Hammer (1989) – mengutip perumpamaan Wilbur Schramm (1982) – menggambarkan bahwa lapangan studi komunikasi itu ibarat oasis, dan studi komunikasi antarbudaya itu dibentuk oleh ilmi-ilmu tentang kemanusiaan yang seolah nomadic lalu bertemu disebuah oase. Oleh karena itu sebagian besar pemahaman tentang komunikasi antarbudaya bersumber dari ilmu-ilmu tersebut sebagaimana terlihat dalam beberapa definisi berikut ini :
1. Andrea L. Rich dan Dennis M. Ogawa dalam buku Larry A. Samovar dan Richard E. Porter Intelcultural Communication, A Reader – komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda kebudayaan, misalnya antar suku bangsa, antar etnik dan ras, antar kelas social. (Samovar dan Porter, 1976: 25).
2. Samovar dan Porter juga mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya terjadi di antara produser pesan dan penerima pesan yang latar belakang kebudayaannya berbeda. (Samovar dan Porter, 1976: 4)
3. Charley H. Dood mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya meliputi komunikasi yang melibatkan peserta komunikasi yang mewakili pribadi, antarpribadi, dan kelompok, dengan tekanan pada perbedaan latar belakang kebudayaan yang mempengaruhi perilaku komunikasi para peserta. (Dood, 1991 : 5).
4. Komunikasi antarbudaya adalah suatu proses komunikasi simbolik, interpretative, transaksional, kontektual yang dilakukan oleh sejumlah orang – yang karena memiliki perbedaan derajat kepentingan tertentu – memberikan interprestasi dan harapan secara berbeda terhadap apa yang disampaikan dalam bentuk perilaku tertentu sebagai makna yang dipertukarkan. (Lustig dan Koester Intercultural Communication Competence, 1993).
5. Intercultural communication yang disingkat “ICC”, mengartikan komunikasi antarbudaya merupakan interaksi antarpribadi antara seorang anggota dengan kelompok yang berbeda kebudayaan.
6. Guo-Ming Chen dan William J. Starosta mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya adalah proses negosiasi atau pertukaran system simbolik yang membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok. Selanjutnya komunikasi antarbudaya itu dilakukan :
(1) dengan negosiasi untuk melibatkan manusia di dalam pertemuan antarbudaya yang membahas satu tema (penyampaian tema melalui symbol) yang sedang dipertentangkan. Symbol tidak sendirinya mempunyai makna tetatpi dia dapat berarti ke dalam satu konteks, dan makna-makna itu dinegosiasikan atau diperjuangkan;
(2) melalui pertukaran system symbol yang tergantung dari persetujuan antarsubjek yang terlibat dalam komuniksi, sebuah keputusan dibuat untuk berpartisipasi dalam proses pemberian makna yang sama;
(3) sebagai pembimbing perilaku budaya yang tidak terprogram namun bermanfaat karena mempunyai pengaruh terhadap perilaku kita;
(4) menunjukkan fungsi sebuah kelompok sehingga kita dapat membedakan diri dari kelompok lain dan mengidentifikasinya dengan berbagai cara