Mohon tunggu...
Vani Diana
Vani Diana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Rahma

30 April 2019   23:57 Diperbarui: 1 Mei 2019   00:11 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Rahma...,"

"Tapi aku tidak sedih, kok," Rahma tersenyum. "Aku masih ingin terus berdoa kepada Allah. Entah sampai kapan, namun selama masih ada kesempatan, aku akan terus berdoa. Aku merasa, dengan mencintainya hatiku menjadi semakin dekat dengan Allah... dan aku sungguh bersyukur atas hal tersebut."

Arfi merekam binar di kedua mata Rahma dalam hatinya sendiri yang bergemuruh. Sungguh, ia sangat ingin berkata yang sejujurnya pada sahabatnya tersebut, namun tidak tega karena sinar di kedua mata itu bercahaya dengan demikian tulusnya.

Kabar Rahma mengungkapkan isi hatinya pada Gilang akhirnya tercium kedua orangtuanya. Segera saja ia disidang di depan seluruh anggota keluarganya. Ibunya menangis. Ayahnya marah karena menurutnya Rahma telah melakukan hal yang memalukan. Rahma sendiri tidak berkutik, hanya diam sambil terus berzikir.

Karena tidak mendapat respon yang diharapkan, Ayah dan Ibu akhirnya hilang kesabaran. Sejak saat itu, keduanya silih semakin gencar mendatangkan calon demi calon yang terus-menerus ditolak oleh Rahma.

"Aku sudah salat istikharah, Fi, tapi hatiku belum mantap." Isak Rahma di bahu Arfi, satu pagi setelah Rahma menolak calon ke tujuh sehari sebelumnya. "Aku juga tidak mengerti kenapa... padahal aku sudah tidak memikirkan Gilang lagi...."

Hingga beberapa hari silam, Rahma tiba di kantor dengan wajah sangat kusut. Sepanjang hari, gadis itu banyak terlihat melamun dan tidak gembira seperti biasanya.

Dari mejanya, Arfi menerka-nerka apa yang telah dialami Rahma di rumah. namun, belum juga sempat menanyakan lebih lanjut, sebuah kabar mengejutkan datang ke handphonenya.

Sore harinya sepulang kerja, sebuah pesan dari Rahma datang. Gadis itu mengabarkan bahwa ia kini tengah dirawat di rumah sakit. Kecelakaan saat hendak menyebrang jalan menjadi penyebabnya. Sebuah sepeda motor menabrak tanpa sengaja hingga Rahma jatuh membentur trotoar dan pingsan. Keruan saja, Arfi bergegas menengok sahabatnya itu.

***

"Tulang kakiku patah. Dahiku dijahit tujuh jahitan," jawab Rahma menjelaskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun