagai bibit unggul, akan menghasilkan panen berlipat ganda dan bermanfaat untuk orang-orang di kampungnya. Sadar akan kemampuan mereka yang masih terbatas, kisah perjuangan mereka pun dibantu oleh Paman Unus. Namun, apakah Amelia dan teman-temannya akan berhasil dalam mewujudkan rencana besar mereka?

Ulasan Novel

Novel Amelia mengajak para pembacanya untuk memiliki sudut pandang sebagai seorang anak bungsu dan menyadarkan pembaca bahwa tidak selamanya menjadi anak bungsu merupakan suatu hal yang mudah. Novel ini seolah memberi isyarat bahwa tidak semua anak bungsu sesuai dengan stereotype masyarakat yang dikenal sebagai anak manja yang paling disayang. Dengan kalimat yang terdapat pada novel "Kau anak bungsu, Amel. Sejauh apa pun kau pergi, tetap akan 'menunggu rumah', tidak bisa kemana-mana" seolah menyatakan bahwa seorang anak bungsu tidak ditakdirkan untuk mengejar mimpinya sejauh yang ia bisa.

Namun, novel ini memberi pesan motivasi bahwa dalam proses mewujudkan mimpi, masalah-masalah yang terjadi bukanlah penghalang melainkan hanya sebagai penghambat. Ketika seseorang telah memiliki mimpi dan tekad yang bulat, maka semua akan mungkin untuk terwujud. Selain itu, sikap Amelia yang kembali mensejahterakan kampungnya setelah berhasil mengejar cita-citanya juga memberi pesan bahwa sejauh apapun kita mengejar mimpi ke negeri orang lain, kita harus tetap ingat untuk pulang ke kampung halaman yang bagaimanapun merupakan rumah bagi kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun